Membuka Pintu Rejeki Dengan Pola Pikir
Sesungguhnya apa yang terjadi pada siapapun di dunia ini bukanlah suatu
kebetulan. Ada yang mengatur, mempertemukan, menjadikan dan terjadilah
apa yang sedang dirasakan oleh setiap mahluk khususnya manusia. Bukan
kebetulan ada orang yang berpola bisnis sama dapat bertemu satu sama
lain. Bukan kebetulan ada yang hobinya selalu sakit-sakitan, kumat
meyuyu. Juga demen banget sih penderitaan menghampiri seseorang. Bukan
kebetulan juga sang penyakit pikiran (stress, depresi) menghampiri. Juga
yang sering terkena gangguan ilusi (konon kerasukan mahluk halus).
Namun ada pula yang bukan kebetulan malah dirasuki uang dan kekayaan,
jadi kaya lah dia.
Bukan kebetulan ada orang yang sukses, mudah rejekinya, mudah karirnya. Bukan kebetulan ada pola kehidupan seseorang meraih sukses namun perlu jatuh bangun dulu. Namun ada juga yang tanpa kesulitan dapat meraih yang diinginkan.
Semua bukan kebetulan...apa rahasianya?
Kalau jawabannya yah Tuhan sudah mengatur demikian.....selesai sudah, gak ada pembelajaran. Sesungguhnya semua ada rahasianya karena semua terjadi tidak kebetulan.
Banyak keluarga berada yang hidupnya sangat higienis selalu menggunakan antiseptic agar selalu sehat, dan sudah menghamburkan uang maintenance kesehatan. Nyatanya justru dari golongan ini banyak sekali yang kena penyakit kambuhan. Kadang saya ledek mereka, itu tuh sahabat saya yang cuma mengais rejeki dari sampah, bahkan kerjaannya memegang kotoran binatang dan memakan tanpa antiseptic, nyatanya sehat-sehat saja. Jarang sakit. Paling penyakitnya cuma sebentaran doang, Kenapa?
Banyak yang sering curhat, kenapa saya diumur setua ini kalau ingin meraih sesuatu atau keberhasilan, selalu saja jatuh bangun gabruk gabrukan dulu baru deh berhasil. Dan ini terjadi sejak kecil. Kenapa? Padahal banyak juga tuh yang mudah-mudah saja sejak kecil, apa yang diinginkan selalu tercapai dengan mudah dan beruntung.
Juga banyak sekali yang selalu gagal memegang bisnis, organisasi, jabatan. Baru dikelola sebentar sudah mandek. Sementara banyak juga yang mulus mulus saja bin lancar hingga berkembang pesat.
Banyak sekali yang sejak kecil selalu stress, pusing meyuyu akhirnya jadi sakit-sakitan. Padahal banyak juga yang sejak kecil sehat sehat saja dan terus sehat hingga hari tua.
Banyak sekali yang kesulitan jodoh, padahal sudah dandan habis-habisan blass pake gaya serabutan alias apa aja dilakoni (kayak saya dulu). Padahal wajah lumayan, kantong lumayan, cenderung keren, namun kok susah jodohnya. Namun ada juga yang mudah-mudah saja walau wajah ya pas buat dilihat. Nyengir sedikit sudah ada yang menghampiri. Kenapa kok bisa begitu ya? Padahal konon Tuhan sudah menjadikan semua berpasangan. Namun nyatanya banyak yang jomblo ajah.
Banyak yang pake kerja keras sampai malam baru dapat rejeki untuk dapurnya. Sementara banyak yang cuma kerja bentaran ajah sambil nyengir, itu rejeki mengalir kayak air sungai bengawan solo pas lagi musim hujan. Meluap kemana-mana. Kenapa?
Sahabat,
Tuhan Maha Mengabulkan (dalam istilah agama saya DIA memiliki sifat YA MUJIB (maha pengabul))
Dan DIA ada dalam sangkaan hambanya juga ada dalam niat hambanya. Bahasa kerennya sih, MINDSET alias pola pikir.
Pola pikir inilah ibarat jahitan konveksi harus ada polanya. Apapun polanya, maka siapapun tukang jahit pasti bikin baju/celana tersebut akan sama sesuai pola. Dan sampai kapanpun hasil jahitan ya begitu begitu saja, sesuai polanya.
Sama saja seperti rekaman kaset, kalau pola rekamannya dangdut meyuyu, yah pas pagi buta disetel lagi...pasti lagunya dangdut. Kalo pola rekamannya lagu mendayu-dayu, ya sampai kapanpun lagunya ya itu itu ajah. Gak pernah berubah.
Pola pikir (mindset) alias sangkaan / niat yang didalamnya ada TUHAN sedang bekerja, seringkali TIDAK PERNAH DISADARI terlontar atau tercipta.
Contoh:
Maunya diet, akhirnya habis-habisan deh makan ditakar, plus "TRIT MIL". Namun kok ya badannya malah gelembung kayak ikan mas koki yang buntek belendung. Kenapa bisa begitu sahabat, karena ketika melakoni perilaku tersebut....pola pikirnya selalu takut kegemukan. Melakukan itu semua karena takut glembor-glembor badannya. Maka rekaman otak-pikiran-hati akan merekam "GEMUK dan GLEMBOR-GLEMBOR"
Itu juga yang terjadi sama orang banyak makan, selalu teratur agar tidak kurus...yah setidaknya gak kayak papan penggilasan buat nyuci. Nyatanya makan sebakul, badannya kerempeng meyuyu. Kenapa? Karena pola pikirnya sambil ngabisin ransum dapur, otaknya berpola TAKUT KURUS. So, rekamannya jadi KURUS beneran.
Demikian juga karena sejak kecil orangtuanya selalu memotivasi agar kerja keras hingga larut supaya dapat rejeki. Ya bagus, jadilah anak tersebut berkembang jadi pekerja keras bahkan hingga larut malam, sampai "dicengirin" sama rembulan dan dapatlah rejeki. Namun lucunya, kalo gak kerja keras, maka rejeki gak datang. Kenapa?
Karena pola sangkaan yang tercipta adalah: DAPAT REJEKI KALAU KERJA KERAS SAMPAI MALAM. Jadi kalau kerjanya cuma sampai siang, ya gak dapat rejeki.
Sama seperti kebiasaan pola sangkaan: "Pagi-pagi harus bergerak, agar dapat rejek..." Maka kalau dia kesiangan, maka kecenderungan rejeki gak datang. Kenapa? Karena settingan programnya adalah DAPAT REJEKI KALAU BERGERAK DI PAGI HARI. Banyak yang kesiangan, cuman cengar cengir, dapat rejeki tuh.....
Pola pikir sangkaan inilah yang menjadi kebiasaan terekam kuat dalam otak (hardware), pikiran (software) hingga hati batin (tersembunyi) dan menjadi KARAKTER.
Jadilah semuanya seperti KARAKTER PSIKOSOMATIK, karakter berulang selalu terjadi...dan terus begitu saja kisah kejadiannya. Karena polanya demikian.
Pernah ada seseorang penjual hebat sehingga dari hasil kantoran tersebut, dia berhasil membangun pabrik sendiri dan keluarlah dari kantornya......untuk berwirausaha dari hasil job disc sebagai seorang sales kantoran. Pas ditanya apa sih rahasianya kok jualannya bisa bagus banget. Tentu jawabannya klise: ya kerja keras dong dengan manajemen.
Namun sesungguhnya saya tahu persis: kerjaannya hanya datang ke kantor sebentar, buat laporan, lalu keluarlah deh tidur-tiduran di mesjid (tafakur) lalu jalan-jalan dan menjemput kontrak bisnis. Happy sekali dan penuh keberuntungan. SMS order bejibun berdatangan tanpa susah payah. Sementara yang lain sudah pake SPEAK ENGLISH dan GAYA TRENDY plus kerja keras hingga larut malam, namun selalu kurang beruntung. Apa rahasianya?
Yaitu karena sangkaan sang sales tersebut yang layaknya programming terekam dalam magnet dirinya (otak-pikiran-hati-badan) hingga semesta alam dan magnet itu bekerja menarik (hukum law of attraction) sesuai rekaman pola sangkaan tersebut. Dia menyangka seperti sebuah wirid tiada henti bahwa rejeki itu mudah berdatangan dari manapun tanpa henti.
Seorang jomblo yang sukses bertahun-tahun dengan jomblonya akhirnya "ngeh" tersadarkan karena setelah tafakur (merenungi) dan tadabur intropeksi, menyadari selama ini selalu menyangkakan jodohnya kayak begini...bentuknya begini, kekayaannya begini....
Bisa jadi karena sangkaannya demikian, maka pasangannya yang sudah digariskan Tuhan untuk ketemu menjadi tidak jadi diketemukan. Karena beda frekuensi, alias gak koneksi. Ibarat proses pengiriman, standard yang mau dikirim ke tujuan adalah spek A, lah gak tahunya penerimanya sudah mengajukan spek lain yang tidak standard. Akhirnya semuanya tertunda menunggu approval dari pusat dulu.
Dan ketika dia banyak minta ampun atas sangkaannya (yang berkehendak sendiri) nyaris setiap saat serta merubah pola sangkaannya bahwa Tuhan sudah melimpahi pasangan hidup yang sesuai untuknya. Maka datanglah pasangan itu tidak tersangkakan dalam suatu perjalanan dan akhirnya cocok lalu menikah.
Jadi semua bukan kebetulan, yang terjadi akibat do'a tidak disadari dari NIAT SEPELE dan SANGKAAN (POLA PIKIR) yang terpatri sejak kecil.....
Sebuah pelajaran AKHLAK POSITIF dari nilai-nilai ajaran agama yang sering DISEPELEKAN.
Bukan kebetulan ada yang hidupnya begitu mudah, rejeki berdatangan tanpa susah payah, kesuksesan, keberuntungan (keberkahan), hingga cerita kebalikannya yang penuh kesedihan, penderitaan, penyakitan, kurang beruntung dan lain-lain.
Orang positif yang sejak kecil diajarkan nilai positif dan menjadi KARAKTER POLA KEHIDUPAN, maka sampai kapanpun hidupnya penuh hal-hal positif, kesuksesan dan keberuntungan.
Namun sebaliknya sejak kecil kurang diajarkan nilai MINDSET, SANGKAAN, POLA PIKIR POSITIF, NIAT BAIK, KHUSNUDZON, dan terciptalah POLA KEHIDUPANNYA menjadi bermasalah.
Namun dunia belum kiamat, karena masih punya nafas khan?
Jadi selagi masih hidup dan bernafas, marilah kita rubah kehidupan ini dengan merubah SANGKAAN MENJADI POSITIF DAN NIAT BAIK.
"Anakku, istriku, suamiku, rumah tanggaku, pekerjaanku yang selalu membawa keberuntungan"
"Hidupku beruntung karena rejeki selalu berdatangan dengan mudah"
"Tuhan selalu melimpahkanku keberuntungan, apa yang kuinginkan selalu ada nyata..."
"Tuhan selalu melimpahkan pelanggan berdatangan tiada kenal waktu..."
"Tuhan memurahkan segala yang kubutuhkan dalam kehidupan ini...."
"Tuhan selalu melimpahkanku keberuntungan jodoh selalu berdatangan sesuai waktunya..."
dan lain-lain
Namun layaknya sebuah pita rekaman, akan berjalan baik bila pita rekaman lama yang berisi sangkaan salah sejak kecil itu dicabut, dikeluarkan. Barulah ditanamkan program sangkaan baru yang kuat terekam dalam otak-pikiran-badan serta di langit dan bumi.
Salam MAHAKOSMOS buat seluruh sahabatku yang memberikanku keberuntungan,
Jaga selalu hatimu
mas kris
"orang biasa saja, namun biasa selalu beruntung...."
Hidup sudah merupakan limpahan keberuntungan tiada hentinya bagi diriku untuk mengenal Sang Pemberi Keberuntungan (keberkahan).
Sumber : http://mahakosmos.com
Bukan kebetulan ada orang yang sukses, mudah rejekinya, mudah karirnya. Bukan kebetulan ada pola kehidupan seseorang meraih sukses namun perlu jatuh bangun dulu. Namun ada juga yang tanpa kesulitan dapat meraih yang diinginkan.
Semua bukan kebetulan...apa rahasianya?
Kalau jawabannya yah Tuhan sudah mengatur demikian.....selesai sudah, gak ada pembelajaran. Sesungguhnya semua ada rahasianya karena semua terjadi tidak kebetulan.
Banyak keluarga berada yang hidupnya sangat higienis selalu menggunakan antiseptic agar selalu sehat, dan sudah menghamburkan uang maintenance kesehatan. Nyatanya justru dari golongan ini banyak sekali yang kena penyakit kambuhan. Kadang saya ledek mereka, itu tuh sahabat saya yang cuma mengais rejeki dari sampah, bahkan kerjaannya memegang kotoran binatang dan memakan tanpa antiseptic, nyatanya sehat-sehat saja. Jarang sakit. Paling penyakitnya cuma sebentaran doang, Kenapa?
Banyak yang sering curhat, kenapa saya diumur setua ini kalau ingin meraih sesuatu atau keberhasilan, selalu saja jatuh bangun gabruk gabrukan dulu baru deh berhasil. Dan ini terjadi sejak kecil. Kenapa? Padahal banyak juga tuh yang mudah-mudah saja sejak kecil, apa yang diinginkan selalu tercapai dengan mudah dan beruntung.
Juga banyak sekali yang selalu gagal memegang bisnis, organisasi, jabatan. Baru dikelola sebentar sudah mandek. Sementara banyak juga yang mulus mulus saja bin lancar hingga berkembang pesat.
Banyak sekali yang sejak kecil selalu stress, pusing meyuyu akhirnya jadi sakit-sakitan. Padahal banyak juga yang sejak kecil sehat sehat saja dan terus sehat hingga hari tua.
Banyak sekali yang kesulitan jodoh, padahal sudah dandan habis-habisan blass pake gaya serabutan alias apa aja dilakoni (kayak saya dulu). Padahal wajah lumayan, kantong lumayan, cenderung keren, namun kok susah jodohnya. Namun ada juga yang mudah-mudah saja walau wajah ya pas buat dilihat. Nyengir sedikit sudah ada yang menghampiri. Kenapa kok bisa begitu ya? Padahal konon Tuhan sudah menjadikan semua berpasangan. Namun nyatanya banyak yang jomblo ajah.
Banyak yang pake kerja keras sampai malam baru dapat rejeki untuk dapurnya. Sementara banyak yang cuma kerja bentaran ajah sambil nyengir, itu rejeki mengalir kayak air sungai bengawan solo pas lagi musim hujan. Meluap kemana-mana. Kenapa?
Sahabat,
Tuhan Maha Mengabulkan (dalam istilah agama saya DIA memiliki sifat YA MUJIB (maha pengabul))
Dan DIA ada dalam sangkaan hambanya juga ada dalam niat hambanya. Bahasa kerennya sih, MINDSET alias pola pikir.
Pola pikir inilah ibarat jahitan konveksi harus ada polanya. Apapun polanya, maka siapapun tukang jahit pasti bikin baju/celana tersebut akan sama sesuai pola. Dan sampai kapanpun hasil jahitan ya begitu begitu saja, sesuai polanya.
