Minggu, 31 Januari 2010

Belajar Kesederhanaan


Rasa syukur dan menerima pemberian Alloh SWT kerap kali jarang terucap di hati kita. Adanya adalah berkeluh kesah kurang. Seperti penulis yang sekarang bertugas di Pulau Sumatra yang merantau dari Pulau Jawa alangkah terenyuhnya melihat pedagang di pasar di Lampung yang nota bene merupakan perdagangan batu alam yang mana ada seorang yang bersikap sederhana, tawadhu, dan ibadah karena Alloh SWT dan ikhlas , jujur dengan dagangannya.

Beliau punya kegemaran mendakwakan asma Alloh disetiap langkah hidupnya. Dzikir tak pernah lepas dari napasnya. Di otaknya tidak ada rasa ingin membohongi pembeli ataupun mengelabuhi pembeli sehingga margin keuntungannya terlalu tinggi.

Dibilang sederhana menurut ukuran normal sih beliau dibawah rata-rata. Uang lima ribu rupiah begitu berharga dimatanya..kita liat andai orang kantor atau teman2 punya lima ribu aja kayaknya ngerasa bokek minta ampun ..adanya hanya mengeluh aja. bEgitu dia jalani hidup dengan yakin bahwa rejeki ada yang mengatur, asma -asma Alloh SWT dan shalawat tidak pernah lepas dari bibirnya.masya allah...

Beliau selain berjualan batu alam juga menyepuh cincin di pasar..penghasilannya kalo dilogika sih gak cukup buat makan enam anaknya dirumah. Tapi anehnya ALloh SWT mencukupi rejekinya.Anaknya semua sekolah dan masalah makan sih cukup aja...dia juga ada kebun dan pohon kelapa sebagai sandaran hidupnya.

Sikap optimis bahwa Alloh maha Rahman ,Maha Rahim, Maha pemberi Rezeki selalu tertanam diucapan dan dihatinya.Ketika penulis kesana kerap kali nasehat itu diucapkannya dengan ikhlas tanpa ada maksud apa supaya penulis membeli atau bertransaksi dengan dia..dia ngerocos aja bahwa semua ini perwujudan asma Nya dan kita jalani semua berdasarkan aturannya dengan syareat yang dibawah Nabi Muhammad SAW. Dan satu pesan beliau bahwa jangan bergantung pada manusia "nanti ujungnya kecewa" dan Hanya Alloh SWT sandaran hidup. Pesan dia cari sandaran yang gak ada saingannya..loh apa ya?? waktu itu. Beliau jelaskan Alloh SWT adalah tidak ada saingannya karena Dia Esa (Tauhid) dan harus tanamkan itu dihati.Kalo manusia mah kalo kita sandarkan pada jabatan ada saingan yang lebih tinggi, kalo harta ada yang lebih kaya, kalo tampan ada lagi, kalo tenar ada yang lebih tenar, kalo berkuasa ada lagi yang lebih, kalo sakti ada yang lebih sakti, kalo keturunan ningrat ada yang lebih ningrat, kalo cerdas ada lagi yang lebih. Bahkan sama makhluk lainpun jangan bergantung padanya (Jin, Dukun, atau apapun yang dianggap keramat) karena kita ini pemimpin jadi kita yang harusnya melalui dakwah harus memimpin mereka, semua niat karena Alloh, biar pakai batu alam kalo niatnya mencintai keindahan ciptaan Alloh dan Asmanya silahkan aja asal jangan diselewengkan untuk klenik atau ritual nyeleneh lainnya..kalo sandarannya ALLOH SWT siapa saingannya??? hanya Alloh SWT saja yang tidak bergantung pada sesuatupun.itulah sandaran asli kita.Maka kita cari sandaran asli biar tidak berbuntut penyesalan karena ketipu.

Penulis sendiri merasa iri dan salut kepada beliau, dimana dari penghasilanpun kayaknya beliau dengan syukur mampu membawa keluarga ke arah keberkahan hidup. Mungkin mulailah kita harus mulai memandang orang yang lebih kecil dari kehidupan ekonomi kita.Rasa syukur dan mampu berdakwah walaupun kecil keliatan dimata manusia tapi dengan ikhlas itu adalah power yang dahsyat...Dan Alloh SWT Maha tahu.

Jadi kita juga perlu malu ..kadang rasa kurang dari penghasilan bulanan kita mungkin akibat rasa menerima kita masih belum diimbangi kesyukuran dan yakin bahwa ALLoh SWT maha pemberi dan tau jatah rejeki kita...

Hanya Pada Alloh SWT kita berharap dan mari bercermin pada semua ciptaan Alloh SWT bahwa kita memang patut bersyukur.

Senin, 18 Januari 2010

Segerakanlah

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/101137/
Oleh Muhammad Arifin Ilham


Dari waktu lahir kehidupan. Dari waktu seseorang dibekap kerugiaan. Dan dari waktu berkelindan antara kemapanan dan kemalangan. Karena itu, waktu ibarat sebilah pedang; ia bisa menyebabkan kematian. Di saat yang lain, ia pun bisa memberi banyak hal.

Sungguh beruntung mereka yang bisa menjadikan waktunya selalu lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Maka, hendaknya kita isi lembar hidup yang masih Allah sisakan untuk kita, dengan amal-amal terbaik. Waktu yang berlalu tidak mungkin kembali. Dan waktu yang akan datang tidak mungkin ditahan. Untuk itu, kita mesti bersegera melakukan amalan berikut, tanpa ada niat menundanya.

Pertama, taubat. Tidak ada amalan yang bisa menyegerakan lahirnya kebaikan kecuali taubat. Dari taubat, terbuka pintu rahmat dan keberkahan. Taubatlah yang memberikan kesempatan seseorang untuk meraih apa yang tidak ia dapatkan. ''Bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi ...'' (QS Ali Imran [3]:133)

Kedua, shalat. Di antara dosa besar adalah menunda waktu shalat. Dan orang yang berani menunda shalat apalagi sampai meninggalkannya, berarti tidak yakin akan kematian yang siap mengincarnya. ''Sesungguhnya orang-orang munafik menyangka bisa menipu Allah, tapi sungguh Allahlah yang menghinakan mereka. Yaitu ketika mereka diseru untuk shalat, mereka bermalas-malasan ...'' (QS an-Nisa [4]:142)

Ketiga, membayar utang. Rasulullah dan para sahabat menunda menshalatkan mayit yang masih punya utang. Karenanya, jangan tunda membayar utang jika sudah mampu untuk membayarnya. Kelak di akhirat, amal kebaikan seseorang akan berpindah kepada yang memberi utang lantaran ketika di dunia tidak membayar utang padahal ada kemampuan.

Keempat, bersedekah. Bersedekah berarti memanggil rezeki yang berlimpah. Dan menunda sedekah sama dengan menunda datangnya rezeki yang berlimpah.

Kelima, berbuat baik. Hendaknya kita tidak menunda pekerjaan yang baik sampai besok, jika bisa dilakukan hari ini. Karena beban dan kewajiban esok hari sudah berbeda nuansanya dengan hari ini. ''Ketika telah selesai mengerjakan suatu perbuatan, maka (bergegaslah) mengerjakan (amalan) lain.'' (QS al-Insyirah [94]: 7)

Selain kebaikan di atas, masih ada empat amalan baik lainnya. Yaitu, menikah, berwasiat, menguburkan mayat, dan meminta maaf. Kesalahan yang belum termaafkan akan menjadi hambatan kelak saat kita menghadapi pengadilan Allah. ''Dan minta maaflah kalian, karena itu akan mendekatkan kepada ketakwaan.'' (QS al-Baqarah [2]:237)

Asmaul Husna

Asmaul Husna

Disadur :http://islam.elvini.net/allah.cgi?asmaulhusna

ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.

Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.

Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)

Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.

Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'râf: 180)

Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No Nama Arti Antara lain
terdapat dalam
1 ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2 ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3 al-Malik Maha Raja Al-Mu'minuun: 11
4 al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu'ah: 1
5 as-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6 al-Mu'min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7 al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8 al-'Aziiz Yang Maha Perkasa Aali 'Imran: 62
9 al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10 al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11 al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra'd: 16
12 al-Baari' Yang Mengadakan dari Tiada Al-Hasyr: 24
13 al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14 al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15 al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra'd: 16
16 al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali 'Imran: 8
17 ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18 al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa': 26
19 al-'Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20 al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21 al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra'd: 26
22 al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits at-Tirmizi
23 ar-Raafi' Yang Meninggikan Al-An'aam: 83
24 al-Mu'izz Yang Maha Terhormat Aali 'Imran: 26
25 al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali 'Imran: 26
26 as-Samii' Yang Maha Mendengar Al-Israa': 1
27 al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28 al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu'min: 48
29 al-'Adl Yang Maha Adil Al-An'aam: 115
30 al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31 al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An'aam: 18
32 al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33 al-'Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34 al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali 'Imran: 89
35 asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36 al-'Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa': 34
37 al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra'd: 9
38 al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39 al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa': 85
40 al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa': 6
41 al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42 al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43 ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44 al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45 al-Waasi' Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46 al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An'aam: 18
47 al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48 al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49 al-Baa'its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50 asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51 al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52 al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An'aam: 102
53 al-Qawiyy Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54 al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55 al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa': 45
56 al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa': 131
57 al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58 al-Mubdi' Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59 al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60 al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61 al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu'min: 68
62 al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63 al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64 al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65 al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66 al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67 al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68 ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69 al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70 al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71 al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72 al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73 al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74 al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75 azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76 al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77 al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra'd: 11
78 al-Muta'aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra'd: 9
79 al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80 at-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa': 16
81 al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82 al-'Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa': 99
83 ar-Ra'uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84 Maalik al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali 'Imran: 26
85 Zuljalaal wa al-'Ikraam Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan Ar-Rahmaan: 27
86 al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87 al-Jaami' Yang Maha Pengumpul Sabaa': 26
88 al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89 al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90 al-Maani' Yang Maha Mencegah Hadits at-Tirmizi
91 adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An'aam: 17
92 an-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93 an-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94 al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95 al-Badii' Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96 al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97 al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98 ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99 ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits at-Tirmi