Jumat, 11 Juli 2008

BERBAKTI PADA IBU BAPAK


Hikmah Berbakti Pada Orang Tua
Update : 16 / Februari / 2006
Edisi 19 Th. 2-2005M/1426H
Suatu hari Nabi Sulaiman as. melakukan perjalanan dengan terbang di udara mengendarai angin yang memang telah patuh pada beliau as. Nabi Sulaiman melayang-layang diatas lautan yang luas. Pada saat Nabi Sulaiman as. mengarahkan pandangannya ke dasar laut yang dalam, disitu terdapat suatu benda yang memantulkan cahaya dan sinarnya naik sampai ke permukaan laut. Nabi Sulaiman as. menyuruh angin untuk berhenti agar beliau bisa lebih seksama mengamati benda tersebut. Saat itu Nabi Sulaiman as. memerintahkan beberapa jin untuk mengambil benda tersebut yang tidak lain adalah sebuah kubah yang sangat indah yang terbuat dari batu zamrud.
Nabi Sulaiman as. sangat heran dan kagum atas keberadaan benda tersebut. Hal ini bukan hanya dikarenakan atas keindahan dan sinarnya yang memancar, tetapi di dalam kubah tersebut terdapat sesuatu yang tersembunyi. Nabi Sulaiman as. Lalu berdo’a, memohon kepada Allah Swt. agar diperlihatkan sesuatu yang ada dalam kubah tersebut. Seketika itu do’a Nabi Sulaiman as. dikabulkan oleh Allah Swt, kubah tersebut mulai terbuka secara perlahan-lahan, dan mulailah terlihat seorang pemuda yang sedang bersujud pada Allah Swt.
Nabi Sulaiman as. lalu bertanya pada pemuda yang terdapat dalam kubah tersebut. Nabi Sulaiman, “Assalamu’alaikum, ki sanak apakah kamu itu manusia malaikat atau jin ? Pemuda, “Aku adalah manusia biasa”. Nabi Sulaiman, “Kalau kamu manusia biasa, mengapa kamu bisa hidup ditempat seperti ini dan apa sebabnya kamu mendapat karomah dan kemuliaan yang sangat mulia ini dari Allah ? Pemuda, “Aku tidak tahu, tetapi sewaktu aku hidup di dunia aku sangat menghormati dan menyayangi kedua orang tuaku. Dahulu aku mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta. Keadaan ibuku sangat lemah, kemanapun aku pergi aku selalu menggendongnya dan aku selalu melayani apapun yang menjadi kebutuhannnya. Suatu hari ibuku berdo’a, “Ya Allah, apabila aku meninggal mendahului anakku nanti, berikanlah kemulyaan padanya, karena aku sangat menyayangi dan mencintainya. Tempatkanlah ia tidak di langit dan tidak di bumi”.
Pada suatu hari, setelah ibuku meninggal, aku berjalan-jalan di tepi laut untuk melihat pemandangan sambil melihat-lihat kekuasaan Allah. Saat itu aku di kejutkan oleh suatu benda yang bercahaya dari dalam laut. Lama-kelamaan benda tersebut naik ke permukaaan dan mulai menepi menghampiriku. Benda yang tidak lain adalah sebuah kubah putih dengan cahaya nya yang berkilauan itu mulai terbuka pintunya dan aku pun masuk ke dalamnya dan saat itulah pintunya tertutup dengan sendirinya. Setelah itu aku tidak tahu apakah aku berada di bumi atau di langit, dan Allah telah mencukupi segala kebutuhanku di dalamnya.
Nabi Sulaiman, “Bagaimana Allah memberikan rizki padamu”? Pemuda, “Ketika aku merasakan lapar maka dinding kubah ini mengeluarkan pohon yang berbuah yang buahnya tiada pernah aku temui di dunia dan di sebelahnya memancarkan air yang putih jernih lebih jernih dari air dunia dan rasanya lebih manis dari madu dan setelah aku merasa kenyang maka pohon serta mata air tadi kembali masuk dalam dinding kubah”. Nabi Sulaiman, “Bagaimana kamu mengetahui malam dan siang?” Pemuda, “Jika dinding kubah ini bersinar maka itu bertanda siang hari, dan jika sinarnya hilang maka itu bertanda malam hari”.
Melihat kejadian yang luar biasa itu, Nabi Sulaiman as. memuja dan mengagungkan nama Allah dan berdo’a agar kubah tersebut tertutup kembali dan memerintahkan pada jin untuk mengembalikan kubah tersebut ke asalnya yaitu di dasar laut yang dalam. (An Nawaadir)

0 komentar: