Ikhlas adalah keselarasan antara pikiran, perasaan (spirit), dan seluruh anggota tubuh
Salam Sahabat Mahakosmos,
Banyak pertanyaan dari sahabat
alumni yang sedang belajar metode terapi hati terapi ikhlas, apakah
ciri-cirinya kalau sudah mengikhlaskan sesuatu? Banyak juga yang sudah tafakur /
intropeksi di hati mencari penyebab masalahnya, atau sakitnya.. tapi gak ketemu
jawaban?
Ikhlas adalah suatu kejujuran
terhadap diri sendiri untuk mau intropeksi …dan setelah ketemu penyebabnya…mau
mengakui kesalahannya tersebut yang mungkin datang dari cara berpikirnya yang
salah sehingga banyak hutang dan bangkrut, atau cara sifat/karakternya yang
tidak baik sehingga tidak disukai owner pemberi project…atau perilakunya tidak
pas…sehingga mertuanya tidak berkenan atau perbuatannya yang salah sehingga
merusak kehidupannya sendiri.
Beberapa case yang sulit untuk
mencari penyebab masalahnya atau sakitnya, ya mau gak mau saya terapkan
facility Allah yaitu memohon kepadaNya menggerakkan jiwanya ke badan
mediator (yang sudah bersih dan ikhlas)… dan keluarlah semua uneg-uneg.
Sang jiwa (diri sejatinya) itu
ngoceh…penyebabnya apa….
Kemudian baru intropeksi.
Kemudian baru intropeksi.
Artinya: itulah kenyataan bahwa
kita tidak jujur pada diri sendiri…yaitu kita sendiri yang berada di casingan
badan kasar ini. Sehingga badan kasar plus antek-antek pikiran inilah
yang menjadi barrier untuk tidak bisa menjadi diri sendiri. Dan selalu
membohongi keinginan diri kita sendiri.
Kepingin banget sama A, namun
pikiran membisik-bisiki yang lain sehingga milih B. Sehingga
ujung-ujungnya jadi berantakan karena ngikuti hawa nafsu badan dan pikiran.
Ketika didatangi orang…diri kita
yang didalam sudah memberi firasat….gak bagus…tanda-tanda negative….namun
pikiran membisiki lain….yang wah….sehingga akhirnya diabaikan firasat
itu….jadilah akhirnya berantakan…kena tipu.
Belum lama saya men-talqin-kan
seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut.. berhari-hari.
Akhirnya saya panggil semua anggota keluarga untuk diikhlaskan. Semua
ikhlas. Namun ternyata lewat 2 hari belum ada tanda-tanda, akhirnya mata
hati melihat yang belum ikhlas adalah istrinya. Ketika dikorek-korek,
akhirnya menangislah sang istri, bahwa dirinya belum ikhlas. Akhirnya
tersadar bahwa ketidakikhlasan ini telah menyulitkan sang suami memenuhi takdir
dariNya. Sehingga bersaksi atas namaNya: hati-jiwa, pikiran dan tubuh
bersaksi telah ikhlas…. dan kemudian mendo’akannya.
Dua jam kemudian,
terjadilah…suaminya kembali kepadaNya…semua dipermudah.
Inilah kenyataan yang tidak
sinkronnya antara diri sejati kita sendiri dengan pikiran maupun anggota
tubuh. Mulut ngomongnya ikhlas…ikhlas…namun kenyataannya
tidak di hati, atau bahkan tubuhnya sendiri yang lain juga belum ikhlas.
Sementara Terapi Ikhlas adalah
metode sangat sederhana untuk intropeksi dan mengikhlaskan penyebab masalah
atau penyakitnya. Bagaimana bisa “komunikasi” mengikhlaskan
penyakitnya…lha wong kenyataannya cuma di mulut saja.
Ucapan Ikhlas adalah keselarasan
yang keluar dari jperasaan (spirit), pikiran dan seluruh anggota tubuh dengan
perbuatan yang nyata…ikhlas. Itulah diperlukan kembali menjadi diri
sendiri, tafakur di gelombang delta ke dimensi spiritnya dan komunikasi di
hati. Menjadi Diri Sendiri.
Belajar mengawang-awang di
gelombang pikiran rendah (delta) mengabaikan seolah tidak memiliki jasad…….
belajar seolah hanya sebuah energi eter (spirit) yang berada di dalam dada
dibelakang jantung…….
Sehingga hawa dingin pun tidak
terasa, gigitan nyamuk pun tidak terasa, bahkan ada gempa juga gak
terasa. Karena sudah lebur jasadnya…..diabaikan. Tombol sudah di
off-kan. Belajar mematikan “keinginan” jasad. Namun mengasah
“keinginan” kita yang berdiam di dalam casingan badan kasar ini. Ciri-cirinya ketika ucapan
ikhlas itu keluar dari diri kita sendiri, adalah terasa plong di dada ketika
mengikhlaskan “sesuatu” masalah atau penyakitnya.
Blasss nyaman…dan seperti baru
bangun tidur….kosong…adem..ayem.
Ucapan ikhlas dari diri sendiri
inilah yang juga menggerakan semua komponen di pikiran dan anggota tubuh,
sehingga selaras.
Semua orang pasti bisa untuk
menjadi diri sendiri. Ketika “sudah ikhlas” untuk bisa
mengikhlaskan mengabaikan “bisikan” pikirannya sendiri. Yaitu Hawa
nafsu badan kasar.
Salam Ikhlas,
Mas Kris
0 komentar:
Posting Komentar