MENCARI KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT
Kuliah Subuh : KH. Drs. Sandisi
Sumber:www.suryalaya.co.id
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. [al-Jumu'ah (62) : 10]. Berkaitan dengan ayat ini, Pangersa Abah mendapati dua kekhawatiran. Kekhawatiran pertama; Setelah seseorang mendapatkan talqin dzikir, dia "asyik" dengan dzikirnya kemudian melupakan kehidupannya di dunia, melupakan tugas dan kewajibannya sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai warga masyarakat, melupakan kehadirannya sebagai manusia di muka bumi ini. Kekhawatiran yang kedua adalah sebaliknya, dia tidak mengamalkan dzikir yang telah diajarkan. Oleh karena itu, mari kita menyeimbangkan antara keduanya; bekerja di dunia dan beramal untuk akhirat. Seperti dalam sebuat hadits dikatakan: Tidak termasuk kebaikan, jika kita mencari kebaikan di dunia tapi melupakan akhirat atau sebaliknya.
Pada ayat di atas, kita diperintahkan untuk shalat. Alhamdulillah, selain shalat secara lahir yang telah di atur oleh ilmu fiqih, kita juga telah diberi tahu tentang shalat secara bathin. Shalat secara lahir ditentukan waktunya; Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya serta shalat sunat lainnya. Sedangkan shalat bathin, tidak ditentukan waktunya. Kapan saja, dimana saja, sedang apa saja, baik dalam keadaan suci ataupun berhadats. Shalat bathin yaitu selalu Ingat Allah di dalam hati (dzikir Khofi) harus terus dilaksanakan. Banyak hadits yang menyinggung masalah shalat ini. Shalat adalah tiangnya agama ... Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab ... dan lain-lain.
Setelah shalat, kita diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi, ke barat, ke timur, ke utara ke selatan, kemana saja. Carilah karunia yang telah diberikan Allah. Menurut Imam al-Ghozali carilah karunia itu diartikan dengan mencari ilmu. Karena Nabi Muhammad Saw. bersabda: Barang siapa yang menghedaki dunia pakailah ilmu, barang siapa yang menghendaki akhirat pakailah ilmu. Barang siapa yang menghendaki kedua-duanya pakailah ilmu. Pangersa Abah selalu berharap, untuk terus belajar, terus menuntut ilmu, menambah pengetahuan, menambah pengalaman. Coba bandingkan Dua orang Tukang Batu. Yang satu hanyalah seorang tukang batu biasa. Dan yang satu lagi Tukang Batu Luar biasa yaitu seorang dokter yang bertugas mengambil batu ginjal dengan menjalankan operasi. Si Tukang Batu biasa, kerja seharian, mungkin hanya mendapatkan uang beberapa puluhan ribu rupiah saja, tapi seorang tukang batu luar biasa, hanya beberapa menit atau jam, bisa mendapatkan uang yang jauh berbeda. Begitu juga dengan ibadah. Apalah artinya ibadah siang malam tanpa dibarengi dengan ilmu.
Salah satu ilmu yang telah diberikan oleh Pangersa Abah adalah dzikir Khofi. Setiap pekerjaan baik yang kita laksanakan, apabila diiringi dengan ingat kepada Allah, maka dia akan bernilai ibadah, meskipun hanya berolah raga, mengikuti rapat, jalan-jalan dengan keluarga, nonton TV dan sebagainya. Tanpa diiringi dengan ingatan kepada Allah, meskipun shalat di depan Ka'bah, tiadalah artinya. "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepuk tangan... [al-Anfal (8) : 35]
Oleh karena itu, marilah kita tunaikan shalat, laksanakan tugas sehari-hari disertai dengan dzikrullah (selalu ingat kepada Allah di dalam hati).
Kamis, 04 November 2010
MENCARI KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT
Senin, 23 Agustus 2010
IBNU TAYMIAH PENGIKUT SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI
IBNU TAYMIAH PENGIKUT SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI
Oleh : Dr. Afif Muhammad
sumber: Manaqib-sitius PP Suryalaya-Tasik Malaya
Biasanya orang yang mengkritik sesuatu, dianggap sebagai orang yang anti terhadap sesuatu yang dikritiknya itu. Misalnya Imam al-Ghazali sewaktu beliau mengkritik filsafat, beliau dianggap sebagai orang yang anti terhadap filsafat. Tidak hanya itu, bahkan beliau dianggap sebagai “Pembantai filsafat” (Pembunuh Ayam Bertelur Emas).
Hal serupa diatas juga dialami oleh Ibnu Taymiyah ketika beliau mengkritik tasawuf. Ketika itu beliau dianggap sebagai ulama yang anti terhadap tasawuf oleh banyak kalangan. Bahkan sampai sekarang pun masih ada kalangan yang beranggapan demikian. Anggapan atau lebih tepatnya tuduhan demikian merupakan sesuatu hal yang tidak berdasar.
Padahal berdasarkan pada penellitian, Ibnu Taimiyah ketika itu hanya mengkritik istilah tasawuf saja, bukan terhadap kehidupan tasawuf. Menurut Ibnu Taimiyah, tasawuf merupakan istilah yang tidak mempunyai akar sama sekali baik di dalam al-Qur’an maupun Hadits. Kalau tasawuf itu diartikan sebagai kejernihan hati, maka mestinya dipakai istilah sofa-yasfu-sofwan, bukan tashowufan. Dan kalau diartikan sebagai barisan yang rapat, maka istilah yang digunakan adalah sofa-ya suffu-soffan, bukan tashowuufan. Begitu juga bila diartikan bulu domba, maka yang ada adalah istilah suffan, bukannya tashowuffan. Dengan demikian menurut Ibnu Taimiyah, istilah tasawuf hanya mengada-ada saja. Dan menyarankan untuk menggunakan istlah yang laon saja. Adapun terhadap praktek kehidupan bertasawuf itu sendiri beliau tidak melarangnya.
Salah satu bukti Ibnu Taimiyah tidak melarang praktek tasawuf adalah beliau menulis sebuah kitab yang merupakan sarah ,dari kitab “Futuhul Ghaib”, karya Syeikh Abdul Qodir Jaelani Q.S. dalam tradisi ilmiyah (menulis) di jaman klasik dibedakan antara membantah, mengkritik, dan menjelaskan (sarah). Tulisan yang bersifat membantah merupakan penolakan atau penentangan terhadap pandangan-pandangan yang dibantahnya. Artinya penulis yang membuat bantahan mengambil posisi “berlawanan” dengan penulis yang dibantahnya.
Sedangkan tulisan yang mengkritik merupakan tulisan yang hanya meluruskan dan memberikan saran terhadap tulisan-tulisan atau dari seorang “kawan”. Adapun sarah atau penjelasan merupakan tulisan yang bermakna menjelaskan pandangan-pandangan atau karya-karya dari orang yang dihormati dan memiliki pandangan yang sama dengan orang yang membuat sarah tersebut.
Bisa saja sarah itu berupa penjelasan dari murid terhadap pandangan-pandangan gurunya.
BENTENGI DIRI DENGAN LAA ILAAHA ILLALLAH
BENTENGI DIRI DENGAN LAA ILAAHA ILLALLAH
Godaan Iblis terhadap Nabi Adam As. patut kita jadikan contoh, betapa dahsyatnya godaan dan bujukan Iblis tersebut sehingga Adam dan Hawa harus turun ke bumi bersama dengan Iblis menjadi musuh untuk selamanya. Apa yang kurang dari Nabi Adam As.? Pangkatnya Nabi dan Rasul pertama, jabatannya Kholifatul fil ardh, Wakil Allah di muka bumi, ilmunya tinggi, sehingga para Malaikatpun bersujud kepadanya untuk memenuhi perintah Allah kecuali salah seorang diantaranya yang menganggap dirinya lebih baik dari Adam. Kekayaannya, Adam dipersilahkan menikmati semua yang ada di "surga" kecuali popon khuldi. Tetapi ... karena bujuk rayu Iblis yang begitu kuat, akhirnya Adam dan Hawa melanggar perintah Allah. Lihatlah diri kita, pangkat apa yang kita punya, jabatan apa yang kita miliki, kekayaan dan ilmu apa yang kita simpan? Iblis tetap akan menggoda kita, dan kita dipastikan akan terbujuk, tergelincir, tergoda sehingga melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya atau sebaliknya tidak mau melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Banyak cara dilakukan oleh manusia untuk menjaga diri, keluarga, harta, jabatan, pangkat, kedudukan dan lain-lainnya. Seperti rumah tempat tinggal kita ditempeli dengan ayat-ayat Qur'an misalnya Ayat Kursi. Supaya tidak dibisa dimasuki maling, misalnya. Ayat Qur'an yang ditempel di dinding rumah kita, bisa jadi membuat syetan emoh masuk ke rumah kita. Tapi syetan itu pintar. Ketika rumah kita di tempeli ayat Qur'an, dia melihat yang punya rumahnya TIDAK DITEMPELI AYAT QUR'AN. Maka ... kitalah yang kemudian dimasuki syetan, Na'udzu billahi min dzaalik. Selanjutnya bisa ditebak, kita menjadi temannya. Parahnya lagi, tidak hanya syetan saya yang masuk ke dalam diri dan hati kita, tapi juga dunia dan segala isinya masuk ke dalam hati kita.
Mobil masuk ke hati, sehingga ketika mobil itu hilang atau dicuri, maka hati kita menjadi sakit. Keluarga di masukkan ke dalam hati, sehinga ketika salah seorang diantara mereka meninggalkan kita, hati kita menjadi sakit. Pangkat dan jabatan serta kedudukan, dimasukkan pula ke dalam hati, sehingga ketika hal tersebut tidak lagi ada pada diri kita, maka hati kita menjadi sakit dan seterusnya. Tetapi ... APAKAH kita pernah MERASA SAKIT ketika ALLAH HILANG DALAM HATI KITA? Kita seharusnya terus bersyukur karena telah bertemu dengan Pangersa Abah Anom yang telah menempelkan al-Qur'an ke dalam diri kita, ke dalam ruh kita, menempelkan Ismu dzat ke dalam hati kita. Bukan berarti tidak boleh mencari dunia, silahkan saja tapi jangan sampai dunia itu dimasukkan kedalam hati kita, cukup Allah saja yang ada di dalam hati ini.
Sekali lagi, mari kita bersyukur kepada Allah, karena melalui Pangersa Abah, kita diajarkan untuk selalu mengisi hati kita dengan dzikrullah, membetengi diri kita dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah, menuntun kita untuk selalu beribadah, memberikan contoh kepada kita untuk hidup bahagia di dunia juga sejahtera di akhirat. Kalau begitu, apa yang sudah kita berikan untuk Suryalaya? Jangan hanya omong saja yang besar, retorika saja yang begitu menarik tapi kosong dari realitas. Mari kita buktikan pengabdian kita kepada Pangersa Abah Anom, kepada pesantren Suryalaya di mana saja kita berada dengan tenaga, harta, pikiran, dengan diri yang dilandasi keikhlasan. Amin ya robbal 'alamiin.
KERUGIAN ORANG YANG LUPA KEPADA ALLAH
KERUGIAN ORANG YANG LUPA KEPADA ALLAH
Wahai saudaraku, jauhilah maksiat, sebab terkadang ia menjadi penyebab tertutupnya rezeki bagimu. Jangan engkau melalaikan dzikir dan ketaatan, sebab adakalanya ia menjadi penyebab padamnya mata hati dan keterputusan dari Allah. Allah berfirman : "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri, rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" (QS. al-A'raf : 205). Ketahuilah, orang yang menggunakan kesehatan dan msa mudanya untuk bermaksiat kepada Allah, maka perumpamannya adalah seperti diwarisi ayahnya uang yang banyak, lalu ia belikan ular, kalajengking, serta berbagai binatang berbisa lainnya, lalu meletakkan semuanya di kamar tidur, makan yang satu mematuknya, yang lain menyengatnya, dan ada juga yang menggigitnya. Bukankah mereka membunuhnya?
Maka, perumpamaanmu adalah tak ubahnya seperti burung-burung pemangsa daging yang terbang berkeliling di atas bangkai-bangkai berserakan. Mereka mencarinya, dan begitu menemukannya mereka pun langsung turun dan menggayangnya dengan badannya yang besar dan sayapnya yang kuat, tinggi terbangnya dan tajam matanya. Tapi karena sasarannya berada di tempat sangat rendah, maka seringkali ia harus merosot turun ke bawah sehingga jatuh ke dalam kotoran-kotoran. Wahai saudaraku, jadilah engkau seperti lebah, kecil tubuhnya, pendek sayapnya, jarang terbangnya, tetapi semangatnya besar, jiwanya tinggi dan tidak hinggap kecuali pada bunga-bunga, hanya mengisap sari bunga nan wangi, mengeluarkan madu nan lezat dan hanya berbuat kebajikan. Jiwa-jiwa itu agung, maka untuk memenuhi kehendaknya tubuh-tubuh pun merasa senang.
Wahai saudaraku, lama sekali engkau berliku-liku di negeri ujian, diuji dengan musibah, didera dengan cambuk, agar engkau sadar dari kelupaanmu, bangun dari tidurmu, kembali kepada Tuhanmu, dan bebas dari dosamu. Tetapi, ujian itu tak akan berguna bagimu sedikitpun. Karena memang ujian itu sebenarnya bukan untuk orang yang sudah lupa (sepertimu), yang sedikitpun tak bisa menerima nasihat. Karena seorang wanita yang tak waraspun menyembelih anaknya di kamar sambil makan-makan dan tertawa, tidak menyadari apa yang sedang terjadi, tidak peduli dengan apa yang menimpanya.
Begitu juga engkau, engkau telah ditimpa berbagai musibah, seperti terlewatkannya bangun malam, tidak merasakan nikmatnya dzikir, hilang lezatnya bacaan al-Qur'an, meremehkan pemenuhan kewajiban, bebal dan tidak sedih, tidak menyesal, tetapi engkau malah banyak makan, tertawa, dan bersenang-senang. Semua itu terjadi karena kelalaian telah memadamkan hatimu, mematikan cahaya hatimu yang paling padam, merampas manisnya iman dari jiwamu, sehingga engkau tak lagi bisa membedakan antara yang berbahaya dan bermanfaat.
Orang hidup pasti terperanjat ketika ditusuk jarum ataupun duri, sementara mayat tidak merasakan apa-apa meski disayat-sayat pedang atau gergaji. Maka, jika engkau tidak bersedih atas terlewatkannya dzikir dan ketaatan, tidak bersedih setelah maksiat, maka engkau adalah orang mati hati, tak bernurani, tidak dapat membedakan antara kebaikan dan kejahatan, antara kebahagian dan kesedihan, tidak mengenal mana yang bermanfaat dan yang membahayakan.
Karena itu wahai saudaraku, tangisilah dirimu, berupayalah untuk membangunkan dan menghidupkan hatimu, mendekatkan dirimu dengan guru (musryid), duduklah di majelis dzikir, ilmu dan hikmah. Sebab di situ ada wangi dari tiupan surga, engkau akan menemukannya setelah bubar dari mejelis, dalam jalan hidupmu, di kampus, di toko, di rumah, atau sambil bersua bersama keluarga. Janganlah engkau lewatkan majelis-majelis dzikir, ilmu dan hikmah. Janganlah engkau katakan tidak ada gunanya hadir di majelis kebaikan dan ketaatan, karena aku telah terjerumus ke dalam dosa-dosa, dan aku tak kuasa meninggalkannya.
Karena perkataan seperti itu adalah dari bisikan syetan yang terkutuk, yang rasukannya ke dalam jiwa dimaksudkan agar seorang mukmin terhalang dari kebaikan. Tetapi yang berburupun tetaplah wajib memanah. Jika engkau mendapatkan buruannya hari ini, maka hari esokpun masih ada, dan jangan engkau putus asa dari rahmat Allah. Allah berfirman : Katakanlah :" wahai hamba-hambaku yang melapaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. al-Zumar : 53)...
JANGAN MERASA DIRI LEBIH MULIA DARI ORANG LAIN
sumber: http://www.suryalaya.org/manakib-buletin-isi.php?ID=105
Setiap orang yang beriman hendaknya jangan sampai suka memperlihatkan sikap tidak baik, merasa diri kita lebih mulia daripada orang lain. Ingin menghina pada orang lain. Ingin menghina kepada sesama, karena Allah telah berfirman : Wahai orang-orang yang beriman jangan suka menghina segolongan diantara kamu kepada golongan lainnya siapa tahu lebih baik yang dihina daripada yang menghina. Hal ini perlu mengapatkan perhatian kita sepenuhnya, sebab hal tersebut secara tidak sadar kita lakukan. Kadang-kadang dirasakan seperti becanda saja, padahal kalau tidak cepat bertobat, bisa menimbulkan dzolim. Artinya menjadi orang yang selalu merasa kegelapan. Gelap dalam arti pikiran dan perasaan. Masalah seperti ini dipandang penting dalah tarekat, sampai ada istilah Muroqobah. Itu gunanya untuk merasakan gerak-gerik kita. Mulai dari ucapan, kelakuan termasuk i'tikad. Jelas tentang hal ini jangan sampai disepelekan.
Seperti yang diterangkan dalam surat at-Taubat dalam al-Quran: Wa ammalladziina fii quluubiHim marodhun fazaadatHum rijsan ilaa rijsiHim wa maa tuuwaHum kaafirinn. Artinya : Orang-orang yang dalam hatinya berpenyakit, gerakan nafsu, ujub, riya, takabur, sombong, bohong, dzolim, khianat, jahat, dengki, benci dan seterusnya. Memang untuk menghina orang lain itu pekerjaan gampang tidak perlu repot-repot. Penyakit tersebut hampir tidak terasa, walaupun ia telah menyusup memasuki daerah perasaan kita. Tetapi kalau kita teliti dengan "kacamata rasa", baru kita menyadari bahwa perasaan kita sudah hampir ambruk. Sebab akibat lupa meneliti diri, bisa menimbulkan keinginan dalam hati untuk menghina orang lain. Padahal dirinya sendiri belum tentu benar. Pada dirinya sendiri banyak hal yang harus disingkirkan, yang pantas jadi ejekan, yang pantas ditiadakan, yang pantas dimusnahkan dan masih banyak kejelekan lainnya. Oleh karena itu sampai kita sempat melihat badan orang lain. Memang begitu lumrahnya, kotoran secuil pada badan orang lain kelihatan jelas, tapi badan sendiri sekujur tubuh penuh dengan kotoran yang menjijikan sama sekali tidak merasa. Lalau apa gunanya kita berdzikir? Kalau keadaan kita masih begitu juga. Padahal dzikir itu adalah sesuatu yang dapat menjadi garis pemisah antara yang baik dan yang jelek.
Dari ucapan saja sudah jelas, yaitu : Tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah Swt. Perintah ini benar-benar sudah jelas dengan ucapan yang nyata. Hasilnya hendaknya supaya berbekas pada amal, supaya tembus sampai i'tikad dengan benar-benar kokoh kuat, bisa memisahkan antara yang baik dan yang buruk. Dzikir dengan lisan, yang tembus ke dalam hati, langsung tembus ke rasa akan memperlihatkan hasil kebaikan yang nyata pada diri kita. Jangan pura-pura sedang dihadapan umum seperti bersahabat tidak memperlihatkan rasa benci tapi dibelakangnya sebaliknya. Jangan sampai begitu. Singkirkan sifat seperti itu. Untuk apa kita amalkan dzikir yang dua macam yaitu dzikir Jahar yang diucapkan dan dzikir khofi yang diingatkan. Kedua macam dzikir itu guna memberantas segala macam kesalahan. dari kesalahan besar, sedang dan kecil. Dari kesalahan yang terdengar sampai yang tidak kedengaran. Oleh karena itu harus bisa menjelmakan menjadi satu pendirian yang benar-benar Shaleh sehingga bisa menghindarkan diri dari amal yang tidak diridhoi Allah Swt.
SEMUA MILIK ALLAH
Semua yang ada di bumi ini, akan binasa. Dan yang tetap abadi hanyalah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Termasuk kita manusia akan hancur binasa. Jadi mengapa merasa ingin memiliki. Semuanya milik Allah. Apalagi kalau milik Allah tersebut kita gunakan untuk hal-hal yang tidak baik seperti menghina orang lain sehingga timbul perselisihan, perkelahian sehingga membuat orang tidak senang. Oleh karena itu, kita harus pasrah dan terbuka. Yakinkan bahwa diri kita tidak punya apa-apa. Tidak pernah mengadakan apa-apa. Tidak pernah membantu apa-apa. Tidak pernah menambah apa-apa. Kita tidak kaya, buka miskin. Tidak pintar bukan bodoh. Semua pemberian Allah. Kita tidak punya dan tidak memiliki sesuatu. Coba bayangkan, kalau dalam hati kita ada sedikit saja rasa memiliki, apalagi sampai tidak terasa terucapkan, itu sama saja artinya dengan mengambil hak Allah.
Kita harus terus berpegang teguh kepada Allah yang Maha Kuasa. Agar mendapat perlindungan sepenuhnya dari-Nya. Penuh pertolongan Allah, penuh dengan petunjuk Allah, penuh dengan hidayah Allah, penuh dengan kasih Allah. Tapi sebaliknya, apabila AKU yang merasa, aku yang punya, itu artinya mengambil wewenang Allah. Akibatnya kita akan dipenuhi kebingungan, kesusahan. Meskipun kaya, pintar tapi hatinya penuh dengan kebingungan. Sebagai sorang mu'min, selamanya harus merasa gembira. Kenapa tidak? Seumur hidup merasa dipelihara oleh Allah. Jika tidak memiliki perasaan tersebut maka perasaan kita akan bingung dan susah selamanya. Semoga Allah mengampuni kita semua.
Bagi kita yang sedang belajar tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya, mari intropeksi diri. Tingkatkan amal ibadah kita sehingga kita menjadi hamba-Nya. Koreksi diri, sehingga bisa memisahkan yang baik dan yang buruk. Tumbuhkan rasa saling menghormati, menyayangi, tolong menolong supaya kita berada dalam ridhonya. Tidak ada jalan lain kecuali dengan menggunakan dzikir sebagai alatnya. Fainna dzikro saeful mu'miniin. Sesungguhnya dzikir itu pedangnya orang-orang yang beriman. Dzikir itu untuk membasmi, menyingkirkan segala godaan syetan, bujukan nafsu yang datangnya dari luar dan dalam. Setelah kita memiliki senjatanya, tinggal digunakan dengan sebaik-baiknya. insya Allah terbuka pintu kebahagiaan dunia dan akhirat. amin ya robbal 'alamiin.
Selasa, 30 Maret 2010
Meninggalkan Kepercayaan Yang Salah
cuplikan : Buku Spiritual Thinking Priatno H Martokoesoemo - halaman 111-114
Jika seseorang mempercayai hal-hal yang salah dan batil, dia berpotensi menjadi gila. Dia gila dunia, gila harta, gila wanita, gila minuman,gila klenik dan lain2. Sebaliknya jika seseorang yakin bahwa Tiada Tuhan Selain Alloh,maka dia bukanlah orang gila karena dia mempercayai kebenaran.
Kepercayaan yang salah sering diekspresikan orang gila, bisa mengakibatkan kehancuran total. Sebaliknya kepercayaan yang benar akan menuju keselamatan karena izin Allah. Untuk itu kita perlu memilah-milah mana kepercayaan yang benar dan mana yang salah dalam diri kita.
Orang percaya dengan hal-hal yang benar tidak akan tertipu oleh dunia ini. Dia justru akan mengajak saudara-saudaranya untuk menyadari gebyar duniawi yang menipu.
Kebenaran Datang dari Allah
Selama bertahun-tahun, saya ingin menentukan apa yang benar dan apa yang salahsehingga saya selalu penuh emosi saat berdebat dengan orang lain. Namun saya lalu sadar bahwa saya masih mempunyai kepercayaan yang salah. Saya kadang-kadang mengira bisa menguasai kebenaran dan memperlihatkannya kepada orang lain. Tetapi dalam praktiknya ternyata tidak semudah yang saya duga. Saya yakin kebenaran itu datang dari allah dan hanya atas izinNya suatu kebenaran bisa menyebar kemana-mana.
Menurut hemat saya kepercayaan yang salah hanya membuat orang menderita,sakit hati,dan jauh dari Allah. Sementara, orang yang percaya kebenaran, hidupnya akan merasa cukup,penuh kehangatan, dan bahagia.
Jika ada seseorang yangpercaya bahwa hanya sukunyalah yang paling baik, maka dia mempercayai hal yang salah.Mengapa? Karena baik dan tidaknya seseorang bukan bergantung dari asal sukunya, melainkan dari amal perbuatannya. Orang yang berbuat baik bisa berasal dari suku mana saja,sebagaimana juga orang yang berbuat salah dan dosa. Suku adalah kumpulan orang.didalamnya pasti ada orang saleh (sekaligus penjahat seperti yang dimiliki suku lain. Sekali lagi,tidak ada suku yang paling baik.
Contoh lain tentang kepercayaan yanalah. Dulug sewaktu kecil, anda mungkin percaya bahwa ada monster di bawah tempat tidur. Tetapi seiring berjalannya waktu anda lalu tidak percaya dengan hal-hal yang jelas salah dan berbau takhayul.
Merujuk Ke Teks Suci
Dalam pelatihan Spiritual Thinking (ST) biasanya saya mencari kepercayaan fundamental yang salah, lalu mengubahnya dengan kepercayaan yang fleksibel dan benar. Proses mengubah kepercayaan sebetulnya sangat sederhana, tetapi kadang sulit dimengerti.
Salah satu hal yang membuat orang menjadi stres dan mengalami histeria adalah karena dia berpegang pada sesuatu yang salah,tetapi sangat mempercayainya. Bahkan seseorang terlalu eksterm pada kepercayaan yang salah bisa mengalami tekanan batin. Contohnya dia selalu percaya bahwa seseorang (Bisa Ayah,Istri,pacar, teman atau siapapun)adalah orang yang "suci dan sempurna" . Namun suatu hari ia melihat orang tersebut melakukan maksiat. Diapun mengalami stres dan tekanan batin karena tidak bisa menerima kenyataan yang dijumpainya.
Karena meyakini kepercayaan yang salah,maka seseorang kadang terpaksa melawan dirinya sendiri. Disatu sisi, alam bawah sadar mengatakan bahwa suatu hal dianggap benar,tetapi disisi lain alam sadar mengatakan salah. Tabrakan kepercayaan dalam diri manusiaadalah hal yang tidak menyenangkanserta bisa mengakibatkan kebingungan dan kemarahan.
Salah satu kiat yang paling mujarab untuk meninggalkan kepercayaan yang salah dan kadaluarsa adalah dengan merujuk pada teks suci yaitu Alquran dan hadis. Carilah kumpulan kepercayaan yang anda punyai, lalu gantilah dengan nilai-nilai yang tersurat di dalam alquran dan hadis. Dengan cara ini insya allah hidup anda akan damai, bahagia dan penuh makna.
Minggu, 31 Januari 2010
Belajar Kesederhanaan
Rasa syukur dan menerima pemberian Alloh SWT kerap kali jarang terucap di hati kita. Adanya adalah berkeluh kesah kurang. Seperti penulis yang sekarang bertugas di Pulau Sumatra yang merantau dari Pulau Jawa alangkah terenyuhnya melihat pedagang di pasar di Lampung yang nota bene merupakan perdagangan batu alam yang mana ada seorang yang bersikap sederhana, tawadhu, dan ibadah karena Alloh SWT dan ikhlas , jujur dengan dagangannya.
Beliau punya kegemaran mendakwakan asma Alloh disetiap langkah hidupnya. Dzikir tak pernah lepas dari napasnya. Di otaknya tidak ada rasa ingin membohongi pembeli ataupun mengelabuhi pembeli sehingga margin keuntungannya terlalu tinggi.
Dibilang sederhana menurut ukuran normal sih beliau dibawah rata-rata. Uang lima ribu rupiah begitu berharga dimatanya..kita liat andai orang kantor atau teman2 punya lima ribu aja kayaknya ngerasa bokek minta ampun ..adanya hanya mengeluh aja. bEgitu dia jalani hidup dengan yakin bahwa rejeki ada yang mengatur, asma -asma Alloh SWT dan shalawat tidak pernah lepas dari bibirnya.masya allah...
Beliau selain berjualan batu alam juga menyepuh cincin di pasar..penghasilannya kalo dilogika sih gak cukup buat makan enam anaknya dirumah. Tapi anehnya ALloh SWT mencukupi rejekinya.Anaknya semua sekolah dan masalah makan sih cukup aja...dia juga ada kebun dan pohon kelapa sebagai sandaran hidupnya.
Sikap optimis bahwa Alloh maha Rahman ,Maha Rahim, Maha pemberi Rezeki selalu tertanam diucapan dan dihatinya.Ketika penulis kesana kerap kali nasehat itu diucapkannya dengan ikhlas tanpa ada maksud apa supaya penulis membeli atau bertransaksi dengan dia..dia ngerocos aja bahwa semua ini perwujudan asma Nya dan kita jalani semua berdasarkan aturannya dengan syareat yang dibawah Nabi Muhammad SAW. Dan satu pesan beliau bahwa jangan bergantung pada manusia "nanti ujungnya kecewa" dan Hanya Alloh SWT sandaran hidup. Pesan dia cari sandaran yang gak ada saingannya..loh apa ya?? waktu itu. Beliau jelaskan Alloh SWT adalah tidak ada saingannya karena Dia Esa (Tauhid) dan harus tanamkan itu dihati.Kalo manusia mah kalo kita sandarkan pada jabatan ada saingan yang lebih tinggi, kalo harta ada yang lebih kaya, kalo tampan ada lagi, kalo tenar ada yang lebih tenar, kalo berkuasa ada lagi yang lebih, kalo sakti ada yang lebih sakti, kalo keturunan ningrat ada yang lebih ningrat, kalo cerdas ada lagi yang lebih. Bahkan sama makhluk lainpun jangan bergantung padanya (Jin, Dukun, atau apapun yang dianggap keramat) karena kita ini pemimpin jadi kita yang harusnya melalui dakwah harus memimpin mereka, semua niat karena Alloh, biar pakai batu alam kalo niatnya mencintai keindahan ciptaan Alloh dan Asmanya silahkan aja asal jangan diselewengkan untuk klenik atau ritual nyeleneh lainnya..kalo sandarannya ALLOH SWT siapa saingannya??? hanya Alloh SWT saja yang tidak bergantung pada sesuatupun.itulah sandaran asli kita.Maka kita cari sandaran asli biar tidak berbuntut penyesalan karena ketipu.
Penulis sendiri merasa iri dan salut kepada beliau, dimana dari penghasilanpun kayaknya beliau dengan syukur mampu membawa keluarga ke arah keberkahan hidup. Mungkin mulailah kita harus mulai memandang orang yang lebih kecil dari kehidupan ekonomi kita.Rasa syukur dan mampu berdakwah walaupun kecil keliatan dimata manusia tapi dengan ikhlas itu adalah power yang dahsyat...Dan Alloh SWT Maha tahu.
Jadi kita juga perlu malu ..kadang rasa kurang dari penghasilan bulanan kita mungkin akibat rasa menerima kita masih belum diimbangi kesyukuran dan yakin bahwa ALLoh SWT maha pemberi dan tau jatah rejeki kita...
Hanya Pada Alloh SWT kita berharap dan mari bercermin pada semua ciptaan Alloh SWT bahwa kita memang patut bersyukur.
Senin, 18 Januari 2010
Segerakanlah
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/101137/
Oleh Muhammad Arifin Ilham
Dari waktu lahir kehidupan. Dari waktu seseorang dibekap kerugiaan. Dan dari waktu berkelindan antara kemapanan dan kemalangan. Karena itu, waktu ibarat sebilah pedang; ia bisa menyebabkan kematian. Di saat yang lain, ia pun bisa memberi banyak hal.
Sungguh beruntung mereka yang bisa menjadikan waktunya selalu lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Maka, hendaknya kita isi lembar hidup yang masih Allah sisakan untuk kita, dengan amal-amal terbaik. Waktu yang berlalu tidak mungkin kembali. Dan waktu yang akan datang tidak mungkin ditahan. Untuk itu, kita mesti bersegera melakukan amalan berikut, tanpa ada niat menundanya.
Pertama, taubat. Tidak ada amalan yang bisa menyegerakan lahirnya kebaikan kecuali taubat. Dari taubat, terbuka pintu rahmat dan keberkahan. Taubatlah yang memberikan kesempatan seseorang untuk meraih apa yang tidak ia dapatkan. ''Bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi ...'' (QS Ali Imran [3]:133)
Kedua, shalat. Di antara dosa besar adalah menunda waktu shalat. Dan orang yang berani menunda shalat apalagi sampai meninggalkannya, berarti tidak yakin akan kematian yang siap mengincarnya. ''Sesungguhnya orang-orang munafik menyangka bisa menipu Allah, tapi sungguh Allahlah yang menghinakan mereka. Yaitu ketika mereka diseru untuk shalat, mereka bermalas-malasan ...'' (QS an-Nisa [4]:142)
Ketiga, membayar utang. Rasulullah dan para sahabat menunda menshalatkan mayit yang masih punya utang. Karenanya, jangan tunda membayar utang jika sudah mampu untuk membayarnya. Kelak di akhirat, amal kebaikan seseorang akan berpindah kepada yang memberi utang lantaran ketika di dunia tidak membayar utang padahal ada kemampuan.
Keempat, bersedekah. Bersedekah berarti memanggil rezeki yang berlimpah. Dan menunda sedekah sama dengan menunda datangnya rezeki yang berlimpah.
Kelima, berbuat baik. Hendaknya kita tidak menunda pekerjaan yang baik sampai besok, jika bisa dilakukan hari ini. Karena beban dan kewajiban esok hari sudah berbeda nuansanya dengan hari ini. ''Ketika telah selesai mengerjakan suatu perbuatan, maka (bergegaslah) mengerjakan (amalan) lain.'' (QS al-Insyirah [94]: 7)
Selain kebaikan di atas, masih ada empat amalan baik lainnya. Yaitu, menikah, berwasiat, menguburkan mayat, dan meminta maaf. Kesalahan yang belum termaafkan akan menjadi hambatan kelak saat kita menghadapi pengadilan Allah. ''Dan minta maaflah kalian, karena itu akan mendekatkan kepada ketakwaan.'' (QS al-Baqarah [2]:237)
Asmaul Husna
Asmaul Husna
Disadur :http://islam.elvini.net/allah.cgi?asmaulhusna
ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.
Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.
Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)
Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.
Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'râf: 180)
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No Nama Arti Antara lain
terdapat dalam
1 ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2 ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3 al-Malik Maha Raja Al-Mu'minuun: 11
4 al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu'ah: 1
5 as-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6 al-Mu'min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7 al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8 al-'Aziiz Yang Maha Perkasa Aali 'Imran: 62
9 al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10 al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11 al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra'd: 16
12 al-Baari' Yang Mengadakan dari Tiada Al-Hasyr: 24
13 al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14 al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15 al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra'd: 16
16 al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali 'Imran: 8
17 ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18 al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa': 26
19 al-'Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20 al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21 al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra'd: 26
22 al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits at-Tirmizi
23 ar-Raafi' Yang Meninggikan Al-An'aam: 83
24 al-Mu'izz Yang Maha Terhormat Aali 'Imran: 26
25 al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali 'Imran: 26
26 as-Samii' Yang Maha Mendengar Al-Israa': 1
27 al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28 al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu'min: 48
29 al-'Adl Yang Maha Adil Al-An'aam: 115
30 al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31 al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An'aam: 18
32 al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33 al-'Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34 al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali 'Imran: 89
35 asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36 al-'Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa': 34
37 al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra'd: 9
38 al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39 al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa': 85
40 al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa': 6
41 al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42 al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43 ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44 al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45 al-Waasi' Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46 al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An'aam: 18
47 al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48 al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49 al-Baa'its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50 asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51 al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52 al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An'aam: 102
53 al-Qawiyy Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54 al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55 al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa': 45
56 al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa': 131
57 al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58 al-Mubdi' Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59 al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60 al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61 al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu'min: 68
62 al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63 al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64 al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65 al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66 al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67 al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68 ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69 al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70 al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71 al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72 al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73 al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74 al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75 azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76 al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77 al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra'd: 11
78 al-Muta'aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra'd: 9
79 al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80 at-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa': 16
81 al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82 al-'Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa': 99
83 ar-Ra'uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84 Maalik al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali 'Imran: 26
85 Zuljalaal wa al-'Ikraam Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan Ar-Rahmaan: 27
86 al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87 al-Jaami' Yang Maha Pengumpul Sabaa': 26
88 al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89 al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90 al-Maani' Yang Maha Mencegah Hadits at-Tirmizi
91 adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An'aam: 17
92 an-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93 an-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94 al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95 al-Badii' Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96 al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97 al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98 ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99 ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits at-Tirmi