Senin, 24 Oktober 2011

Menghadirkan Alloh dalam Hati



Menghadirkan Alloh dalam Hati

Sumber:http://wwwahamid.blogspot.com/2011/09/menghadirkan-alloh-dalam-hati.html

============================
Langit tak dapat menampung-Ku,
bumipun tidak dapat memuat-Ku,
begitupula ruang di antara keduanya.
Hanya hati orang berimanlah
yang dapat meliputi-Ku.
(Hadis Qudsi)


Imam al-Ghazali, dalam Ihya' Ulumiddin, menuturkan bahwa suatu hari Imam 'Ali Zain al-'Abidin berwudu hendak salat. Tubuhnya bergetar. Orang-orang bertanya, “Apa yang menimpa Anda?" Imam menjawab, "Engkau tidak tahu di hadapan siapa sebentar lagi aku akan berdiri." Hatinya dipenuhi rasa takut yang luar biasa karena ia akan mene-mui Allah Swt. di dalam salatnya. Wajahnya menjadi pucat pasi dan hatinya berguncang keras.

Dalam kitab Futuhat Makkiyyah, karya Ibn 'Arabi, juga diceritakan pelbagai kisah tentang orang yang khusyuk. Salah satunya adalah kisah tentang seorang pemuda belia yang mempelajari tasawuf pada gurunya.




“Pada suatu pagi, pemuda itu menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi la berkata, "Semalam aku khatamkan Alquran dalam salat malamku." Gurunya berkomentar, "Bagus. Kalau begitu, aku sarankan nanti malam bacalah Alquran dan hadirkan seakan-akan aku berada di hadapanmu dan mendengarkan bacaanmu." Esok harinya, pemuda itu mengeluh, "Ya Ustad, tadi malam aku tidak sanggup menyelesaikan Alquran lebih dari setengahnya." Gurunya menjawab, "Kalau begi¬tu, nanti malam bacalah Alquran dan hadirkan di hadapan¬mu para sahabat Nabi yang mendengarkan Alquran itu langsung dari Rasulullah saw." Keesokan harinya, pemuda itu berkata, "Ya Ustad, semalam aku tak sanggup menye¬lesaikan lebih dari sepertiga Alquran."

"Nanti malam," kata gurunya, "bacalah Alquran dengan menghadirkan Rasu¬lullah saw. di hadapanmu, yang kepadanya Alquran itu diturunkan." Esok paginya pemuda itu bercerita, "Tadi malam aku hanya bisa menyelesaikan satu juz saja. Itu pun dengan susah payah." Sang guru kembali berkata, "Nanti malam, bacalah Alquran itu dengan menghadirkan Jibril a.s., yang diutus Tuhan untuk menyampaikan Al¬quran kepada Rasulullah saw."

Esoknya pemuda itu ber¬cerita bahwa ia tidak sanggup menyelesaikan satu juz pun dari Alquran. Gurunya lalu berkata, "Nanti kalau membaca Alquran, hadirkan Allah Swt. di hadapanmu. Karena se-betulnya yang mendengar bacaan Alquran itu adalah Allah Swt. Dialah yang menurunkan bacaan kepadamu."

Esok harinya, pemuda itu jatuh sakit. Ketika gurunya bertanya, "Apa yang terjadi?" Anak muda itu menjawab, "Aku tidak bisa menyelesaikan bahkan al-Fatihah sekalipun. Ketika hendak kuucapkan iyydka na'budu, wa iyydka nasta'in, lidahku kelu. Bibirku tak sanggup melafalkannya, karena aku tahu hatiku tengah berdusta. Dalam mulut, kuucap¬kan, Tuhan, kepada-Mu aku beribadah,' tapi dalam hatiku aku tahu aku sering memperhatikan selain Dia. Ucapan itu tidak mau keluar dari lidahku. Sampai terbit fajar, aku tak bisa menyelesaikan iyydka na'budu wa iyydka nasta¬'in" Tiga hari kemudian, anak muda itu meninggal dunia.

Sebetulnya yang diceritakan oleh guru tadi kepada muridnya adalah cara memperoleh hati yang khusyuk. Hati yang khusyuk adalah hati yang sanggup menghadirkan Allah SWT dihadapan kita. Hal itu membutuhkan olah rohani (ryadhoh) terlebih dahulu. Maka , dapat dipahami mengapa didalam tarekat, seseorang harus menghadirkan guru didalam doa-doa kita.
Hal itu sebenarnya sebuah latihan dan jalan karena sangatlah sulit bagi kita untuk menghadirkan Allah SWT.

Komentar NON-MUSLIM TENTANG NABI SAW


Komentar NON-MUSLIM TENTANG NABI MUHAMMAD S.A.W.
APA KATA NON-MUSLIM TENTANG NABI MUHAMMAD S.A.W.

=================================

Sumber: http://wwwahamid.blogspot.com/2011/03/komentar-non-muslim-tentang-nabi.html

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi…
(QS 33 al-Ahzab:40)

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi…
(QS 33 al-Ahzab:40)

Ya Allah, curahkan
Ya Allah, curahkan shalawat atas junjungan kami Muhammad dan keluaganya.

Berikut ini adalah kumpulan cuplikan pendek dari berbagai tokoh terkemuka non-Muslim dari kalangan sarjana, penulis, filosof, penyair, politisi, dan aktifis di dunia Timur dan Barat. Perlu diketahui bahwa, tak seorang pun di antara mereka yang kemudian menjadi Muslim. Karena itu, kalimat-kalimat yang dicuplik di bawah ini merefleksikan pandangan pribadi mereka atas berbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.

Michael H. Hart (1932- )William Montgomery Watt (1909-
Profesor astronomi, fisika dan sejarah sains
“Pilihan saya menempatkan Muhammad di urutan teratas dalam daftar orang-orang yang paling berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan para pembaca dan dipertanyakan oleh banyak orang, tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil dalam dua tataran sekaligus, agama (ukhrawi) dan sekular (duniawi).”
[The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, h. 33])

Profesor (Emeritus) Studi Bahasa Arab dan IslaProfesorm di University of Edinburgh
“Kerelaannya dalam mengalami penganiayaan demi keyakinannya, ketinggian akhlak orang-orang yang mempercayainya dan menghormatinya sebagai pemimpin, dan kegemilangan prestasi puncaknya —semua itu membuktikan ketulusan hatinya yang sempurna. Tetapi kenyataannya, tak seorang tokoh besar pun dalam sejarah yang sangat kurang dihargai di dunia Barat seperti Muhammad. Menganggap Muhammad sebagai seorang penipu akan menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang memecahkannya.”
[Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, h. 52]

Alphonse de Lamartine (1790-1869)
Penyair dan negarawan Prancis
“Filosof, orator, utusan Tuhan, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk pikiran, pembaru dogma-dogma rasional dan penyembahan kepada Tuhan yang tak terperikan; pendiri dua puluh kerajaan bumi dan satu kerajaan langit, dialah Muhammad. Berkaitan dengan semua norma yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia yang lebih besar daripada dia?”
[Histoire De La Turquie, Paris, 1854, vol. II, h. 276-277]

Reverend Bosworth Smith (1794-1884)
Mantan pengawas Trinity College, Oxford
“… Dia Caesar sekaligus Paus; tetapi dia adalah Paus tanpa pangkat Paus dan Caesar tanpa pasukan Caesar. Tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika pernah ada manusia yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh Tuhan Yang Maha Benar, dialah Muhammad; karena dia memiliki semua kekuasaan tanpa peralatan dan pendukung untuk itu.”
[Mohammed and Mohammedanism, London, 1874, p. 235]

Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948)
Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India
“…. Saya semakin yakin bahwa bukanlah pedang yang menaklukkan sebuah daerah bagi Islam untuk hidup pada zaman itu. Kesederhanaan yang teguh, nabi yang sama sekali tidak menonjolkan-diri, kesetiaannya yang luar biasa kepada janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan kepada misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.”
[Young India (majalah), 1928, Volume X]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan Inggris terbesar di zamannya
“Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak tanpa pukulan pedang.”
[History Of The Saracen Empire, London, 1870]

John William Draper (1811-1882)
Ilmuwan, filosof, dan sejarawan Amerika
“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab, lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia… Muhammad.”
[A History of the Intellectual Development of Europe, London, 1875, vol.1, h. 329-330]

David George Hogarth (1862-1927)
Ahli arkeologi Inggris, penulis, dan pengurus Museum Ashmolean, Oxford
“Tindak-tanduk kesehariannya, yang serius ataupun yang sepele, menjadi hukum yang ditaati dan ditiru secara sadar oleh jutaan orang masa kini. Tak seorang pun diperhatikan oleh golongan umat manusia mana pun seperti Manusia Sempurna ini yang diteladani secara saksama. Tingkah laku pendiri agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kehidupan para pengikut-Nya. Selain itu, tak ada Pendiri suatu agama yang dikucilkan tetapi memperoleh kedudukan mulia seperti Rasul Islam.
[Arabia, Oxford, 1922, h. 52]

Washington Irving (1783-1859)
Terkenal sebagai “sastrawan Amerika pertama”
“Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka…. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan yang berlebihan kepadanya.”
[Life of Mahomet, London, 1889, h. 192-3, 199]

Annie Besant (1847-1933)
Teosof Inggris dan pemimpin nasionalis India, Presiden Kongres Nasional India pada 1917
“Siapa pun yang mempelajari kehidupan dan sifat Nabi besar dari jazirah Arabia ini, siapa pun yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, pasti memberikan rasa hormat kepada Nabi agung itu, salah seorang utusan Tuhan yang luar biasa. Dan meskipun dalam uraian saya kepada Anda akan tersebut banyak hal yang barangkali sudah biasa bagi kebanyakan orang, akan tetapi setiap kali saya membaca-ulang tentang dia, saya sendiri merasakan lagi kekaguman yang baru, menimbulkan lagi rasa hormat yang baru kepada guru bangsa Arab yang agung itu.”
[The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, h. 4]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan besar Inggris di zamannya
“Memorinya (yakni, Muhammad) sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat, dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak.”
[History of the Decline and Fall of the Roman Empire, London, 1838, vol.5, h.335]
==================================================
sumber :http://www.haddad-alwi.com/2008/04/14/apa-kata-non-muslim-tentang-muhammad-saw/

Selasa, 18 Oktober 2011

KISAH AL HABIB UMAR BIN HAFIZ


HABIB 'UMAR BIN HAFIDZ MAKAN MAKANAN SISA SANTRI-SANTRINYA MASYA ALLAH SUNGGUH MULIA HATINYA

by Majelis Rasulullah on 03:13 PM, 11-Sep-11



Cerita ini berasal dari anak pondok, Suatu ketika saat habib munzir sedang mondok di yaman, kebetulan saat itu dlm kondisi perang, shg sglanya serba sulit, disaat stok makanan sudah menipis karena saat itu pengiriman makanan dari luar yaman di blokir oleh pihak penjajah, makanan hanya cukup untuk keluarga habib umar. tapi ketika habib munzir slsai mkn memergoki anak habib umar sedang mengambil sisa2 makanan dri habib munzir dan santri2 yg lain, tanya habib munzir kpd anak trsbt sedang apa? Kata anak itu, saya mengambil sisa2 makanan yg tersisa buat abah (habib umar) belum makan, Masya Allah sungguh ahlaknya begitu mulia walaupun habib umar dan keluarganya tidak makan asal santri2nya tidak kelaparan. adakah diantara kita yg sanggup mencontoh ahlaknya habib umar bin hafid yg rela mementingkan orang lain daripada diri sendiri meskipun dalam kondisi yg sangat sulit.

KOMENTAR BLOGGER:

- Subhanallah: Ya Allah jadikan kami mengikuti kesederhanaan ulama dan para dzuriat Rasul SAW di setiap masa keturunan kami dan berkat kedudukan Nabi Muhammad dan kharomah Para Walimu dan Keberkahan kaum Muslimin.. aku memohon Rahmatmu Ya Allah...
Jadikan diriku, keluargaku, Bangsaku, Penerusku menjadi insan yang gemar berbuat kebaikan dan dijauhkan segala fitnah dunia dan akhirat dan selalulah beri keselamatan pada kami Ya Allah..amien. Washalallah Alla Sayidina muhammadin wa'alla allihi washohbihi wassallam Birohmatika Ya Arhamaa Rohimin.

ANAK YATIM



SUMBER: http://majelisratibmuhyinnufuussyamsisyumus.blogspot.com/

Daripada Abu Ummah diceritakan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang membelai kepala anak yatim kerana Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Hadis riwayat Ahmad)


Mengulas hadis riwayat Ahmad itu, Al-Hafizah Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: “Cukuplah sebagai bukti yang menetapkan dekatnya kedudukan Nabi dengan kedudukan orang yang mengasuh anak yatim, kenyataan bahawa antara jari tengah dan jari telunjuk tidak ada jari yang lain.”

M Khalilurrahman Al-Mahfani dalam sebuah bukunya mencatatkan mengenai anak yatim: “Anak yatim adalah satu daripada komponen kehidupan yang harus kita rahmati. Dengan kata lain, kita harus menjadi rahmat bagi mereka, bukan menjadi musibah.”

Daripada Ibnu Abbas meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Orang yang memelihara anak yatim dalam kalangan umat Muslimin, memberinya makan dan minum, pasti Allah SWT akan masukkan ke dalam syurga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak boleh diampun.” (Hadis riwayat Tirmidzi)

Jelaslah bahawa pahalanya sangat besar bagi sesiapa yang berbuat baik atau memelihara anak yatim.

Daripada Abu Hurairah, Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Sebaik-baik rumah di antara orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan seburuk-buruk rumah adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim, namun diperlakukan dengan buruk.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)

Rahmat bagi mereka dizahirkan dalam bentuk kepedulian yang nyata, antara lain mengasuh mereka dalam keluarga kita, membantu ekonomi dan pendidikan, menjadi orang tua asuh, serta aktif mengelola rumah asuhan.

