Rabu, 16 April 2014

Ikhlas adalah keselarasan antara pikiran, perasaan (spirit), dan seluruh anggota tubuh


Salam Sahabat Mahakosmos,
Banyak pertanyaan dari sahabat alumni yang sedang belajar metode terapi hati terapi ikhlas, apakah ciri-cirinya kalau sudah mengikhlaskan sesuatu? Banyak juga yang sudah tafakur / intropeksi di hati mencari penyebab masalahnya, atau sakitnya.. tapi gak ketemu jawaban?
Ikhlas adalah suatu kejujuran terhadap diri sendiri untuk mau intropeksi …dan setelah ketemu penyebabnya…mau mengakui kesalahannya tersebut yang mungkin datang dari cara berpikirnya yang salah sehingga banyak hutang dan bangkrut, atau cara sifat/karakternya yang tidak baik sehingga tidak disukai owner pemberi project…atau perilakunya tidak pas…sehingga mertuanya tidak berkenan atau perbuatannya yang salah sehingga merusak kehidupannya sendiri.
Beberapa case yang sulit untuk mencari penyebab masalahnya atau sakitnya, ya mau gak mau saya terapkan facility Allah yaitu memohon kepadaNya menggerakkan jiwanya  ke badan mediator (yang sudah bersih dan ikhlas)… dan keluarlah semua uneg-uneg.
Sang jiwa (diri sejatinya) itu ngoceh…penyebabnya apa….
Kemudian baru intropeksi.
Artinya: itulah kenyataan bahwa kita tidak jujur pada diri sendiri…yaitu kita sendiri yang berada di casingan badan kasar ini.  Sehingga badan kasar plus antek-antek pikiran inilah yang menjadi barrier untuk tidak bisa menjadi diri sendiri.  Dan selalu membohongi keinginan diri kita sendiri.
Kepingin banget sama A, namun pikiran membisik-bisiki yang lain sehingga milih B.  Sehingga ujung-ujungnya jadi berantakan karena ngikuti hawa nafsu badan dan pikiran.
Ketika didatangi orang…diri kita yang didalam sudah memberi firasat….gak bagus…tanda-tanda negative….namun pikiran membisiki lain….yang wah….sehingga akhirnya diabaikan firasat itu….jadilah akhirnya berantakan…kena tipu.
Belum lama saya men-talqin-kan seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut.. berhari-hari.   Akhirnya saya panggil semua anggota keluarga untuk diikhlaskan.  Semua ikhlas.  Namun ternyata lewat 2 hari belum ada tanda-tanda, akhirnya mata hati melihat yang belum ikhlas adalah istrinya.  Ketika dikorek-korek, akhirnya menangislah sang istri, bahwa dirinya belum ikhlas.  Akhirnya tersadar bahwa ketidakikhlasan ini telah menyulitkan sang suami memenuhi takdir dariNya.  Sehingga bersaksi atas namaNya: hati-jiwa, pikiran dan tubuh bersaksi telah ikhlas…. dan kemudian mendo’akannya.
Dua jam kemudian, terjadilah…suaminya kembali kepadaNya…semua dipermudah.
Inilah kenyataan yang tidak sinkronnya antara diri sejati kita sendiri dengan pikiran maupun anggota tubuh.    Mulut ngomongnya ikhlas…ikhlas…namun kenyataannya tidak di hati, atau bahkan tubuhnya sendiri yang lain juga belum ikhlas.
Sementara Terapi Ikhlas adalah metode sangat sederhana untuk intropeksi dan mengikhlaskan penyebab masalah atau penyakitnya.  Bagaimana bisa “komunikasi” mengikhlaskan penyakitnya…lha wong kenyataannya cuma di mulut saja.
Ucapan Ikhlas adalah keselarasan yang keluar dari jperasaan (spirit), pikiran dan seluruh anggota tubuh dengan perbuatan yang nyata…ikhlas.  Itulah diperlukan kembali menjadi diri sendiri, tafakur di gelombang delta ke dimensi spiritnya dan komunikasi di hati.  Menjadi Diri Sendiri.
Belajar mengawang-awang di gelombang pikiran rendah (delta) mengabaikan seolah tidak memiliki jasad……. belajar seolah hanya sebuah energi eter (spirit) yang berada di dalam dada dibelakang jantung…….
Sehingga hawa dingin pun tidak terasa, gigitan nyamuk pun tidak terasa, bahkan ada gempa juga gak terasa.  Karena sudah lebur jasadnya…..diabaikan.  Tombol sudah di off-kan.  Belajar mematikan “keinginan” jasad.   Namun mengasah “keinginan” kita yang berdiam di dalam casingan badan kasar ini. Ciri-cirinya ketika ucapan ikhlas itu keluar dari diri kita sendiri, adalah terasa plong di dada ketika mengikhlaskan “sesuatu” masalah atau penyakitnya.
Blasss nyaman…dan seperti baru bangun tidur….kosong…adem..ayem.
Ucapan ikhlas dari diri sendiri inilah yang juga menggerakan semua komponen di pikiran dan anggota tubuh, sehingga selaras.
Semua orang pasti bisa untuk menjadi diri sendiri.    Ketika “sudah ikhlas” untuk bisa mengikhlaskan mengabaikan “bisikan” pikirannya sendiri.  Yaitu  Hawa nafsu badan kasar.
Salam Ikhlas,
Mas Kris

0 komentar: