Hati-hati sama omongan. Nanti kualat!!! Apa maknanya?
(Teliti Ini Bukan Mitos..Apalagi Tahayul...Bukan mistik)
Salam Sahabat Mahakosmos,
Orangtua jadul alias jaman dulu selalu menasehati demikian. Hati-hati sama omongan, nanti kualat!! Suatu pesan yang bagus, namun bagaikan sebuah mitos saja, gak ngerti maksudnya memangnya kenapa? Orang tua, gak bisa jelasin sih.Kalo ditanya, jawabannya itukan juga pesan eyang-eyangmu…. Lho, warisan!!
Banyak kisah yang saya temui dalam meberikan terapi masalah kehidupan seseorang, ternyata penyebab masalahnya adalah karena faktor omongan yang sembarangan. Banyak dari kita yang emosi disalip di tikungan ketika mengendarai mobil….langsung mengumpat keluar kata-kata mutiaranya: “monyet lu, dasar gak waras…” Atau senang sekali mengumpat dengan kata-kata khasnya… ”Buluk…buluk….” atau apapun.
Bahkan kadang kita seneng becanda dengan bahasa khas agar mudah diingat temen-temen. Seperti contohnya: “wah dasar sakit jiwa….” Semuanya becandaan saja.
Tahukah sahabat, becanda it’s Okeh saya. Namun tahukah bahwa efeknya sangat luarbiasa membentuk programming dalam tubuh yang sebenarnya itulah hakekat do’a kita sendiri yang menjadikan. Do’a atau kata-kata yang berulang dan terekam dalam gelombang pikiran serta rongga-rongga tubuh. Gelombang pikiran dari gamma, beta, alpha, teta, delta yang merupakan gelombang sadar dan bawah sadar. Semuanya terhubung ke organ jantung, dan rekaman program itu mengalir dalam darah, DNA, urat-urat syarat ke seluruh tubuh. Jadilah perbuatan, dan terus berulang menjadi kebiasaan.
Banyak orang kena penyakt aneh, susah hidupnya, karena dia sendiri yang membuatnya. Seperti kasus ada yang kena stroke, lumpuh sebelah, dan pikirannya agak terganggu.
Setelah saya satukan dengan konsep Law of Connection yaitu menyatukan frekuensi hati kecil dengan penyebab masalahnya. Ternyata tahukah sahabat? Penyebabnya adalah karena kekhilafan dari omongan.
Setelah saya perhatikan, dan investigasi ke keluarga, teman-temannhya. Benarlah olah rasa saya, bahwa yang bersangkutan seneng banget ngomong: “bangkai hidup lu…..” Gak waras….
Kata-kata itu sebenarnya adalah sumpah serapah untuk orang lain, siapa saja yang berbenturan dengan dia. Namun sesungguhnya, tidak ada dampaknya bagi yang disumpahi. Yang disumpahi ya seger-seger saja. Namun omongannya kena badan sendiri.
Akhirnya kunci intropeksi inilah yang dia harus akui dan sesali untuk diikhlaskan kembali kepada Sang Pencipta. Lambat laun, lumpuhnya mulai pulih kembali, berangsur-angsur sehat.
Konsep Mahakosmos sederhana hanya mengenali chip programming penyebab masalah alias Mind Set, istilah kerennya. Mind set yang tertanam kebiasaan omongan, pikiran dan perasaan. Kemudian dikhlaskan alias dicabut, dibersihkan dalam session Terapi Ikhlas, Tafakuran Pembersihan Mindset.
Sessi workshop yang memakan waktu seharian ini, terkesan membosankan bagi yang gak ngerti, namun seperti kurang waktunya bagi para peserta yang membutuhkan untuk mendobrak masalah kehidupan dan menggantinya dengan program kehidupan baru. Kepinginnya lebih dari itu, 3 hari….supaya fresh dan menjadi manusia baru.
Banyak orang yang ambruk, sekarat, bisa pulih menjadi sehat dan berumur panjang. Banyak orang yang bisnisnya hancur lebur, dan mampu bangkit. Banyak orang yang gagal, namun sukses kemudian hari. Mereka adalah orang yang mampu intropeksi mengenali penyebab kesalahan masa lalu, berani meninggalkannya dan hidup baru untuk menjadi sosok pribadi yang baru. Gak salah deh, orang tua jaman dulu kasih pesen. Hati-hati sama omongan… karena bisa makan badan sendiri. So, berkatalah yang positif. Jadi kalo nyumpahi temen, bilang saja: “dasar orang sukses lu… banyak duit”
Salam Ikhlas,
mas Kris
Orangtua jadul alias jaman dulu selalu menasehati demikian. Hati-hati sama omongan, nanti kualat!! Suatu pesan yang bagus, namun bagaikan sebuah mitos saja, gak ngerti maksudnya memangnya kenapa? Orang tua, gak bisa jelasin sih.Kalo ditanya, jawabannya itukan juga pesan eyang-eyangmu…. Lho, warisan!!
Banyak kisah yang saya temui dalam meberikan terapi masalah kehidupan seseorang, ternyata penyebab masalahnya adalah karena faktor omongan yang sembarangan. Banyak dari kita yang emosi disalip di tikungan ketika mengendarai mobil….langsung mengumpat keluar kata-kata mutiaranya: “monyet lu, dasar gak waras…” Atau senang sekali mengumpat dengan kata-kata khasnya… ”Buluk…buluk….” atau apapun.
Bahkan kadang kita seneng becanda dengan bahasa khas agar mudah diingat temen-temen. Seperti contohnya: “wah dasar sakit jiwa….” Semuanya becandaan saja.
Tahukah sahabat, becanda it’s Okeh saya. Namun tahukah bahwa efeknya sangat luarbiasa membentuk programming dalam tubuh yang sebenarnya itulah hakekat do’a kita sendiri yang menjadikan. Do’a atau kata-kata yang berulang dan terekam dalam gelombang pikiran serta rongga-rongga tubuh. Gelombang pikiran dari gamma, beta, alpha, teta, delta yang merupakan gelombang sadar dan bawah sadar. Semuanya terhubung ke organ jantung, dan rekaman program itu mengalir dalam darah, DNA, urat-urat syarat ke seluruh tubuh. Jadilah perbuatan, dan terus berulang menjadi kebiasaan.
Banyak orang kena penyakt aneh, susah hidupnya, karena dia sendiri yang membuatnya. Seperti kasus ada yang kena stroke, lumpuh sebelah, dan pikirannya agak terganggu.
Setelah saya satukan dengan konsep Law of Connection yaitu menyatukan frekuensi hati kecil dengan penyebab masalahnya. Ternyata tahukah sahabat? Penyebabnya adalah karena kekhilafan dari omongan.
Setelah saya perhatikan, dan investigasi ke keluarga, teman-temannhya. Benarlah olah rasa saya, bahwa yang bersangkutan seneng banget ngomong: “bangkai hidup lu…..” Gak waras….
Kata-kata itu sebenarnya adalah sumpah serapah untuk orang lain, siapa saja yang berbenturan dengan dia. Namun sesungguhnya, tidak ada dampaknya bagi yang disumpahi. Yang disumpahi ya seger-seger saja. Namun omongannya kena badan sendiri.
Akhirnya kunci intropeksi inilah yang dia harus akui dan sesali untuk diikhlaskan kembali kepada Sang Pencipta. Lambat laun, lumpuhnya mulai pulih kembali, berangsur-angsur sehat.
Konsep Mahakosmos sederhana hanya mengenali chip programming penyebab masalah alias Mind Set, istilah kerennya. Mind set yang tertanam kebiasaan omongan, pikiran dan perasaan. Kemudian dikhlaskan alias dicabut, dibersihkan dalam session Terapi Ikhlas, Tafakuran Pembersihan Mindset.
Sessi workshop yang memakan waktu seharian ini, terkesan membosankan bagi yang gak ngerti, namun seperti kurang waktunya bagi para peserta yang membutuhkan untuk mendobrak masalah kehidupan dan menggantinya dengan program kehidupan baru. Kepinginnya lebih dari itu, 3 hari….supaya fresh dan menjadi manusia baru.
Banyak orang yang ambruk, sekarat, bisa pulih menjadi sehat dan berumur panjang. Banyak orang yang bisnisnya hancur lebur, dan mampu bangkit. Banyak orang yang gagal, namun sukses kemudian hari. Mereka adalah orang yang mampu intropeksi mengenali penyebab kesalahan masa lalu, berani meninggalkannya dan hidup baru untuk menjadi sosok pribadi yang baru. Gak salah deh, orang tua jaman dulu kasih pesen. Hati-hati sama omongan… karena bisa makan badan sendiri. So, berkatalah yang positif. Jadi kalo nyumpahi temen, bilang saja: “dasar orang sukses lu… banyak duit”
Salam Ikhlas,
mas Kris
0 komentar:
Posting Komentar