Rabu, 16 April 2014





Masalah…penyakit aneh…halangan rejeki…dkk karena kita sendiri yang membuatnya di waktu sebelumnya… Teknik Mahakosmos adalah sangaaaat sederhana…kesederhanaan yg memunculkan keluarbiasaan. Yaitu menemukan Cahaya Illahi (RuhNya) dalam diri kita sendiri, pengiring seperjalanan turun ke dunia dan pulang kembali. Dan menjadi obat segala masalah kehidupan.

Keselarasan antara ragawi, spirit dan RuhNya…dimensi Cahaya. Penyembuhan Mahakosmos juga sangat sederhana, hanya mencari penyebabnya kenapa kita dikasih ujian sakit tak kunjung sembuh….kenapa bisnis jadi macet…kenapa rumah tangga berantakan…kenapa selalu dirundung masalah….kenapa saya diguna-guna orang…. Kalau jawabnya:yah….sudah takdir Allah. Ya terima saja, ini namanya menyerah total. Padahal kita dikarunia pikiran. Atau banyak juga yg menyalahkan Allah, dan agama, jadilah menjauhi agama….ini namanya akal dan pikiran sudah tersumbat.


Allah menjadikan alam semesta dan aturan mainnya dengan ketelitian yg sangat Luarbiasa. Salah satunya Hukum Sebab Akibat. Masalah, penyakit, kesulitan yg terjadi….karena kita sendiri yg membuatnya….di waktu lalu sebelumnya.

Dalam setiap terapi, hukum sebab akibat inilah yg terjadi. Serngkali saya temui yg berpenyakit kronis…atau penyakit aneh tak tersembuhkan…ternyata masalahnya adalah: traumatik, kesalahan sama istri, sama anak, orang tua, atau kadang rekan kerja….. Ketika sumbatan itu diikhlaskan…diserahkan kepada Allah, ternyata sakitnya sembuh total.

Demikian juga masalah2 yg selalu datang dalam hidup…ternyata sepele…banyak maksiat…dan suka mencederai hak orang lain. Atau, penyakit tak tersembuhkan…sering sesak..radang…ternyata setelah direnungi dengan olah hati….penyebabnya karena dulu pernah sakit hati ditinggal kawin tunangannya….

Atau ada masalah rejeki yg tersumbat….ternyata setelah tepekur direnungi…penyebabnya adalah orang tua yg sakit hati….karena ucapan sering menyakiti perasaan orang tua. Ridho Allah, adalah ridho orang tua. Alam semesta menutup pintu rejekinya. Atau gangguan tekanan darah, diabetes, asam urat, kolestrol, toserba…semuanya ada…..setelah direnungi….penyebabnya adalah “terbiasa” korupsi….

Namun apapun itu, Mahakosmos adalah cara sederhana utk tafakur, tepekur merenungi “ada apa dalam diri…sumbatan apa…penghalang apa dalam diri…..” atas segala masalahnya. Indera Hati adalah indera yg paling tajam menganalisis…level energi quanta….sehalus apapun. Baik energi penyakit, karakter, sifat, sumbatan rejeki….dosa, kotoran badan, traumatik, emosional, niat, motif, trend bisnis, atau apapun di sekitarnya, juga jiwa kita sendiri. Inilah yg disebut MENGENALI DIRI.
Sumbatan (penghalang atau hijab) yang telah diketemukan inilah yg kemudian kita introspeksi…sadari…mengakui…minta ampun…dan ikhlaskan..serahkan kepada Pemiliknya, yaitu Allah.

Dengan secepat cahaya, maka Cahaya Illahi dalam diri inilah yg mengantar sumbatan ini melesat….kembali kepada ke Sang Pemilik. Dan selesailah penyakitnya, masalahnya. Karena sudah pulang. Dengan ketekunan mengolah ketajaman rasa hati…akan bermanfaat dalam kehidupan…intuisi yg tajam.

Dan ketekunan melepas sumbatan tiap hari…tanpa disadari…telah mengurangi kotoran dosa yang telah kita buat sejak kecil hingga segede gini. Tanpa disadari….meningkatkan kualitas hidup…sehat…jauh dari masalah….rejeki mudah…sahabat berdatangan….rumah tangga sehat…tetangga harmonis…..dan pulang meninggalkan dunia dalam keadaan tentram bersih….didioakan sahabat dan pasukan langit.

Tanpa disadari lagi…..menemukan surga kehidupan. Surga dunia yg merupakan perwujudan surga kekal nantinya.
Salam Hormat,

Ikhlas adalah keselarasan antara pikiran, perasaan (spirit), dan seluruh anggota tubuh


Salam Sahabat Mahakosmos,
Banyak pertanyaan dari sahabat alumni yang sedang belajar metode terapi hati terapi ikhlas, apakah ciri-cirinya kalau sudah mengikhlaskan sesuatu? Banyak juga yang sudah tafakur / intropeksi di hati mencari penyebab masalahnya, atau sakitnya.. tapi gak ketemu jawaban?
Ikhlas adalah suatu kejujuran terhadap diri sendiri untuk mau intropeksi …dan setelah ketemu penyebabnya…mau mengakui kesalahannya tersebut yang mungkin datang dari cara berpikirnya yang salah sehingga banyak hutang dan bangkrut, atau cara sifat/karakternya yang tidak baik sehingga tidak disukai owner pemberi project…atau perilakunya tidak pas…sehingga mertuanya tidak berkenan atau perbuatannya yang salah sehingga merusak kehidupannya sendiri.
Beberapa case yang sulit untuk mencari penyebab masalahnya atau sakitnya, ya mau gak mau saya terapkan facility Allah yaitu memohon kepadaNya menggerakkan jiwanya  ke badan mediator (yang sudah bersih dan ikhlas)… dan keluarlah semua uneg-uneg.
Sang jiwa (diri sejatinya) itu ngoceh…penyebabnya apa….
Kemudian baru intropeksi.
Artinya: itulah kenyataan bahwa kita tidak jujur pada diri sendiri…yaitu kita sendiri yang berada di casingan badan kasar ini.  Sehingga badan kasar plus antek-antek pikiran inilah yang menjadi barrier untuk tidak bisa menjadi diri sendiri.  Dan selalu membohongi keinginan diri kita sendiri.
Kepingin banget sama A, namun pikiran membisik-bisiki yang lain sehingga milih B.  Sehingga ujung-ujungnya jadi berantakan karena ngikuti hawa nafsu badan dan pikiran.
Ketika didatangi orang…diri kita yang didalam sudah memberi firasat….gak bagus…tanda-tanda negative….namun pikiran membisiki lain….yang wah….sehingga akhirnya diabaikan firasat itu….jadilah akhirnya berantakan…kena tipu.
Belum lama saya men-talqin-kan seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut.. berhari-hari.   Akhirnya saya panggil semua anggota keluarga untuk diikhlaskan.  Semua ikhlas.  Namun ternyata lewat 2 hari belum ada tanda-tanda, akhirnya mata hati melihat yang belum ikhlas adalah istrinya.  Ketika dikorek-korek, akhirnya menangislah sang istri, bahwa dirinya belum ikhlas.  Akhirnya tersadar bahwa ketidakikhlasan ini telah menyulitkan sang suami memenuhi takdir dariNya.  Sehingga bersaksi atas namaNya: hati-jiwa, pikiran dan tubuh bersaksi telah ikhlas…. dan kemudian mendo’akannya.
Dua jam kemudian, terjadilah…suaminya kembali kepadaNya…semua dipermudah.
Inilah kenyataan yang tidak sinkronnya antara diri sejati kita sendiri dengan pikiran maupun anggota tubuh.    Mulut ngomongnya ikhlas…ikhlas…namun kenyataannya tidak di hati, atau bahkan tubuhnya sendiri yang lain juga belum ikhlas.
Sementara Terapi Ikhlas adalah metode sangat sederhana untuk intropeksi dan mengikhlaskan penyebab masalah atau penyakitnya.  Bagaimana bisa “komunikasi” mengikhlaskan penyakitnya…lha wong kenyataannya cuma di mulut saja.
Ucapan Ikhlas adalah keselarasan yang keluar dari jperasaan (spirit), pikiran dan seluruh anggota tubuh dengan perbuatan yang nyata…ikhlas.  Itulah diperlukan kembali menjadi diri sendiri, tafakur di gelombang delta ke dimensi spiritnya dan komunikasi di hati.  Menjadi Diri Sendiri.
Belajar mengawang-awang di gelombang pikiran rendah (delta) mengabaikan seolah tidak memiliki jasad……. belajar seolah hanya sebuah energi eter (spirit) yang berada di dalam dada dibelakang jantung…….
Sehingga hawa dingin pun tidak terasa, gigitan nyamuk pun tidak terasa, bahkan ada gempa juga gak terasa.  Karena sudah lebur jasadnya…..diabaikan.  Tombol sudah di off-kan.  Belajar mematikan “keinginan” jasad.   Namun mengasah “keinginan” kita yang berdiam di dalam casingan badan kasar ini. Ciri-cirinya ketika ucapan ikhlas itu keluar dari diri kita sendiri, adalah terasa plong di dada ketika mengikhlaskan “sesuatu” masalah atau penyakitnya.
Blasss nyaman…dan seperti baru bangun tidur….kosong…adem..ayem.
Ucapan ikhlas dari diri sendiri inilah yang juga menggerakan semua komponen di pikiran dan anggota tubuh, sehingga selaras.
Semua orang pasti bisa untuk menjadi diri sendiri.    Ketika “sudah ikhlas” untuk bisa mengikhlaskan mengabaikan “bisikan” pikirannya sendiri.  Yaitu  Hawa nafsu badan kasar.
Salam Ikhlas,
Mas Kris

Hati-hati sama omongan. Nanti kualat!!! Apa maknanya?

(Teliti Ini Bukan Mitos..Apalagi Tahayul...Bukan mistik)



Salam Sahabat Mahakosmos,

Orangtua jadul alias jaman dulu selalu menasehati demikian. Hati-hati sama omongan, nanti kualat!!  Suatu pesan yang bagus, namun bagaikan sebuah mitos saja, gak ngerti maksudnya  memangnya kenapa?  Orang tua, gak bisa jelasin sih.Kalo ditanya, jawabannya itukan juga pesan eyang-eyangmu…. Lho, warisan!!



Banyak kisah yang saya temui dalam meberikan terapi masalah kehidupan seseorang, ternyata penyebab masalahnya adalah karena faktor omongan yang sembarangan. Banyak dari kita yang emosi disalip di tikungan ketika mengendarai mobil….langsung mengumpat keluar kata-kata mutiaranya:  “monyet lu, dasar gak waras…”   Atau senang sekali mengumpat dengan kata-kata khasnya…  ”Buluk…buluk….”  atau apapun.

Bahkan kadang kita seneng becanda dengan bahasa khas agar mudah diingat temen-temen.  Seperti contohnya:  “wah dasar sakit jiwa….”  Semuanya becandaan saja.
Tahukah sahabat, becanda it’s Okeh saya.  Namun tahukah bahwa efeknya sangat luarbiasa membentuk programming dalam tubuh yang sebenarnya itulah hakekat do’a kita sendiri yang menjadikan.   Do’a atau kata-kata yang berulang dan terekam dalam gelombang pikiran serta rongga-rongga tubuh.   Gelombang pikiran dari gamma, beta, alpha, teta, delta yang merupakan gelombang sadar dan bawah sadar.  Semuanya terhubung ke organ jantung, dan rekaman program itu mengalir dalam darah, DNA, urat-urat syarat ke seluruh tubuh.  Jadilah perbuatan, dan terus berulang menjadi kebiasaan.

Banyak orang kena penyakt aneh, susah hidupnya, karena dia sendiri yang membuatnya.  Seperti kasus ada yang kena stroke, lumpuh sebelah, dan pikirannya agak terganggu.
Setelah saya satukan dengan konsep Law of Connection yaitu menyatukan frekuensi hati kecil dengan penyebab masalahnya.   Ternyata tahukah sahabat?  Penyebabnya adalah karena kekhilafan dari omongan.


Setelah saya perhatikan, dan investigasi ke keluarga, teman-temannhya.  Benarlah olah rasa saya, bahwa yang bersangkutan seneng banget ngomong:  “bangkai hidup lu…..”   Gak waras….
Kata-kata itu sebenarnya adalah sumpah serapah untuk orang lain, siapa saja yang berbenturan dengan dia.  Namun sesungguhnya, tidak ada dampaknya bagi yang disumpahi.  Yang disumpahi ya seger-seger saja. Namun omongannya kena badan sendiri.


Akhirnya kunci intropeksi inilah yang dia harus akui dan sesali untuk diikhlaskan kembali kepada Sang Pencipta.  Lambat laun, lumpuhnya mulai pulih kembali,  berangsur-angsur sehat.    
Konsep Mahakosmos sederhana hanya mengenali chip programming penyebab masalah alias Mind Set, istilah kerennya.  Mind set yang tertanam kebiasaan omongan, pikiran dan perasaan.  Kemudian dikhlaskan alias dicabut, dibersihkan dalam session Terapi Ikhlas, Tafakuran Pembersihan Mindset.
Sessi workshop yang memakan waktu seharian ini, terkesan membosankan bagi yang gak ngerti, namun seperti kurang waktunya bagi para peserta yang membutuhkan untuk mendobrak masalah kehidupan dan menggantinya dengan program kehidupan baru.  Kepinginnya lebih dari itu, 3 hari….supaya fresh dan menjadi manusia baru.


Banyak orang yang ambruk, sekarat, bisa pulih menjadi sehat dan berumur panjang.  Banyak orang yang bisnisnya hancur lebur, dan mampu bangkit. Banyak orang yang gagal, namun sukses kemudian hari. Mereka adalah orang yang mampu intropeksi mengenali penyebab kesalahan masa lalu, berani meninggalkannya dan hidup baru untuk menjadi sosok pribadi yang baru. Gak salah deh, orang tua jaman dulu kasih pesen.  Hati-hati sama omongan… karena bisa makan badan sendiri. So, berkatalah yang positif.   Jadi kalo nyumpahi temen, bilang saja:  “dasar orang sukses lu… banyak duit”

Salam Ikhlas,
mas Kris

Ngerumpi sih…. gak jelas deh nasib lho!! Pusiiiiing


Salam Sahabat Mahakosmos,

Banyak sekali pengalaman diri dan juga sharing temen-temen yang intinya: kalo habis ngomongin orang kok kepala sakit dan hawa gak enak. Mereka yang punya otak kanan jauh lebih dominan akan merasakan sensasi tersebut ketika ngomongin suatu obyek atau orang lain. Frekuensi kita langsung tersambung / terkoneksi dengan frekuensi siapapun yang sedang kita bicarakan.

Apes deh kalo yang kita omongin itu sosok orang yang sedang bermasalah. What’s wrong…. ya pastilah energi masalah orang tersebut akan merambat di jembatan frekuensi yang sudah kita koneksikan. TANPA DISADARI…. kita jadi kena masalah yang sama atau katakanlah pasti mengalami masalah. Bahkan bisa jadi…. energi penyakitnya juga merambat…mengalir kepada kita, dan kita juga jadi sakit. PENYAKIT YANG SAMA.

Kalo sosok yang kita bicarakan mendalam tersebut ternyata memiliki program apes… maka kita juga akan kecipratan. Jangan salahkan Tuhan kalau semua item negatif diatas kok ikutan transfer kepada kita.


Itulah Makna Berkumpullah dengan orang Sholeh. Adalah agar tanpa disadari koneksi yang terhubung dengan orang sholeh dalam pengertian positif kepada sesama, dunia dan Tuhan maka dipastikan energi positif tersebut akan mengalir pada diri kita yang meliputi hati alam bawah sadar, pikiran dan seluruh jasad tubuh. Tersimpan, terekam dan terakumulasi menjadi program do’a yang menjadikan. Kita menjadi insan positif alias sholeh.

Energi besar akan menular…berjalan diatas tali frekuensi yang telah terkoneksi. Koneksi karena adanya fokus pikiran dan perasaan kita kepada sesuatu obyek. Ketika pikiran perasaan kita terkoneksi oleh suatu obyek yang sukses, maka energi sukses tersebut akan mengalir menjadi inspirated tercerahkan kita untuk bergerak sukses.

Namun sebaliknya kalo pikiran perasaan kita terkoneksi oleh suatu hal negatif dari diri seseorang, maka masalah orang tersebut akan mengalir menjadi program masalah dalam diri kita. Dan tentu saja, NGERUMPI jarang sekali ngomongin yang positif. Karena gak seru!! Pasti yang negatif jadi bahan olokan. Tukang ngerumpi pasti mengalami masalah sepanjang hidupnya. Ada-ada aja masalah, halangan, hambatan. Bahkan juga sakit-sakitan ketika omongin orang yang ternyata punya penyakit migrain.


Ikut-ikutan.. pussiiiiing deh. Itulah kenapa agama melarang GHIBAH alias ngomongin kejelekan orang. Karena kita akan ikutan jadi jelek. Kita menjadi jelek, tanpa disadari. Kita sendiri yang membuatnya. Jangan pernah menyalahkan orang lain, apalagi Tuhan.


Sukses, positif, negatif, menderita, penyakit gak sembuh-sembuh, beruntung atau sial….. ya karena kita sendiri yang membuatnya. Program tanpa disadari.

Salam Ikhlas
mas Kris

Stress… akhirnya jadi gangguan pikiran dan kejiwaan


Salam Sahabat Mahakosmos,

Kali ini saya akan sharing tentang depresi… gangguan pikiran akhirnya mengganggu kejiwaan dan perubahan hidup yang extrem.    Suatu pengalaman yang diajari Allah dari kasus kehidupan keluarga sendiri dan akhirnya dari sahabat yang sharing ke tempat saya.
Mahakosmos Terapi Hati Terapi Ikhlas adalah bukan penyembuhan melainkan pencerahan mencari penyebab permasalahan yaitu apa kunci pemantik dari masalah tersebut.Kasus gangguan pikiran, kemudian menjadi parah dengan adanya bisikan-bisikan sepanjang hari, akhirnya lama-kelamaan menjadi gangguan Jiwa.

Berawal dari stress ringan yang bila tidak ditangani serius bisa menjadi bencana besar bagi kehidupan sang korban juga terimbas kepada keluarga. So, segeralah stress ringan pada anak yang muncul sejak dini jangan diremehkan, kelak akan menjadi cikal bakal bencana besar.  Cari penyebabnya, komunikasi dan atasi sejak dini. 
Manusia adalah mahluk yang selalu diberi ujian Allah dan perjuangan atas setiap langkah yang ingin dicapainya.  Ingin pinter, ya belajar penuh perjuangan.  Ingin dapat jodoh, ya berjuang… jangan bengong aja nunggu dipatok ayam.  Ingin nikah, ya kuatkan mental dan kantong buat persiapan.  Apapun kelak yang diraih pasti ada kesulitan dan ujiannya masing-masing.  Ada yang berhasil sukses, aman, nyaman.  Ada yang tidak berhasil menghadapi ujian dan terus menerus terjerembab kepada hal yang sama.
Kuncinya adalah manajemen masalah,  yang bermuara dari kekuatan mentalnya atau jiwanya. Yang bermental baja… masalah adalah suatu ujian yang menjadi tantangan.  Bagi yang bermental lemah…. ini yang menjadi masalah, baru kena angin laut sedikit langsung mabuk.
Masalah ringan akan menjadi hari yang panjang dan menyulitkan bagi yang bermental lemah… akhirnya stress, lambat laun karena tidak ada dukungan menjadi parah.  Mulai timbul praduga alias prasangka negatif yang berlakulah hukum LAW OF ATTRACTION menarik elemen yang sama di semesta yaitu bisikan syaithon… membisikan ke dada manusia untuk menggelincirkan.   Karena iman spirit lemah ya mudah saja tergelincir. 

Bisikan-bisikan inilah yang memperparah layaknya program mindset tertanam dan akhirnya makin dalam ke gelombang Teta yaitu jiwanya.  Dan terus masuk ke dalam ke dimensi gerbang hati kecil terdalam alias gelombang delta.   Pantas saja di coba terapi macam-macam, obat, psikiater, dan hipnosis tidak berhasil.  Karena sudah mengganggu jiwanya dan terpogram di gelombang pikiran terdalam.
Untuk mengatasi masalah gangguan yang sudah parah inilah, langkah awal adalah membersihkan gangguan bisikan syaithon itu yang gak kelihatan namun bisa dirasakan keberadaannya bagi yang ber-mata hati tajam.  Bahan dasar energinya akan terdeteksi. Baru kemudian bisa diterapi meluruskan benang kusut programming negatif di gelombang pikirannya.
Apapun itu, penyebab awalnya adalah mental, spirit, jiwa yang lemah.  Inilah kunci dasar mendidik anak bangsa yaitu dengan memperkuat Spiritual alias mentalnya.  Lemahnya mental terjadi karena perlakuan dari keluarga, biasanya ya dari orang tua yang selalu membeda-bedakan sang anak.  Menganggap semua anak adalah sama.    Kalau semua sama, nanti semua jadi presiden dunk!!   Semua anak memiliki keunikan tersendiri, dan memiliki potensi sukses yang berbeda-beda.  Penanganannya pun pasti beda.
Kenapa kok bisa beda karakter dan pola pikirnya?  Biasanya ya karena cetakan ketika sang ibu hamil.  Program mind set ketika hamil tertanam dalam janin karena sinkronisasi adanya suatu frekuensi yang sama.  Inilah LAW OF CONNECTION.   Apapun masalah pikiran sang ibu akan tertular mengalir dalam jembatan frekuensi itu.  Jadilah sang anak gak jauh dari orangtuanya.  Sama-sama kencing berdiri, ibarat pepatah.   Salah ya…
Program cetakan bisa dirubah ketika sang bayi lahir, dengan lingkungan yang positif.  Namun ada yang tidak berubah, seperti gelombang pikirannya sang anak ada yang tinggi mudah stress, ada yang sedang, ada yang kalem, tenang, cerdas.  (Silahkan baca artikel: surga dibawah telapak kaki ibu).
Anak bermental lemah inilah yang jadi masalah, mudah terombang ambing dalam kehidupan, dan tidak tahan banting.  So, jangan biarkan sang anak dididik dalam sangkar emas.  Nanti kena panas dan angin laut sedikit aja, sudah demam. 
Anak yang dimanja inilah terjadi karena ikatan emosi kasih yang kuat.   Tanpa disadari Law of Connection sangat kuat.  Hubungan emosi yang sangat kuat.  Sehingga ketika sang ibu sakit, maka sang anak yang memiliki hubungan emosi frekuensi kuat ini juga akan sakit.  Ketika sang ibu mencemaskan sang anak keluar rumah, di sekolah, dan seterusnya bla bla… maka sang anak juga tercipta demikian.   Penuh kecemasan, dan mental yang lemah.
Inilah kunci penyembuhan gangguan depresi, yaitu biasanya ada koneksi kuat dengan orang tua, entah ibu atau bapaknya.  Sama seperti keluarga saya dulu,  depresi berat akhirnya sembuh total karena ternyata koneksi kuat ada di Bapak.  Jadi ketika apapun yang terjadi pada Bapaknya, maka termbas pada anaknya.

Namun ini pulah yang jadi kunci penyembuhan, yaitu intropeksi sang bapak… keinginan kuat untuk memperbaiki program anak. Jadi ketika sang bapak intropeksi.. mengakui pada Allah bahwa selama ini dirinya salah dalam memperlakukan anak. Apapun yang terjadi pada anak, off course orang tua bertanggungjawab…  akui kesalahannya…. penyesalan minta ampun dengan Istighfar atas “apa kekhilafannya” tersebut.   Dan ikhlaskan demi namaNya.  Mintalah kepada Sang Sumber Kehidupan mengangkat kesalahannya.
Lebih bagus lagi, dengan action.  Tindakan nyata.  Inilah makna ibadah puasa.   Setelah meminta kepada Sang Kuasa dengan do’a, harus ditutup dengan tindakan, ya berpuasalah sebagai hadiah untuk kesembuhan anak.    Pintu tidak akan bergerak dengan do’a minta digerakkan.  Tapi bergeraklah…. tutup pintu.
Apapun yang saya sebut diatas adalah program pembersihan mind set dan frekuensi ini akan terimbas mengalir kepada sang anak. Karena adanya hubungan emosi frekuensi tersebut. Baru kemudian diisi program positif, do’a positif, baik dengan teknik NLP atau ilmu LAW OF CONNECTION ala  Mahakosmos yaitu menyatukan elemen positif apa yang dituju.    Elemen yang terhubung inilah yang terus menerus mengalir di jembatan frekuensi yang disatukan. Misal: kesehatan, penyembuhan,  kekuatan hati, pikiran, spiritual, kekayaan, kesuksesan, uang mengalir, dan lain-lain.
Ketika dengan intropeksi sang orang tua menjadikan sang anak mulai ada perubahan mendasar, dan tergugah ingin sembuh.  Baru kemudian sang anak mengikuti proses pembersihan mind set negatif.
Maka kelak proses kesembuhannya akan sangat signifikan.   Dan terus dijagalah hubungan positif orang tua dan anak. Tiada berubah nasib suatu kaum, ya harus kaum itu sendiri yang merubahnya.

Salam Ikhlas,
mas Kris

Senin, 17 Maret 2014

Belajar Sedekah dari Lebah

Belajar Sedekah dari Lebah
Adakah dari kita yang mau dan mampu berbagi 90% dari apa yang kita dapatkan?

Terkait

Oleh: dr. Zaidul Akbar
LEBAH yang merupakan salah satu Mahluk terindah dan sempurna yang diciptakan Allah ternyata banyak mengandung kikmah yang bisa kita pelajari.
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah untuk menjadikan gunung, pepohonan, dan tempat tinggal sebagai tempat bersarang.” (QS. an-Nahl [16]:68)
مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl [16]: 69)
Ibarat seorang pekerja yang bekerja banting tulang, kerja keras setiap hari,dengan penghasilan yang begitu berlimpah, namun pekerja tadi hanya mengambil 10% dari pendapatanya, 90% nya ia berikan kepada orang lain, pertanyaannya mampukah banyak orang atau kita sendiri mau melakukan hal itu?
Jawabannya mungkin ada dan sebagian kecil mungkin, sangat kecil, namun hal ini ternyata tidak berlaku pada lebah, dari total konsumsi lebah, ternyata hanya 10% produksi madu dari Sang Lebah tadi yang mereka konsumsi sendiri, artinya 90% hasil produksi mereka, mereka “sedekah” kan untuk siapa? Untuk Manusia.
Kesimpulannya? Lebah memang diciptakan Allah untuk melayani manusia, sehingga sangat tidak bersyukur, kita sudah di fasilitasi Allah melalui lebah ini melalui madu untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Namun, di luar itu semua, sungguh lebah begitu banyak memikirkan orang lain, mereka lebih banyak memikirkan bagaimana memberi dan berbagi untuk orang lain khususnya manusia dengan produk produk mereka, Subhanallah.
Adakah dari kita yang mau dan mampu berbagi 90% dari apa yang kita dapatkan? mungkin belum lah kita seperti keikhalasan lebah tapi ternyata salah satu Sahabat Rasulullah berani memberi untuk Allah dan RasulNya dengan memberi seluruh kekayaanya (100%) , dialah Abubakar Radiyallahu anhu.
Mari kita meniru azas manfaat dari lebah agar kita menjadi manusia yang lebih banyak memikirkan orang lain dan berbagi kepada orang lain dan itu semua menjadikan justru semakin bahagia, sehat dan kaya, percayalah.*
Twitter @zaidulakbar
Rep: Administrator
Editor: Cholis Akbar

Baca Juga

996-2014

Hidupku Berbalik sejak Kugantungkan Hidupku pada Nya

Ya Allah ya Rahman, baru beberapa menit kugantungkan hidupku orang-orang yang pernah berhutang padaku membayar semua hutang-hutangnya
Hidupku Berbalik  sejak Kugantungkan Hidupku pada Nya
Bergantunglah hanya pada Allah semata, pasti tak akan pernah kecewa

KISAH ini aku ceritakan pada Anda semua, setidaknya sebagai pelajaran berharga. Ketika lulus sarjana, saya diterima di sebuah perusahaan asing dan bonafid. Saya termasuk salah satu anak Indonesia yang beruntung bisa diterima. Saya bangga dikaruniasi kecerdasan dan kemudahan dalam berbahasa asing kala itu.
Dua tahun di sebuah perusahaan asing, rupanya ada sebuah media berbahasa Inggris membuka lamaran. Entah, apa yang membuat saya merasa tertarik, padahal saya sudah bekerja mapan. Yang jelas akhirnya saya mendaftar dan menjadi wartawan berbahasa Inggris di sebuah media besar. Saya akhirnya pindah dari kampung ke Jakarta.
Luar biasa, di tempat ini saya mendapat pengalaman lebih kaya, berbicara dengan banyak orang dan banyak tokoh dengan mudah. Dalam perjalanan, akhirnya saya bisa sampai pada posisi puncak karir, Editor in Chief. Sayang posisi inipun tidak membuat saya bisa bertahan lama, dan saya mengajukan resign (pengunduran diri) di kala banyak kolega, banyak jaringan, teman dan mudah melakukan apa saja.
Saya kembali ke kampung berkumpul anak-istri, dan memulai hidup baru.
Pendidikan dari Allah
Tahun-tahun pertama kembali ke Bandung adalah hal yang berat. Maklum dari semula memiliki jabatan strategis kemudian harus kembali memulai dari nol bukanlah hal mudah.
Oh ya, sejak kecil, saya diberi rasa percaya diri, disertai perasaan bahwa saya harus bisa! Di Bandung, saya memilih usaha sendiri. Dengan kemampuan bahasa Inggris, saya memulai usaha penerjemahan buku-buku populer dan menerbitkannya secara kecil-kecilan.
Alhamdulillah, usaha saya ini pelan-pelan berjalan dan berkembang. Tanpa terasa dari usaha saya, sudah memiliki rumah sendiri yang cukup bagus, beberapa mobil pribadi. Tidak terasa rupanya saya sudah punya 10 karyawan. Lebih mengagetkan, aset saya sudah ratusan juta rupiah.
Alkisah, suatu hari datang kenalan dari Jakarta meminta bantuan mengerjakan buku sebilai Rp. 500 juta. Pertemuan membawa rizki akhirnya kita sepakati di sebuah hotel dan acara makan bersama. Proyek berjalan lancar, dan buku pesanan selesai tepat waktu.
Belum sempat saya mengabarkan pada pemesan, sebuah telpon masuk dari Jakarta. “Pak, kami mengabarkan, bapak telah meninggal kena serangan jantung!”
Rupanya telpon itu datang dari anak kolega saya yang memesan buku tadi. Ya Tuhan, rasanya jantung saya hampir berhenti. Entah mengapa kali ini hati saya tidak seperti biasanya. Saya yang biasanya bisa merasa PD dan bangga terhadap diri sendiri, tiba-tiba merasa hilang kepercayaan, hilang kekuatan?
Yang ada dalam kepala saya adalah “kemana saya harus mencari pengganti modal yang baru saja saya keluarkan? Dan siapa yang harus bertanggungjawab dengan tagihan sebesar itu?”
Seminggu hati saya bimbang, pekerjaan kantor menumpuk dan terbengkalai. Di rumah hanya bisa marah pada anak-anak dan istri.
Tidak sengaja, di saat dalam perjalanan menuju kantor, radio di mobil saya memperdengarkan pengajian dari seorang penceramah yang menjelaskan tentang kewajiban manusia hanya bergantung pada Allah semata, bukan yang lain.
Kata sang ustad, hanya  Allah Subhanahuwata’a-llaah yang mencukupkan sesuatu, mengganti sesuatu yang hilang dan jika kita bertawakkal dan bersandar hanya kepada-Nya, niscaya hati tidak akan pernah galau.
Setiap orang, apapun jenis dab urusannya diharapkan yang hendaklah bertawakal dan bergantung hanya kepada-Nya di dalam melaksanakan urusan apapun. Kesombongan hanyalah hal paling dibenci Allah.
Jika seorang manusia bersandar dan bergantung kepada Allah di dunia ini, niscaya dia melihat, seandainya dia bergantung kepada selain Allah maka selain Allah itu tidak mendatangkan pengaruh sama sekali bagi dirinya. Karena, hanya Allah sajalah yang layak dijadikan sandaran.
Duh, rasanya saya hampir disambar petir. Rupanya Allah baru menyentuh hati saya setelah lebih dari 20 tahun lamanya telah lupa ayat-ayatnya, lupa membuka kembali Al-Quran.
Saya khilaf, jika selama ini rupanya ke Pedean, seolah-olah semua hal bisa saya lakukan sendiri, tanpa bantuan Allah subhanahu wata’ala.
Oh ya, saya orang yang optimis, saking otimisnya semua tunggakan tagihan perusahaan merasa akan lancar saya tagih dengan teori ini dan teori itu, mengandalkan akal saya. Padahal sudah 3 tahun ini hampir setengah milyar tagihan saya tidak tertagih. Sudah semua ilmu dan teori, ibarat isi semua yang ada di kepala saya keluarkan toh tak tertagih juga.
Pesan ceramah di radio seolah menyindir kesombongan saya selama ini. Diam-diam usai memarkir mobil saya searching google mencari surat dalam Al-Quran yang disampaikan sang ustad barusan.
Subhanallah, saya akhirnya menemukan surat Ath Thalaq yang artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan [keperluan] nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Ya Allah sudah sekian lama saya alpa, bangga seolah kemewahan ini seolah semua hasil jerih payahku sendiri, tanpa ada keterlibatan MU. Saya alpsa, seolah semua akal, ilmu yang selama ini saya pakai seolah muncul sendiri tanpa izin dari Mu ya Allah.
Saya alpa karena selama ini telalu mengandalkan akal dan menjauhkan dari wahyu. Sehingga tatkala datang cobaan, saya langsung lunglai.
Surat Al Ihlas yang sudah saya hapal sejak Sekolah Dasar (SD) rupanya baru menyadarkan saya setelah usia saya melewati 40 tahun.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS: al Ikhlas [112: 1-2)
Hanya  Allah  tempat bergantung segala sesuatu, bukan yang lain.
Nikmat Pertama
Hari itu saya merasa hidup seolah nikmat. Dhuzur saya bisa shalat untuk pertama kali dengan menangis saat sujud. Ya Allah, hanya kepadaMU kami bergantung. Terserah Engkau kemanakan hartaku. Terserah Engkau kemanakan tagihan-tagihan ku, aku telah ikhlas. Yang bisa kukerjakan hanya berusaha. Hasilnya, Engkau yang menentukan.
Itulah shalat pertama kali sepanjang hidup sambil menangis.
Belum kering air mata usai menangis, HP saya berbunyi, "Pak, saya Aldi, yang punya hutang dulu. Barusan saya bayar via rekening."
Ya Allah ya Rahman, baru beberapa menit kugantungkan hidupku dan Engkau sudah mengangkatnya lebih. Alkisah, sejak perubahan hidup saya mulai dengan hanya bergantung pada Allah, orang-orang yang pernah berhutang pada saya membayar semua (bahkan saya sudah lupa nama-nama mereka), termasuk putra dari teman saya yang berhutang hampir Rp 500 juta. Total jenderal yang masuk hampir Rp 600 juta, Allahu Akbar! Allahu Akbar!
SubhanaLlah wani"mal wakill, dan cukuplah Allah subhanahu wata'ala menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran [3] : 173).
Ya Allah, nikmat manalagi yang akan akan aku dustakan?*/[Cerita ini dikisahlan langsung dari yang bersangkutan]
Rep: Panji Islam
Editor: Cholis Akbar

Kepribadian Ganda…..Ada apa neh......


Salam Sahabat Mahakosmos,

Ini adalah pengalaman menghadapi kasus yang berkarakter ganda seperti sosok lain. Menjadi pribadi lain yang lambat laun membikin masalah. Semoga bermanfaat.

Sekitar 10 tahun lalu, saudara saya kena gangguan jiwa katakanlah begitu, dan tiba-tiba menjadi pribadi lain namun sangat mengagetkan. Yaitu menjadi sosok lain yang sok tahu, membangkang, dan sok mengajari orang lain kadang nyaris benar...namun diujungnya salah. Karena kita adalah berpikiran logika, maka berobatlah ke pengobatan modern yg biasa menangani kasus ini. Namun berbulan-bulan gak sembuh malah parah. Tiba-tiba jadi sosok lain yang sangat berbeda. Kepribadian ganda yang menjadi parah. Kepribadian aslinya cenderung kalah.

Yang mengagetkan tiba-tiba jadi seperti tukang ceramah, mengajari kitab, sebagian besar benar namun ujungnya kok ya ngawur. Akhirnya dicoba ke pengobatan tradisional, ke jalur agama. Namun seringkali sang pemimpin pondok yang ditemui, malah adu debat dan sudah puluhan jalur semuanya gagal. Namun disimpulkan ada sosok lain dalam dirinya.

Kasus lain: seorang mahasiswa yang ternyata diketahui orangtuanya sudah 2 semester sering bolos, jarang masuk kuliah. Ternyata diselidiki, yang bersangkutan kegilaan game on line. Akhirnya diinterogasi dan disadarkan. Mahasiswa itu cerita awalnya dari iseng main game on line, namun lama kelamaan keranjingan, dan setiap berangkat kuliah seperti ada bisikan kuat disuruh ke game on line. Untunglah mahasiwa itu bertekad untuk mengusir bisikan tersebut bermian game on line. Setelah jalur pengobatan modern belum ada hasil, juga jalur pengobatan hipnoterapi. Ketika dihipnoterapi, sang terapis kaget karena yang hadir ketika posisi trance adalah sosok lain. Dan diusir susah sekali. Akhirnya menghubungi saya.

Satu lagi: kasus seorang perempuan yang menjadi tidak waras, menjadi sosok lain yang pandai berdakwah, ya itu tadi awalnya bagus sekali namun ujungnya kok ya nyeleneh. Ngawur. Akhirnya berminggu-minggu meresahkan dan makin menggila.
Sang keluarga mempertemukan dengan saya, namun selalu saja kabur…. Mau gak mau ditaklukkan beberapa keluarganya digotong menemui saya.
Perempuan yang anaknya sudah besar-besar itu gak mau menghadapi saya. Selalu memalingkan muka. Namun akhirnya ngoceh juga, keluar kepribadian yang lain.
“Kamu mengajari orang… memang kamu benar. Sholat subuh saja terlambat kamu....” katanya , “sekarang saja kamu belum sholat kan?” lanjutnya lagi dan terus berceramah layaknya seorang ulama.

Jawab saya: “dalam ajaran agama, tamu harus dihormati. Jadi ketika baru pulang dari luar rumah langsung menemui tamu kehormatan. Baru saya pamit sholat dulu atau menawari tamu, apakah mau sholat bareng??”

Nah inilah jawaban kuncinya yang memastikan saya berhadapan dengan siapa. “Sholat sih nanti saja… untuk apa??”
Saya langsung memotong, ketahuan kamu sekarang!!! Ngapain kamu disitu, ganggu manusia. Akhirnya dalam satu perdebatan panjang dan ngadu “ilmu” cukup alot. Dia bermandikan keringat, menggelosor di atas lantai tak mampu lagi “bertempur” dengan kunci kekuatan tauhid.
“Ampun...kamu siapa sesungguhnya” katanya, “sudah..sudah saya gak kuat. Saya akan keluar.....” Dan saya tempatkan ke asalnya. Api yang berkobar.

Sahabat, banyak kasus yang saya hadapi dan akhirnya belajar dari pengalaman dari ratusan kasus ringan hingga berat sekali. Pengalaman yang sejak dulu nyaris adu nyawa, sekarat, dan terkapar. Sehingga nyaris nyerah berakidahnya kepada Sang Kuasa….

Logikanya begini, Sang Ibu tersebut senang sekali belajar olah ilmu apapun…tentu ilmu ghoib. Dan saya duga dari pengalaman maupun rasa hati, bahwa ibu itu kepingin sekali jadi tokoh atau guru spiritual. Namun setelah umur menua, kok ya belum kesampaian dan kalah dengan generasi yang lebih muda, dengan kebisaan yang melampaui dia.

Sang Ibu ini gak mau kalah, merasa sudah bisa, dan hebat (sombong). Inilah mindset hawa nafsu yang terpancar dari tubuhnya, dan layaknya hukum Law of Attraction menarik yang lain pikiran-pikiran negative yang bertebaran di semesta alam ini. Lambat laun mendominasi dalam pikiran…dan akhirnya berkepribadian ganda.
Kepribadian ganda kadang murni sebagai pikiran lain, namun kadang juga disusupi oleh godaan Syetan yang menggoda pikiran sombong kepinginan dalam ilmu ghoib tersebut.

Kasus saudara saya juga sama, dulu karena tekanan dari situasi perkuliahan dan pergaulan teman-temannya yang selalu menyombongkan kebiasaannya. Membuatnya jadi minder, dan tergoda harus bisa melampaui mereka. Namun ibarat rangkaian listrik yang terprogram dengan arus cuma sekian, dibebani dengan daya melampaui dari kemampuan. Akhirnya jebol, dan terganggulah rangkaian listrik alias pikirannya.
Stress, berkhayal tokoh lain dan masuklah karakter ganda sesuai tokoh yang sesuai.
Lambat laun, menjadi parah karena campur tangan dari godaan syaiton di pikirannya. Menjadi –jadi, dan jadilah sosok lain yang berbeda dan sangat kontra.

Kasus mahasiswa terjerat game on line juga demikian. Karena tertarik dengan karakter sang tokoh di game on line, hingga menjiwai, maka akan menarik peran tersebut kedalam pikirannya. Awalnya tidak masalah, namun jadi masalah ketika tokoh yang diperaninya ini terkesan membangkang, sombong, dan kontra dengan sifat-sifat tokoh malaikat alias kebaikan. Inilah yang menarik godaan syaitan masuk.

Pikiran / karakter ganda murni tidak masalah, dan lambat laun memudar bila rutinitias berganda ini berganti. Seperti seorang pendiam yang takut berbicara, namun ketika tugas mengharuskan dia memimpin dan berbicara. Maka lambat laun, seiring belajar memperhatikan tokoh lain yang positif... menyerap energinya…tertular…jadilah energi positif itu merasuk menjadi sifat, karakter yang bersangkutan. Mampu menjadi pemimpin yang pandai berbicara. Hal yang positif tentu selanjutnya menarik ciptaan Tuhan lain yang positif.

Namun sebaliknya kalau yang diresapi adalah tokoh atau sosok jahat alias kontra kebaikan, maka jadilah dia berpikiran jahat. Kepribadian ganda yang negatif murni bisa dirubah dengan sugesti melalui meditasi ataupun hypnosis atau tafakur do’a.
Namun kalau sudah digoda oleh ciptaan Tuhan lain (syaitan) yang datang karena tertarik hukum Law of Attraction, sungguh sulit.

Godaan syaitan ini bisa saja kalah tergantung personalnya. Bila kuat Spiritnya/jiwanya, maka godaan tersebut bisa kalah. Sebaliknya bila spiritnya lemah, imannya lemah, maka jadilah diperdaya.

Ciri khas dari godaan jin biasa adalah sosok beringas namun bisa ditundukkan dengan ayat-ayat suci atau diruqyah. Sok galak, sok beringas, namun kalau kita tenang senyum, penuh Ya Rohman Ya Rahiim, golongan ini akhirnya lulus sendiri. Kalah power.
 
Namun godaan syaitan atau iblis biasanya, sosoknya sombong, jago keilmuan, senang menasehati menceramahi, mengajari sesuatu kebaikan, namun ujungnya ada yang nyeleneh alias salah. Dan tidak bisa mati, karena ditangguhkan kematiannya menurut ayat suci. Bahkan pada masa lalu, saya sempat berduel dengan sosok ini yang merasuki adik saya. Dan saya akui saya kalah power, kalah iman. Spirit belum ter-upgrade. Sang syetan ini tertawa-tawa menyuruh saya keluarkan kemampuan ilmu, dan menyatakan dia gak mungkin dikalahkan dengan ilmu, karena dia sudah ahli anti ilmu dari sananya. Katanya dia lebih tua dari manusia. Tidak bisa mati, kebal dari apapun sepanjang dunia diciptakan. Saya tidak mampu menundukkan, sosok itu juga tidak. Karena sama-sama dalam tingkatan ilmu. Artinya baru saya sadari sekarang dari pengalaman juga, yang bisa mengalahkan mereka adalah melampaui tingkatan ilmu, alias jadi Ummi, bodoh, kosong, gak ada apa-apanya alias ikhlas bersandar.
Ikhlas yang mengantarkan ke tingkatan spirit diatasnya dalam keseharian selalu bersamaNya. Power spirit menjadi luarbiasa bersamaNya sepanjang nafas.

Apapun itu kembali sesuai Hukum Tarik Menarik, apapun ciptaan Tuhan di semesta akan tertarik, tersedot kepada kita automatically atas apapun program baik atau buruk (hawa nafsu negative). Siapapun yang berpikiran positif, mindset positif (prasangka baik) maka akan datang semua elemen di semesta yang pasti baik-baik. Juga sebaliknya yang bermind set negatif.

Dan kita tidak usah khawatir dengan kejahatan akan menimpa, sepanjang kita tidak bermind-set kejahatan. Demikian juga gangguan jin, syetan tidak mungkin menganggu kita sepanjang kita tidak bermindset sama dengan mereka. Tidak ada celah bagi mereka untuk masuk kedalam diri kita. Karena Beda frekuensi dan gelombang.

Apapun itu semua berawal dari godaan (hawa nafsu) pikiran, keinginan kita sendiri. Ikhlas adalah menjalani takdir yang datang kepadanya tiap saat. Apapun rejeki, siapapun yang datang dihadapi dengan penuh rasa syukur. Tidak pernah berekayasa bermain godaan pikiran negatif, karena efeknya akan sangat menyulitkan di kemudian hari.