Allah SWT juga berjanji akan memberi pahala dan ganjaran yang setimpal kepada kaum Muslimin yang membantu meringankan beban anak yatim dengan memberi sumbangan wang ringgit (derma atau sedekah). Banyak atau sedikit sumbangan yang diberikan itu bukan ukurannya, tetapi keikhlasan yang penting. Allah melihat apa yang ada dalam hati.

Daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tidak ada suatu pagi yang dilalui oleh seorang hamba kecuali dua malaikat turun. Satu daripadanya berkata: Ya Allah, berilah ganti orang yang berinfak (dermawan). Malaikat yang satu lagi berkata: Ya Allah, berilah kehancuran bagi orang yang PELIT.” (Hadis riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Diposkan oleh Majelis Ratib Muhyin Nufuus Syamsi Syumus di 18:14 0 komentar

Label: ANAK YATIM

Rabu, 12 Oktober 2011

Membeli Waktu Papa



Sumber rujukan: http://sadeng-online.blogspot.com/2010/05/membeli-waktu-papa.html

Arman adalah seorang karyawan perusaahan yang cukup terkenal di Jakarta, memiliki dua putra. Putra pertama baru berusia 6 tahun bernama Mahdi dan putra kedua berusia 2 tahun bernama Dika. Seperti biasa pukul 21.00 Arman sampai di rumahnya di salah satu sudut Jakarta, setelah seharian penuh bekeja di kantornya. Dalam keremangan lampu halaman rumahnya dia melihat Mahdi putra pertamanya ditemani Bik Yati pembantunya menyambut di gerbang rumah.

"Kok belum tidur Mahdi?" sapa Arman sambil mencium anaknya. Biasanya Mahdi sudah tidur ketika Arman pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Arman berangkat ke kantor keesokan harinya.

"Mahdi menunggu Papa pulang, Mahdi mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?" kata Mahdi sambil membuntuti papanya.

"Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?"
"Mahdi cuma pingin tahu aja kok Pa?
"Baiklah coba Mahdi hitung sendiri ya. Kerja papa sehari digaji Rp 600.000, nah… selama sebulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Coba hitung berapa gaji papa sebulan?"

"Sehari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Mahdi lebih lanjut.
"Sehari papa kerja 10 jam Mahdi, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu."

Mahdi berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Arman melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.

"Kalau begitu, satu bulan Papa digaji Rp 15.000.000 ya Pa? Dan satu jam papa digaji Rp 60.000" Kata Mahdi setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Arman yang beranjak menuju kamarnya.

"Nah, pinter kamu Mahdi. Sekarang Mahdi cuci kaki lalu bobok" perintah Arman. Namun Mahdi masih saja membuntuti Arman sambil terus memandang papanya yang berganti pakaian.

"Pa, boleh tidak Mahdi pinjam uang Papa Rp 5.000 saja?" tanya Mahdi dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.

"Sudahlah Mahdi, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini. Kalau mau uang besok saja. Papa ‘kan capek mau mandi dulu. Sekarang Mahdi tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah!"

"Tapi Pa..."
"Mahdi….!! Papa bilang tidur!" bentak Arman mengejutkan Mahdi.

Segera Mahdi beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Arman menengok kamar anaknya dan menjumpai Mahdi belum tidur. Mahdi sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Arman nampak menyesal dengan bentakannya.

Dipegangnya kepala Mahdi pelan dan berkata:

"Maafkan Papa ya Nak. Papa sayang sekali pada Mahdi” ditatapnya Mahdi anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya.

"Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besok ‘kan bisa? Jangankan Rp 5.000, lebih banyak dari itu pun akan Papa kasih."

"Mahdi nggak minta uang Papa kok, Mahdi cuma mau pinjam. Nanti akan Mahdi kembalikan, kalau Mahdi udah menabung lagi dari uang jajan Mahdi."

"Iya, tapi untuk apa Mahdi?" tanya Arman dengan lembut.

"Mahdi udah menunggu Papa dari sore tadi, Mahdi nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Mahdi pengen ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Mahdi ingin membeli waktu Papa."

"Lalu?" tanya Arman penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti.

"Tadi Mahdi membuka tabungan, ada Rp 25.000. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 60.000, maka untuk setengah jam berarti Rp 30.000. Uang tabungan Mahdi kurang Rp. 5.000. Maka Mahdi ingin pinjam pada Papa. Mahdi ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Mahdi main ular tangga. Mahdi rindu pada Papa." Kata Mahdi polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan.

"Arman terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian.

Sudahkah kita menjadi ayah yang baik bagi anak kita sendiri??
Kami juga berkaca dari cerita tersebut semoga Tuhan memberi kita Petunjuk...