cuplikan : Buku Spiritual Thinking Priatno H Martokoesoemo - halaman 111-114
Jika seseorang mempercayai hal-hal yang salah dan batil, dia berpotensi menjadi gila. Dia gila dunia, gila harta, gila wanita, gila minuman,gila klenik dan lain2. Sebaliknya jika seseorang yakin bahwa Tiada Tuhan Selain Alloh,maka dia bukanlah orang gila karena dia mempercayai kebenaran.
Kepercayaan yang salah sering diekspresikan orang gila, bisa mengakibatkan kehancuran total. Sebaliknya kepercayaan yang benar akan menuju keselamatan karena izin Allah. Untuk itu kita perlu memilah-milah mana kepercayaan yang benar dan mana yang salah dalam diri kita.
Orang percaya dengan hal-hal yang benar tidak akan tertipu oleh dunia ini. Dia justru akan mengajak saudara-saudaranya untuk menyadari gebyar duniawi yang menipu.
Kebenaran Datang dari Allah
Selama bertahun-tahun, saya ingin menentukan apa yang benar dan apa yang salahsehingga saya selalu penuh emosi saat berdebat dengan orang lain. Namun saya lalu sadar bahwa saya masih mempunyai kepercayaan yang salah. Saya kadang-kadang mengira bisa menguasai kebenaran dan memperlihatkannya kepada orang lain. Tetapi dalam praktiknya ternyata tidak semudah yang saya duga. Saya yakin kebenaran itu datang dari allah dan hanya atas izinNya suatu kebenaran bisa menyebar kemana-mana.
Menurut hemat saya kepercayaan yang salah hanya membuat orang menderita,sakit hati,dan jauh dari Allah. Sementara, orang yang percaya kebenaran, hidupnya akan merasa cukup,penuh kehangatan, dan bahagia.
Jika ada seseorang yangpercaya bahwa hanya sukunyalah yang paling baik, maka dia mempercayai hal yang salah.Mengapa? Karena baik dan tidaknya seseorang bukan bergantung dari asal sukunya, melainkan dari amal perbuatannya. Orang yang berbuat baik bisa berasal dari suku mana saja,sebagaimana juga orang yang berbuat salah dan dosa. Suku adalah kumpulan orang.didalamnya pasti ada orang saleh (sekaligus penjahat seperti yang dimiliki suku lain. Sekali lagi,tidak ada suku yang paling baik.
Contoh lain tentang kepercayaan yanalah. Dulug sewaktu kecil, anda mungkin percaya bahwa ada monster di bawah tempat tidur. Tetapi seiring berjalannya waktu anda lalu tidak percaya dengan hal-hal yang jelas salah dan berbau takhayul.
Merujuk Ke Teks Suci
Dalam pelatihan Spiritual Thinking (ST) biasanya saya mencari kepercayaan fundamental yang salah, lalu mengubahnya dengan kepercayaan yang fleksibel dan benar. Proses mengubah kepercayaan sebetulnya sangat sederhana, tetapi kadang sulit dimengerti.
Salah satu hal yang membuat orang menjadi stres dan mengalami histeria adalah karena dia berpegang pada sesuatu yang salah,tetapi sangat mempercayainya. Bahkan seseorang terlalu eksterm pada kepercayaan yang salah bisa mengalami tekanan batin. Contohnya dia selalu percaya bahwa seseorang (Bisa Ayah,Istri,pacar, teman atau siapapun)adalah orang yang "suci dan sempurna" . Namun suatu hari ia melihat orang tersebut melakukan maksiat. Diapun mengalami stres dan tekanan batin karena tidak bisa menerima kenyataan yang dijumpainya.
Karena meyakini kepercayaan yang salah,maka seseorang kadang terpaksa melawan dirinya sendiri. Disatu sisi, alam bawah sadar mengatakan bahwa suatu hal dianggap benar,tetapi disisi lain alam sadar mengatakan salah. Tabrakan kepercayaan dalam diri manusiaadalah hal yang tidak menyenangkanserta bisa mengakibatkan kebingungan dan kemarahan.
Salah satu kiat yang paling mujarab untuk meninggalkan kepercayaan yang salah dan kadaluarsa adalah dengan merujuk pada teks suci yaitu Alquran dan hadis. Carilah kumpulan kepercayaan yang anda punyai, lalu gantilah dengan nilai-nilai yang tersurat di dalam alquran dan hadis. Dengan cara ini insya allah hidup anda akan damai, bahagia dan penuh makna.
Selasa, 30 Maret 2010
Meninggalkan Kepercayaan Yang Salah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar