Senin, 26 Mei 2008

TEORI EVOLUSI BUNTU

Teori Evolusi Buntu, Tokoh Ateis Dunia Taubat Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Selasa, 18 Desember 2007

Tokoh ateis dunia Anthony Flew berubah keyakinan. Selain mengimani keberadaan Tuhan. Ia mengatakan, teori evolusi gagal menjelaskan asal usul kehidupan

Hidayatullah.com--Awal bulan Desember 2007 menyaksikan gelombang serangan baru terhadap dogmatisme teori evolusi di Inggris. Diselenggarakan di sejumlah kampus universitas di negeri pangeran Charles, serangkaian konferensi yang mengungkap keruntuhan teori evolusi menghadirkan para pembicara dari kelompok Harun Yahya, Turki.

Topik seputar ketidakabsahan teori evolusi menjadi bahasan dalam konferensi yang diselenggarakan di Nottingham University, Imperial College London, dan King's College London. Kegiatan lain seperti pameran fosil turut meramaikan rangkaian konferensi yang berlangsung dari 24 November hingga 6 Desember 2007 itu.

Pukulan telak tokoh ateis

There Is a God: How the World's Most Notorious Atheist Changed His Mind (Ada Tuhan: Bagaimana Ateis Tersohor Sejagat Berubah Pandangannya) boleh dikata termasuk karya terpenting dunia yang terbit akhir Oktober 2007 lalu. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup sang penulis, tokoh ateis kukuh terkemuka di dunia, Anthony Flew, yang telah meninggalkan ateisme dan berganti mengimani Tuhan.

Anthony Flew bukanlah cendekiawan biasa. Selain pernah menyandang gelar profesor filsafat di sejumlah universitas terkenal di Inggris dan luar Inggris, dia adalah perintis ateisme modern. Theology and Falsification (Teologi dan Pembuktian Salah) adalah karya paling terkenalnya dan menjadi terbitan paling luas dicetak ulang dalam rentang 50 tahun terakhir. Di kancah debat tentang Tuhan, dia dikenal sebagai dedengkot ateis rujukan kelas dunia.

Einstein dan teori evolusi

Di samping pandangan Einstein, alasan utama lain yang menyebabkan kepindahan keyakinan Anthony Flew adalah ketidakmampuan teori evolusi, yang menolak penciptaan dan Pencipta, dalam menjelaskan asal usul kehidupan. Dalam wawancara yang diterbitkan situs www.tothesource.org, 30 Oktober 2007, Anthony Flew menjawab sebagaimana berikut saat ditanya tentang kepindahannya dari ateisme menuju iman kepada Tuhan:

Ada dua hal khususnya yang menentukan. Pertama adalah kecenderungan menguat dalam berpendapat sama dengan pemahaman Einstein dan ilmuwan terkemuka lainnya bahwa pasti terdapat suatu Kecerdasan di balik kerumitan yang saling terpadukan dari jagat raya materi ini.

Kedua adalah pemahaman pribadi saya bahwa kerumitan yang saling terpadukan dari kehidupan itu sendiri – yang jauh lebih rumit dibandingkan jagat raya materi – hanya dapat dijelaskan dengan istilah Sumber Cerdas.

Saya percaya bahwa asal usul kehidupan dan perkembangbiakan tidak dapat begitu saja dijelaskan dari sudut pandang biologis kendatipun banyak upaya untuk melakukan hal tersebut. Dengan setiap berlalunya tahun, semakin bertambah yang ditemukan tentang keberlimpahan dan kecerdasan fitri dari makhluk hidup, tampak semakin kurang mungkin bahwa sup kimiawi mampu layaknya sihir memunculkan kode genetis.

Perbedaan antara hidup dan tak-hidup, menjadi jelas bagi saya, adalah bersifat keberadaan dan bukan kimiawi. Penegasan terbaik tentang perbedaan mendasar ini adalah upaya menggelikan Richard Dawkin dalam [bukunya] The God Delusion (Khayalan Tuhan) untuk berpendapat bahwa asal usul kehidupan dapat disebabkan oleh “kebetulan mujur”. Jika itu penjelasan terbaik yang Anda punya, maka permainan telah usai... [...] ....Bukti itu sendirilah yang mengarahkan saya pada kesimpulan ini.

Demikianlah, teori evolusi telah diakui oleh mantan tokoh ateis terbesar dunia Anthony Flew sebagai tidak lagi memadai untuk menjelaskan asal usul kehidupan. Sebaliknya, ini berarti ilmu pengetahuan modern semakin membuktikan dengan jelas bahwa makhluk hidup diciptakan sengaja oleh Pencipta, dan bukan melalui peristiwa alamiah belaka tanpa ada penciptaan sengaja, sebagaimana dipaparkan teori evolusi.[cr/hid/www.hidayatullah.com]
Share this article

0 komentar: