Kalam Al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir
sumber:http://alkisah.web.id/2011/04/dunia-yang-nisbi-kalam-al-habib-abdullah-bin-husain-bin-thahir.html
“Perasaan senang, bahagia, tenteram, puas dan lapang dada ternyata tak timbul sebab keserasian suatu raihan manusia dengan keinginannya. Begitu sebaliknya, rasa sedih, masygul dan gundah gulana tak lahir karena kontradiksi harapan dengan kenyataan. Segala rasa itu adalah kesan maknawi yang dialirkan Sang Ilah ke hati hamba yang Ia kehendaki.”
“Tak jarang, seseorang yang hidup dalam kemiskinan, cacat fisik dan kepelikan lain yang menyusahkan, nyatanya bisa menghirup perasaan legawa, sejahtera, serta bahagia. Rasa hati yang positif itu bisa menjalar ke kawan-kawan dekatnya, bahkan kepada orang yang memandang wajahnya atau menyebut dirinya.”
“Banyak pula orang yang hidup dalam kemewahan materi, keperkasaan raga, jaminan masa depan, dan kenyamanan, tapi, dengan segenap fasilitas itu, ia tak merasakan damai. Hatinya sempit, keruh, susah, sumpek dan penuh gelisah. Siapa saja yang membicarakan orang semacam ini bakal merasakan suntuk, apalagi memandangnya atau berkumpul bersamanya.”
Begitulah Habib Abdullah bin Husein bin Thahir membaca gelagat manusia dalam kehidupannya. Sungguh tepat kiranya. Manusia memang sering teperdaya. Mereka senantiasa menyangka bahwa kebahagiaan hanya bisa direngkuh dengan kebendaan. Kekayaan pun mereka kejar-kejar setengah mati. Dan begitu mereka dapat, ternyata semua itu hampa, kosong, tak ada apa-apanya.
DAJJAL
“Dunia ini tak ada bedanya dengan Dajjal. Sebuah hadis Nabi SAW mengenalkan sosok Dajjal kepada kita: Ia (Dajjal) datang dengan membawa surga dan nerakanya sendiri. Surga versi Dajjal yang disaksikan orang-orang, hakikatnya adalah neraka yang membakar. Sedang neraka milik Dajjal yang terlihat oleh mata, ternyata, itulah embun surga yang menyegarkan.”
“Dunia pun segendang sepenarian. Ia mengusung surga dan neraka. Surga yang dihidangkan oleh dunia ternyata menyimpan azab, azab di dunia dan azab di akhirat. Sementara itu, neraka dunia yang dirasakan oleh manusia ternyata memendam sejuta nikmat, nikmat dunia dan nikmat akhirat.”
“Manakala kita menyaksikan seseorang dikaruniai anak yang banyak, limpahan emas dan perak, pakaian-pakaian megah, rumah dan kendaraan mewah, makan dan minuman lezat, istri nan jelita, kebun-kebun serta tanah-tanah yang lapang, jabatan tinggi, banyak pengikut, dan popularitas, kita pasti membayangkan bahwa ia telah berada di puncak kenikmatan dan kepuasan. Akan tetapi, bila kita mau merenungkan lebih jauh, kita tersadar: sejatinya ia berada di pusaran keletihan dan kepayahan; ia terkurung di dalam arus kesumpekan dan jurang fitnah serta marabahaya. Betapa tidak. Kalau kita kaji lagi, segenap kesusahan, keresahan dan laku dosa ternyata berpangkal dari kenikmatan-kenikmatan tersebut. Surga yang semu itu pun menjelma neraka.”
“Coba kita amati orang yang hidupnya pas-pasan dan merasa cukup dengan semua itu, yang jalan hidupnya zuhud, anaknya sedikit, pakaian dan rumah tinggalnya sederhana, tak bermodal, bukan tuan tanah, khumul dan tak dihiraukan orang banyak, serta menyepi dari keramaian, niscaya akan terbit rasa iba di hati kita akan keadaannya. Kita bakal menyangka bahwa orang seperti ini senantiasa digelayuti kesedihan. Kita takkan pernah tahu bahwa hati orang macam inilah yang sebenarnya jauh lebih bahagia dan damai dari orang model pertama tadi.”
“Itu masih di dalam tataran dunia. Di akhirat kelak, sang manusia tak berpunya akan beroleh harapan selamat dan sukses lebih besar dari si kaya raya. Dari sini kita bisa menyerap kearifan: neraka dunia sebenarnya adalah surga. Memang, tak ada kata rehat atau enak dalam kehidupan di dunia. Akan tetapi bila kita membaca ihwal kedua macam orang di atas, kita bisa menyaksikan perbedaan yang sangat nyata.”
Itulah kenisbian dunia yang dikuak oleh Habib Abdullah. Semoga mata kita terbuka hingga bisa lebih bijak lagi dalam menyikapi hidup. Bila dikaruniai rizki lebih, mungkin kita bisa berbagi, dan bila diberi cobaan kesulitan hidup, kita mampu bersikap kuat dan bersabar. Simaklah doa beliau berikut ini,
“Ya Allah, tuntunlah kami menuju akhlak terindah, sungguh, tak ada yang kuasa mengantar kami ke sana selain diri-Mu. Palingkan jiwa kami dari akhlak-akhlak tak elok, sebab, nyatanya tak ada yang berdaya mengelakkan kami dari semua itu kecuali Engkau.”
www.forsansalaf.com
Jumat, 30 September 2011
Dunia yang Nisbi – Kalam Al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir
Kamis, 29 September 2011
Rahasia Sholat Dhuha
diambil dari:http://alkisah.web.id/2010/03/rahasia-sholat-dhuha.html
Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Anjuran Shalat Dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami]
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan:
Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri beliau yang lain.
Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 AM ~ 11:00 PM
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]
>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]
Tata Cara Shalat Dhuha
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
2. Membaca surah Al-Fatihah
3. Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4. Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
6. Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
catatan :
>> Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
>> Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
>> Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.
>> Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Selasa, 13 September 2011
BAHAGIA: KAPAN?
DISADUR DARI : bUKU HABIB HUSEIN ANIS HABSY
JUDUL : BAHAGIA DUNIA AKHIRAT
Kapan sebaiknya merasa bahagia?
Mungkin Anda menjawab setelah kuliah. Ketahuilah setelah kuliah, Anda harus melamar pekerjaan, setelah itu akan mendambakan pekerjaan yang menyenangkan dan gaji yang cukup, kemudian anda harus memikirkan pernikahan, lalu Anda berusaha memiliki rumah sendiri.
Apakah anda setelah memiliki rumah itu bahagia? sama sekali tidak!
Setelah Anda mempunyai rumah, Anda akan mendambakan anak, kemudian repot memikirkan pendidikan anak, lalu perhatian anda tertuju pada kesejahteraan anak.
Urusan anak ini menyita perhatian Anda sehingga suatu saat Anda berfikir bahwa apabila anak-anak semua bisa hidup mandiri, tinggal dirumah sendiri, mengurus urusan sendiri maka Anda akan merasa bahagia. Benarkah demikian? pada saat anak2 telah pindah rumah dan membina rumah tangga mereka sendiri, Anda telah berusia lanjut, dan Anda mulai mengkawatirkan kesehatan Anda sendiri, jadi kapan sebaiknya kita berbahagia? Jawabnya adalah: S E K A R A N G !
JANGAN SIBUKKAN PIKIRAN ANDA dengan hal-hal yang kurang menyenangkan atau pada orang-orang yang kurang Anda Sukai, sibukkan pikiran Anda dengan yang sebaliknya,sebab susah dan senang sering kali hanya ulah pikiran Anda.
Jangan sudi dipermainkan oleh pikiran Anda sendiri. Syukurilah semua yang anda miliki, jangan fokuskan perhatian pada apa2 yang belum anda punyai, karena ini akan menyebabkan Anda berkeluh kesah dan Keluhan Anda akan mendatangkan lebih banyak hal yang tidak menyenangkan.
H A W A N A F S U
Disadur dari buku: Bahagia DUNIA AKHIRAT - Oleh: Habib Husein Anis Habsy
H a w a N a f s u
Seorang penulis tak dikenal (Un Known Author) menggambarkan hawa nafsu (desire) secara menarik dalam cerita berikut:
Seorang raja keluar dari istananya untuk berjalan2 pagi. Ia bertemu dengan pengemis tua. Raja bertanya, "Apa yang kau inginkan?"
Sang Pengemis tertawa lalu berkata, " Kau bertanya seakan2 kau bisa memenuhi keinginanku!"
Tentu saja, Aku bisa memenuhi keinginanmu" kata raja tersinggung, "Apa keinginanmu, sebutkan saja!"
" Berpikirlah dua kali sebelum kau menjanjikan sesuatu," kata si pengemis
Pengemis itu bukan pengemis biasa. DUlu ia adalah guru sang raja, tapi ia lupa.
" Aku akan memenuhi semua keinginanmu,Aku adalah raja adi kuasa, mustahil aku tidak mampu memenuhi keinginanmu,:raja bersikeras.
Si pengemis akhirnya berkata,' Keinginanku sederhana saja.Penuhilah mangkok yng ku gunakan ini,"
"Tentu,"kata raja. Ia memanggil salah seorang wazirnya lalu memerintahkan," Penuhilah mangkok ini dengan uang."
Wazir pergi mengambil uang dan menuangkan kedalam mangkok.Tapi uang itu lenyap dalam mangkok, lagi-lagi uang itu lenyap. Dan begitu seterusnya. Berita mulai tersebar dan orang-orang mulai berdatangan. Harga diri raja dipertaruhkan depan khalayak ramai.
Raja berkata kepada wazirnya," kalau kekayaan kerajaan ini harus terkuras habis, aku rela, tapi aku tidak boleh kalah dengan pengemis ini."
Intan berlian, mutiara, zamrud dan kekayaan lainnya mulai masuk kedalam mangkuk. Semua yang masuk ke dalamnya lenyap begitu saja.
Akhirnya masuk waktu maghrib, orang-orang yang berkerumunan terpaku membisu. " Aku mengaku kalah," kata sang raja. "Namun sebelum kau pergi, obatilah penasaranku ini, Sesungguhnya mangkuk ini terbuat dari apa?"
Si pengemis tertawa dan berkata "Tak ada yang perlu dirahasiakan, mangkok ini terbuat dari hawa nafsu manusia'
Ketika menginginkan komputer, mobil, atau rumah kita mengalami suasana yang penuh penantian. Kita merasa tegang; waktu berjalan sangat lambat. Setelah penantian yang panjang akhirnya sampailah baRang itu ketangan kita, dan kita merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Saat itu kita adalah orang yang paling bahagia di dunia. Namun dengan berjalannya waktu tiba-tiba rasa bahagia dan asyik itu lenyap begitu saja. Dan kemudian timbul keinginan baru. Setiap kali kita berhasil memenuhi suatu keinginan muncullah keinginan baru. Apakah kita rela dipermainkan oleh keinginan kita sampai ajal datang menjemput?
Katakan pada hawa nafsu S T O P !!! lalu kita menikmati dan mensyukuri apa2 yang kita miliki. Sebab barang2 lama kita ternyata masih mengasyikkan dan bisa memenuhi keperluan kita, dan sebagian barang itu kita peroleh dengan susah payah dan juga tidak semua orang mampu memilikinya.