Sama saja seperti rekaman kaset, kalau pola rekamannya dangdut meyuyu, yah pas pagi buta disetel lagi...pasti lagunya dangdut. Kalo pola rekamannya lagu mendayu-dayu, ya sampai kapanpun lagunya ya itu itu ajah. Gak pernah berubah.
Pola pikir (mindset) alias sangkaan / niat yang didalamnya ada TUHAN sedang bekerja, seringkali TIDAK PERNAH DISADARI terlontar atau tercipta.
Contoh:
Maunya diet, akhirnya habis-habisan deh makan ditakar, plus "TRIT MIL". Namun kok ya badannya malah gelembung kayak ikan mas koki yang buntek belendung. Kenapa bisa begitu sahabat, karena ketika melakoni perilaku tersebut....pola pikirnya selalu takut kegemukan. Melakukan itu semua karena takut glembor-glembor badannya. Maka rekaman otak-pikiran-hati akan merekam "GEMUK dan GLEMBOR-GLEMBOR"
Itu juga yang terjadi sama orang banyak makan, selalu teratur agar tidak kurus...yah setidaknya gak kayak papan penggilasan buat nyuci. Nyatanya makan sebakul, badannya kerempeng meyuyu. Kenapa? Karena pola pikirnya sambil ngabisin ransum dapur, otaknya berpola TAKUT KURUS. So, rekamannya jadi KURUS beneran.
Demikian juga karena sejak kecil orangtuanya selalu memotivasi agar kerja keras hingga larut supaya dapat rejeki. Ya bagus, jadilah anak tersebut berkembang jadi pekerja keras bahkan hingga larut malam, sampai "dicengirin" sama rembulan dan dapatlah rejeki. Namun lucunya, kalo gak kerja keras, maka rejeki gak datang. Kenapa?
Karena pola sangkaan yang tercipta adalah: DAPAT REJEKI KALAU KERJA KERAS SAMPAI MALAM. Jadi kalau kerjanya cuma sampai siang, ya gak dapat rejeki.
Sama seperti kebiasaan pola sangkaan: "Pagi-pagi harus bergerak, agar dapat rejek..." Maka kalau dia kesiangan, maka kecenderungan rejeki gak datang. Kenapa? Karena settingan programnya adalah DAPAT REJEKI KALAU BERGERAK DI PAGI HARI. Banyak yang kesiangan, cuman cengar cengir, dapat rejeki tuh.....
Pola pikir sangkaan inilah yang menjadi kebiasaan terekam kuat dalam otak (hardware), pikiran (software) hingga hati batin (tersembunyi) dan menjadi KARAKTER.
Jadilah semuanya seperti KARAKTER PSIKOSOMATIK, karakter berulang selalu terjadi...dan terus begitu saja kisah kejadiannya. Karena polanya demikian.
Pernah ada seseorang penjual hebat sehingga dari hasil kantoran tersebut, dia berhasil membangun pabrik sendiri dan keluarlah dari kantornya......untuk berwirausaha dari hasil job disc sebagai seorang sales kantoran. Pas ditanya apa sih rahasianya kok jualannya bisa bagus banget. Tentu jawabannya klise: ya kerja keras dong dengan manajemen.
Namun sesungguhnya saya tahu persis: kerjaannya hanya datang ke kantor sebentar, buat laporan, lalu keluarlah deh tidur-tiduran di mesjid (tafakur) lalu jalan-jalan dan menjemput kontrak bisnis. Happy sekali dan penuh keberuntungan. SMS order bejibun berdatangan tanpa susah payah. Sementara yang lain sudah pake SPEAK ENGLISH dan GAYA TRENDY plus kerja keras hingga larut malam, namun selalu kurang beruntung. Apa rahasianya?
Yaitu karena sangkaan sang sales tersebut yang layaknya programming terekam dalam magnet dirinya (otak-pikiran-hati-badan) hingga semesta alam dan magnet itu bekerja menarik (hukum law of attraction) sesuai rekaman pola sangkaan tersebut. Dia menyangka seperti sebuah wirid tiada henti bahwa rejeki itu mudah berdatangan dari manapun tanpa henti.
Seorang jomblo yang sukses bertahun-tahun dengan jomblonya akhirnya "ngeh" tersadarkan karena setelah tafakur (merenungi) dan tadabur intropeksi, menyadari selama ini selalu menyangkakan jodohnya kayak begini...bentuknya begini, kekayaannya begini....
Bisa jadi karena sangkaannya demikian, maka pasangannya yang sudah digariskan Tuhan untuk ketemu menjadi tidak jadi diketemukan. Karena beda frekuensi, alias gak koneksi. Ibarat proses pengiriman, standard yang mau dikirim ke tujuan adalah spek A, lah gak tahunya penerimanya sudah mengajukan spek lain yang tidak standard. Akhirnya semuanya tertunda menunggu approval dari pusat dulu.
Dan ketika dia banyak minta ampun atas sangkaannya (yang berkehendak sendiri) nyaris setiap saat serta merubah pola sangkaannya bahwa Tuhan sudah melimpahi pasangan hidup yang sesuai untuknya. Maka datanglah pasangan itu tidak tersangkakan dalam suatu perjalanan dan akhirnya cocok lalu menikah.
Jadi semua bukan kebetulan, yang terjadi akibat do'a tidak disadari dari NIAT SEPELE dan SANGKAAN (POLA PIKIR) yang terpatri sejak kecil.....
Sebuah pelajaran AKHLAK POSITIF dari nilai-nilai ajaran agama yang sering DISEPELEKAN.
Bukan kebetulan ada yang hidupnya begitu mudah, rejeki berdatangan tanpa susah payah, kesuksesan, keberuntungan (keberkahan), hingga cerita kebalikannya yang penuh kesedihan, penderitaan, penyakitan, kurang beruntung dan lain-lain.
Orang positif yang sejak kecil diajarkan nilai positif dan menjadi KARAKTER POLA KEHIDUPAN, maka sampai kapanpun hidupnya penuh hal-hal positif, kesuksesan dan keberuntungan.
Namun sebaliknya sejak kecil kurang diajarkan nilai MINDSET, SANGKAAN, POLA PIKIR POSITIF, NIAT BAIK, KHUSNUDZON, dan terciptalah POLA KEHIDUPANNYA menjadi bermasalah.
Namun dunia belum kiamat, karena masih punya nafas khan?
Jadi selagi masih hidup dan bernafas, marilah kita rubah kehidupan ini dengan merubah SANGKAAN MENJADI POSITIF DAN NIAT BAIK.
"Anakku, istriku, suamiku, rumah tanggaku, pekerjaanku yang selalu membawa keberuntungan"
"Hidupku beruntung karena rejeki selalu berdatangan dengan mudah"
"Tuhan selalu melimpahkanku keberuntungan, apa yang kuinginkan selalu ada nyata..."
"Tuhan selalu melimpahkan pelanggan berdatangan tiada kenal waktu..."
"Tuhan memurahkan segala yang kubutuhkan dalam kehidupan ini...."
"Tuhan selalu melimpahkanku keberuntungan jodoh selalu berdatangan sesuai waktunya..."
dan lain-lain
Namun layaknya sebuah pita rekaman, akan berjalan baik bila pita rekaman lama yang berisi sangkaan salah sejak kecil itu dicabut, dikeluarkan. Barulah ditanamkan program sangkaan baru yang kuat terekam dalam otak-pikiran-badan serta di langit dan bumi.
Salam MAHAKOSMOS buat seluruh sahabatku yang memberikanku keberuntungan,
Jaga selalu hatimu
mas kris
"orang biasa saja, namun biasa selalu beruntung...."
Hidup sudah merupakan limpahan keberuntungan tiada hentinya bagi diriku untuk mengenal Sang Pemberi Keberuntungan (keberkahan).
Sumber : http://mahakosmos.com
0 komentar:
Posting Komentar