Selasa, 18 Januari 2011

KEUTAMAAN AL-MA’TSURAT


Sunday, July 17, 2005
KEUTAMAAN AL-MA’TSURAT

Diunngah dari:http://pedulidpk2.blogspot.com/2005/07/keutamaan-al-matsurat.html

Al-Ma’tsurat adalah kumpulan wirid yang disusun oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna. Di dalamnya terdiri dari ayat-ayat pilihan dan lafal-lafal dari hadits Rasulullah saw. yang biasa beliau amalkan dalam wiridnya. Dinamakan Al-Ma’tsurat, karena memang semua yang ada dalam kumpulan wirid ini dituntunkan (ada riwayatnya) oleh Rasulullah saw. Kata ‘Ma’tsur’ sendiri artinya yang dituntunkan (ada riwayatnya) oleh Rasulullah saw.
Membaca wirid merupakan salah satu sarana dzikir (mengingat Allah) di samping sarana-sarana yang lain. Setiap mukmin harus senantiasa mengingat Allah dalam setiap kesempatan. Yang demikian ini akan menguatkan hatinya dan menjaga kestabilan jiwanya. Dzikir kepada Allah setiap saat juga merupakan karakteristik para ulul albab (orang-orang yang berakal). Allah berfirman,
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring ........ “ (Ali Imran : 191)
Jamaah Ikhwanul Muslimin yang dirintis oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna ingin membina setiap mukmin menjadi sosok manusia seutuhnya. Disamping tarbiyah ruhiyah. Setiap anggota Ikhwanul dituntut untuk senantiasa ber-ittiba’ kepada sunnah Nabi saw. Diantaranya dengan mengamalkan wirid-wirid beliau setiap harinya.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasul Allah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab : 21)
wirid Al-Ma’tsurat bisa kita amalkan setiap hari pada pagi dan petang hari. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan nama) Allah dengan berdzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab : 41-42)
Cukuplah kiranya hadits berikut untuk menjelaskan keutamaan dzikir dan para pelakunya.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, “Aku itu ada pada persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sebuah jamaah, Aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Muttafaq ‘alaih)


1.
Allah swt. berfirman :

“Maka jika kamu membaca Al-Qur’an, mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.”


Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Anas ra. dari nabi saw. bahwa beliau bersabda.

“Barangsiapa di waktu pagi mengucapkan a’udzu billahis sami’il alim ....., dia akan dibebaskan dari gangguan syetan hingga sore hari.”

2.
Hadits Ubay bin Ka’ab ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, atau Furqon yang sebanding dengan Al-Fatihah. Sesungguhnya ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Qur’an yang agung yang dianugerahkan kepada ku.” (HR. Tirmidzi dan ia mengatakan, ‘Hadits ini hasan shahih.’)


Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya dengan sanad dari Ubay bin Ka’ab dari Nabi saw., bahwa beliau saw. bersabda,

“Setiap pekerjaan yang bermanfaat yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahirrohmanir-rohim’, maka perkara itu terputus.” Artinya, amal itu sedikit nilai berkahnya.

3.
Diriwayatkan oleh Ad-Darami dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab dari ibnu Mas’ud ra. bahwa dia berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqoroh di permulaan siang, maka ia tidak akan didekati oleh syetan hingga sore. Dan jika membacanya sore hari, maka ia tidak akan didekati oleh syetan sampai pagi hari dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan hartanya.”


Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Hakim dalam Shahih-nya, dari Ibnu Mas’ud ra. Nabi saw. bersabda,

“Barangsiapa membaca sepuluh ayat; empat ayat dari awal surat Al-Baqoroh, ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, serta ayat-ayat terakhir dari Al-Baqoroh tersebut, maka rumahnya tidak akan dimasuki oleh syetan sampai pagi.”

4.
Dari Abdullah bin Hubaib ra., ia berkata, “(Suatu ketika) kami keluar pada malam yang gelap gulita dan sedang hujan. Kami meminta kepada Rasululloh saw. agar berkenan mendo’a-kan kami. Maka kami pun menjumpai beliau, lalu beliau bersabda, ‘katakanlah !’ Saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian beliau bersabda, ‘katakanlah !’ Saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian saya bertanya, ‘apa yang harus saya kataka, wahai Rasululloh ?’ Beliau bersabda, ‘Qulhuwallohu ahad dan dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Naas) tatkala sore dan pagi hari masing-masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi dari segala sesuatu.” (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i. At-Tirmidzi berkata, ini hadits hasan shahih.”)

5.
Dari Abu Hurairah ra. berkata, “Rasululloh saw. tatkala pagi hari selalu membaca : asbahna wa asbahal mulku lillah ......., dan ketika sore hari berkata : amsaina wa amsal mulku lillah .......” (Hadits riwayat Ibnu Sunni dan Al-Bazzar. Al-Baihaqi berkata ‘hadits ini sanadnya baik’)

6.
Dari Ubay bin Ka’ab ra. berkata, “Ketika pagi hari Rasululloh saw. Mengajarkan kepada kami untuk membaca : asbahna ‘ala fitrotil islam ......., dan ketika sore hari juga membaca do’a yang sama.” (Hadits riwayat Abdullah bin imam Ahmad ibnu Hambal dalam zawaid-nya).

7.
Dari ibnu Abbas ra., ia berkata, “Telah bersabda Rasululloh saw., ‘barangsiapa membaca tiga kali : allahuma inni asbahtu mingka ......., maka wajib bagi Allah untuk menyempurnakan nikmat-Nya kepada orang tersebut.” (Hadits riwayat Ibnu Sunni).

8.
Dari Abdullah bin Ghannam Al-Bayadhi bahwa Rasulullah saw. bersabda, “barangsiapa ketika pagi membaca : allahumma ma-asbaha bi ......., maka sesungguhnya ia telah menunaikan syukur pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia telah menunaikan syukur pada malam harinya.” (Hadits riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya)

9.
Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw. bercerita kepada mereka tentang seorang hambadari hamba Allah yang mengatakan : ya rabbi lakal hamdu ......., maka dua malaikat merasa berat dan tidak tahu bagaimana harus mencatat (pahalanya). Kemudian keduanya naik ke langit seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu telah mengatakan satu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana mencatat (pahala)-nya.’ Allah swt. – Dia Mahatahu apa yang dikatakan hamba-Nya – berfirman, ‘Apakah yang dikatakan hamba-Ku ?’ kedua malaikat menjawab, ‘sesungguhnya ia mengatakan : ya rabbi lakal hamdu ........’ maka Allah swt berfirman, ‘Catatlah pahalanya sebagaimana yang diucapkan oleh hamba-Ku tadi, sampai ia berjumpa dengan-Ku niscaya Aku akan membalasnya.’” (Hadits riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan para perawinya tsiqoh).

10.
Dai Abi Salam ra. – seorang pelayan Rasulullah saw. – dalam hadits marfu’, ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika pagi dan sore hari mengatakan : radiitu billahi rabba .........., maka adalah wajib bagi Allah untuk meridhainya.” (Hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Al-Hakim)

11.
Dari Juwairah (Ummul Mukminin ra.), Nabi saw. keluar dari sisinya pagi-pagi untuk shalat shubuh di masjid. Beliau kembali (ke kamar Juwairah) pada waktu dhuha, sementara ia masih duduk di sana. Lalu Rasulullah saw. Bertanya, ‘engkau masih duduk sebagaimana ketika aku tinggalkan tadi ?’ Juwairah menjawab, ‘ya’ maka Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh, aku telah mengatakan kepadamu empat kata sebanyak tiga kali, yang seandainya empat kata itu ditimbang dengan apa saja yang engkau baca sejak tadi tentu akan menyamainya, (empat kata itu adalah) yakni : subhanallahi wabihamdihi, ‘adadakhalqihi ..........” (Hadits riwayat Muslim)

12.
Dari Utsman bin Affan ra. berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore membaca : bismillahilladzi la yadhurru ......, kecuali bahwa tidak ada sesuatu yang membahayakannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata, Hadits ini hasan Shahih)

13.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. berkata bahwa suatu hari Rasulullah saw. berkutbah di hadapan kita, seraya bersabda,

“Wahai sekalian manusia, takutlan kalian kepada syirik, karena sesungguhnya syirik itu lebih lembut dari binatang semut.” Kemudian berkatalah seseorang kepada beliau, ‘bagaimana kita berhati-hati kepadanya wahai Rasul, sementara dia lebih lembut daripada binatang semut ?’ Rasulullah saw. Bersabda, ‘Katakanlah allahumma inna na’udzubika ........’ (Hadits riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang baik. Juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la sebagaimana hadits tadi dari Hudzaifah, hanya saja Hudzaifah berkata, ‘Beliau (Rasulullah saw.) membacanya tiga kali’)

14.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menjelang sore membaca : a’uudzu bikalimatillahi ........ sebanyak tiga kali, maka tidak akan membahayakan baginya racun yang ada pada malam itu.” (Hadits riwayat Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya)

15.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. berkata, “Suatu hari Rasulullah saw. masuk masjid, tiba-tiba beliau jumpai seorang anshor yang bernama Abu Umamah. Rasulullah saw., bertanya ‘Wahai Abu Umamah, mengapa kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu shalat ?’Abu Umamah ra. menjawab, ‘Karena kegalauan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai Rasulullah.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Bukanlah aku telah mengajarimu beberapa bacaan, yang bila kau baca niscaya Allah akan menghilangkan rasa galau dari dirimu dan melunasi hutang-hutangmu ?’ Abu Umamah berkata, ‘Betul, wahai Rasulullah.’ Rasulullah bersabda, ‘Ketika pagi dan sore ucapkanlah : allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan ......’ Kemudian aku melakukan perintah tadi, maka Allah menghilangkan rasa galau dari diriku dan melunasi hutang-hutangku.” (Hadits riwayat Abu Dawud)

16.
Dari Abdurrahman bin Abu Bakar ra., dia berkata kepada ayahnya, “wahai ayahku, sesunguhnya aku mendengar engkau berdo’a, allahumma ‘afini fi badani ........ engkau lakukan itu tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore,” Sang ayah berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. berdo’a seperti itu, maka aku pun ingin mengikuti sunnah beliau.” (Hadits riwayat Abu Dawud dan yang lainnya)

17.
Dari Syaddad bin Aus ra., Nabi saw. Bersabda, “Sayyidul Istighfar (do’a permohonan ampunan yang terbaik) adalah : allahumma anta rabbi la-ilaha illa anta khalaqtani ....... barangsiapa membacanya ketika sore hari dengan yakin akan kandungannya, kemudian meninggal pada malam itu, maka ia pun akan masuk surga. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari dengan yakin akan kandungannya kemudian meninggal pada hari itu, maka ia akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan yang lainnya)

18.
Dari Zaid (pelayan Rasulullah saw.) berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘barangsiapa yang membaca : astagfirullahalladzi la-illa huwal hayyu ......, Allah akan mengampuninya, meski ia lari dari pertempuran.” (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Al-Hakim. Al-Hakim berkata, ‘Hadits ini shahih berdasarkan atas syarah Bukhari dan Muslim)

19.
Dari Abu Darda’ ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca shalawat kepadaku sepuluh kali ketika pagi dan sepuluh kali ketika sore, maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat.” (Hadits riwayat Thabrani)

20.
Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya berkata, “Barangsiapa bertasbih kepada Allah seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang melakukan haji seratus kali. Barangsiapa bertahmid kepada Allah seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang membawa seratus kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa mengucapkan tahlil (Lailaha illallah) seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti memerdekakan seratus budak dari anak cucu Ismail. Barangsiapa mengucapkan takbir (Allahu Akbar) seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka Allah tidak akan memberi seorang melebihi apa yang diberikan kepadanya, kecuali orang itu melakukan hal yang sama atau lebih.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan ia berkata, ‘Hadits ini hasan.’ An-Nasa’i juga meriwayatkan hadits yang sama)


Dan dari Ummu Hani’ ra., Rasulullah saw. bersabda kepadanya, “Wahai Ummu Hani’, ketika pagi hari bertasbihlah kepada Allah seratus kali, bacalah tahlil seratus kali, bacalah tahmid seratus kali, dan bertakbirlah seratus kali, maka sesungguhnya seratus unta yang kau qurbankan, dan seratus tahlil itu tdak akan menyisakan dosa sebelumnya dan sesudahnya.” (Hadits riwayat Thabrani)

21.
Dari Abu Ayyub ra., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika pagi hari membaca : la-ilaaha illallahu wahdahu la-syarika lahu ........ sepuluh kali, maka Allah akan mencatat setiap kali itu dengan sepuluh kebaikan dan menghapus sepuluh kejelekan, serta mengangkatnya dengan bacaan tadi sepuluh derajat. Bacaan tadi (pahalanya) bagaikan memerdekakan sepuluh budak, dan ia bagi pembacanya sebagai senjata bagi permulaan siang sampai menjelang sore, serta hari itu ia tidak akan mengerjakan pekerjaan yang akan mengalahkannya. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia (pahalanya) seperti itu juga.” (Hadits riwayat Ahmad, Ath-Thabrani, Sa’id bin Mansur, dan yang lainnya)

22.
Dari Jubair bin Muth’im ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca : subhanakallahumma wabihamdika ....... pada suatu majelis dzikir, maka bacaan itu seperti stempel yang dicapkan kepadanya. Dan barangsiapa mengucapkannya pada forum iseng, maka bacaan itu sebagai kafarat baginya.” (Hadits riwayat An-Nasa’i, Al-Hakim, Ath-Tharani, dan yang lainnya)

13.
Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar berkata, “Kami meriwayatkan dalam kitab Hilyatul Auliya’ dari Ali ra., ‘Barangsiapa suka mendapatkan timbangan kebajikan yang sempurna, maka hendaklah di akhir majelisnya ia membaca subhana rabbika raabil ‘izzati amma yasifuun ............”


Pustaka
_______, 1984. Al-Qur’an dan terjemahnya. Departemen Agama Republik Indonesia. jakarta
Sabiq, S. 1988. Fikih Sunah. jil 5. Al-Ma’arif. Bandung. 254-313.
An-Nawawi, S. 1996. Riyadhus Shalihin. Jil 2. Pustaka Amani. Jakarta. 363-368.
Shaleh, Q., A. A. Dahlan, dan M. D. Dahlan,. 1993. Asbabun Nuzul : latar belakang historis turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Cet 15. CV. Diponegoro. Jakarta.

posted by peduli | 12:14 AM

0 komentar: