Rugyaa Atawa Jampi
22 Maret 2008 17:28:29
SUMBER : GUSMUS.NET
Oleh: A. Mustofa Bisri
Dalam keadaan lelah dan lapar, rombongan sahabat Nabi Muhammad SAW singgah di suatu desa. Tak ada satu penduduk pun yang sudi menjamu mereka. Kebetulan ketika rombongan beranjak pergi meninggalkan desa yang bakhil itu, terjadi peristiwa: kepala desanya disengat kalajengking berbahaya.
Lalu, ada seorang yang usul agar mencari rombongan yang barusan saja lewat desa mereka. Siapa tahu di antara mereka ada yang bisa mengobati. Usul tersebut diterima dan dikirimlah utusan menemui rombongan. Singkat cerita, utusan bertemu rombongan dan menceritakan apa yang menimpa kepala desa mereka.
“Apakah di antara kalian ada yang bisa melakukan ruqyah, jampi, untuk mengobati kepala desa kami?” tanya mereka. Seorang diantara rombongan pun langsung menjawab: “Aku bisa menjampi.” Tapi, aku tidak akan menjampi dan mengobati kepala desa kalian, kecuali kalian memberi kami kambing.”Akhirnya, disepakati mereka akan memberi beberapa ekor kambing sebagai imbalan.
Demikianlah, sahabat yang mengaku bisa menjampi tersebut dibawa ke tempat kepala desa yang berbaring tidak berdaya. Sahabat itu membaca surah Fatihah dan meniup-semburi bagian tubuh si kepala desa yang tersengat. Ajaib, ternyata sembuh seketika. Orang-orang desa gembira, karena kepala desa mereka sembuh. Rombongan juga gembira, karena mendapat kambing.
Setelah rombongan sampai Madinah dan melapor kepada Rasulullah SAW, apa komentar beliau? Beliau bersabda kepada sahabat yang menjampi si kepala desa, “Dari mana kamu tahu bahwa Fatihah bisa untuk jampi?” Dari Hadits sahih di atas, sementara ulama menyimpulkan bahwa ruqyah atau jampi dan meminta upah untuk itu diperkenankan oleh agama. Meskipun, ada juga yang tetap tidak memperkenankan pengobatan menggunakan ruqyah. Sebagian yang lain, berpendapat bahwa ruqyah boleh untuk mengobati sakit akibat sengatan dan semisalnya dan tidak boleh untuk yang lain.
Mungkin ada yang bertanya-tanya mengenai hubungan bacaan ruqyah dengan penyakit. Bagaimana bacaan dan
tiupan bisa menyembuhkan luka? Saya teringat cerita saudara saya. Saudara saya yang insinyur ini pernah menegur setengah memarahi penjual rokok tetangganya yang suka menaruh botol air di depan para kyai yang sedang melakukan istighotsah, kemudian air dibawa pulang untuk obat. “Apa hubungannya?” katanya kepada tetangganya itu.
“Apa doa-doa itu bisa meresap masuk ke dalam air botol sampeyan ?”
Sampai suatu ketika, saudara saya itu menemukan dan membaca bukunya Dr. Masaru Emoto tentang keajaiban air. “Ternyata,” kata saudara saya, “menurut penelitian Dr. Masaru, air bisa menerima pengaruh ucapan, bacaan maupun tulisan. Sekarang, galon tempat air minum kami di rumah kami tempeli Asmaul Husna.”
Syahdan, Nabi Muhammad SAW sendiri, seperti dalam Hadits Abdullah Ibn Mas’ud, pernah saat sujud, jarinya disengat kalajengking. Setelah salat, beliau meminta air dan garam, lalu memasukkan jari yang tersengat tersebut ke dalamnya dan membaca “Qul Huwallaahu Ahad” dan “Mu’awwidzatain” (“Qul ‘auudzu biRabbil falaq” dan “Qul ‘audzu biRabbinnaas”)
Di dalam Hadits Ibn Mas’ud ini, ruqyah, jampi, atau suwuk tampak hanya sebagai ‘pelengkap’. Atau katakanlah, pengobatan gabungan. Gabungan antara pengobatan medis dan doa. Boleh jadi, inilah yang paling membuat pasien mantap dan pada gilirannya membantu mempercepat penyembuhan.
Berkenaan dengan itu, Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Utsman bin Abil ‘Ash yang pernah mengeluhkan penyakit yang dideritanya sejak masuk Islam kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW memberi saran,
“Letakkan tanganmu di atas bagian yang sakit pada tubuhmu dan bacalah Bismillah tiga kali dan baca tujuh kali, A’uudzu bi’izzatiLlahi waqudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir.”
Demikianlah, pengobatan, baik secara medis maupun jampi, hanyalah sekedar upaya dan ikhtiar. Pada akhirnya dan hakikatnya Allah sendirilah yang menyembuhkan. Maka, sebagaimana upaya dan ikhtiar untuk yang lain, kita tidak boleh lupa memohon pertolongan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar