Senin, 17 Maret 2014

Jadi masalah, gara-gara frekuensinya menyatu dengan masalah.




Salam Sahabat Mahakosmos,

Banyak sahabat yang sedang melatih olah rasa ala Mahakosmos yang jadi pusing, sakit, dan rasa gak enak yang terbawa hingga beberapa hari gak hilang-hilang. Kenapa Ya? Kok gara-gara kumpul sama teman-teman jadi ikutan pusing sakit begini....

Ada satu teman saya yang kakinya pegel terus di lutut sudah beberapa hari gak sembuh-sembuh.... udah dikasih obat.... diurut, ya begitu aja. Bingung mau diapakan.

Ketahuilah sahabat, itulah resiko kalau kita bermain perasaan atau menyatukan frekuensi dengan obyek yang tidak kita sadari. Apalagi bagi pemilik otak kanan yang lebih dominan dari otak kiri. Senengnya main perasaan. Alam bawah sadar menjadi lebih aktif.

Tanpa disadari gara-gara kumpul sama temen-temen dan seneng banget perasaannya, gelombang frekuensi dia menyatu dengan seluruh temen-temen. Jadinya dia ikut merasakan apa yang dirasakan oleh temen-temennya. Ada yang rasa gak enak, deg-degan, jadi migren, dan lain-lain campur aduk.

Demikian juga teman yang sedang memikirkan obyek tertentu, yaitu ibunya. Tanpa disadari apa yang sedang dirasakan ibunya akan ikut dirasakan. Semakin kuat frekuensi perasaannya menyatu dengan ibunya, semakin kuat dia merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya. Jadinya ketika sang ibu sedang sakit lututnya, ya dia ikut merasakannya juga.

Ini adalah fenomena biasa akibat menyatunya frekuensi antara diri kita dengan obyek tertentu. Semakin menyatu tiada bedanya, maka akan merasakan apa yang dirasakan oleh obyek tersebut.

Ada positifnya juga ada negatifnya. Positifnya ya jadi bisa mendeteksi obyek yang dimaksud. Jadi ngerti apa yang sedang dipikirkan, dirasakan. Juga bisa sukses dalam bekerja karena menyatu sepenuhnya dengan apapun pekerjaan yang dilakukan. Namun menjadi negatif, bila tdak mampu menguasai situasi bermasalah dan tidak kuasa memutuskan tali frekuensinya... maka akan terbawa sampai beberapa hari hingga suatu titik terputusnya frekuensi tersebut dengan sendirinya.

Inilah jawaban kenapa seseorang yang menyatu dengan pekerjaannya, atau kegiatannya tiba-tiba jadi depresi ketika pekerjaan atau kegiatannya hancur lebur. Dia juga ikut hancur lebur.

Inilah penyakit para professional yang luarbiasa bekerja namun terkena dampak dari pekerjaannya. Ketika situasi pekerjaan sedang ruwet, maka tanpa disadari menjadikan penyakit pada sistem tubuhnya. Jadi ikut ruwet. Muncullah penyakit aneh-aneh. Migren, sesak, buang air tidak teratur, dan lain-lain.

Layaknya seorang professional tentu harus tahu kapan maju, kapan mundur, dan kapan diam. Tahu kapan menyatukan frekuensi selaras dengan obyek yang dihadapi dan tahu kapan memutuskan frekuensi tersebut. Maka sangatlah bijak, bila dalam kehidupan kita bisa menguasai teknik menyatukan frekuensi dan tahu pula kapan memutuskan frekuensinya.

Sehingga suasana emosi tinggi dan ritme bekerja di kantor yang bikin pusing tidak terbawa sampai ke rumah. Dan mampu berganti peran. Jangan sampai ketika tiba di rumah…tetap dengan emosi tinggi. Sehingga anak istri jadi takut, karena seperti melihat kita seperti bercula dua. Dan tanpa disadari ketika di meja makan malam, suasana makan seperti sedang bekerja di kantor. Memegang garpu sendok seperti memegang mouse keyboard. Menegur anak seperti menegur bawahan. Kacau deh.

Seseorang yang sukses menjadi bahagia adalah seseorang yang mampu selaras menyatukan frekuensi dengan apapun situasi yang sedang dihadapi. Itulah pepatah di kandang kambing mengembik, di kandang macan mengaum, di kandang ayam berkokok…..dan seterusnya.

Seseorang yang sukses dalam pekerjaan, dan sukses dalam membina keluarga, pertemanan, relasi, dan kegiatan sosial dimanapun berada serta sukses dalam berhubungan dengan Tuhan. Kesembangan dunia akherat.

0 komentar: