Terapi Ikhlas ya cuma hidup harmoni dan selaras ajah….
Banyak yang bertanya, bahkan juga alumni praktisi yang mengalami
masalah kehdupan sering melupakan bahwa konsep dasar Terapi Hati Terapi
Ikhlas adalah hidup selaras dengan diri sendiri, sesama, alam sekitar
dan juga kepada sebutan nama Tuhan yang satu. Dalam ajaran agama juga
bisa disebut: Habluminannas dan Habluminallah.
Masalah kehidupan termasuk penyakit didalamnya adalah terjadi karena
ketidakselarasan. Dengan diri sendiri ya itu seringkali kita mengabaikan
keinginan diri sendiri yang datang dari dalam dada (hati / jiwa),
sehingga seringnya memendam perasaan akhirnya jadi mindset yang sangat
kuat namun negatif. Ujung-ujungnya, sepanjang hari datanglah terus
energi negatif yang tersedot tertarik oleh programming tersebut. Juga
bisa menjadikan penyakit stress, depresi, dan traumatik akibat memendam
perasaan terlalu dalam. Parahnya, ya bisa jadi gangguan kejiwaan bila
programming negatifnya sudah terlampau jauh masuk ke hati – alam bawah
sadar terdalam.
Ketidakselarasan dengan diri sendiri sendiri juga bisa terjadi karena
ketidaksesuaian antara omongan, pikiran, dan gerak tubuh. Omongannya
sih oke-oke saja, baik-baik saja terkesan agamais sekali, santun,
accepted style alias nrimo dengan situasi apapun misalnya keputusan
keluarga, kantor, hubungan suami istri dan lain-lain. Namun perasaannya
tidak menerima, so jadilah penyakit karena memendam ketidaksesuaian.
Banyak rumah tangga akhirnya bubar, karena diluarnya manis sekali deh
namun didalam perasaan masing-masing tidak ada keselarasan.
Hubungan kurang selaras, harmoni dengan tetangga, rekan, teman,
relasi juga mengakibatkan tersumbatnya rejeki kehidupan. Saya sering
melihat, ada keluarga tertimpa musibah namun tidak ada tetangga yang
bantu menolong atau datang. Ironisnya yang datang membantu adalah teman
yang baru dikenalnya dari jauh sekali. Juga pernah mencari alamat
seseorang, namun tetangga kiri kanan depan belakang kok ya gak ada yang
kenal. Ya, rejeki yang saya antarkan jadi gak sampai deh.
Banyak sekali yang saya temui seseorang yang lamban sekali terkesan
terhambat untuk naik karirnya. Ternyata banyak diantaranya ya gak
selaras dengan seluruh atasannya. Ketidakselarasan dengan cara berpikir,
konsep, visi misi, juga hobi. Atasannya senang main golf, lha dia
senang main golok. Juga konsep visi misi cara bekerjanya. Ya gak ketemu.
Siapapun ingin sekali memiliki team yang solid yang selaras harmoni
dalam kesamaan cara berpikir, visi misi, dan cara hidup. Inilah yang
seringkali menjadi key decision untuk memilih partner kerja yang cocok
dengan dia.
Ketidakselarasan dengan cara berpikir, cara berkata, perilaku /
perbuatan, sifat, juga menjadi salah satu penyebab permasalahan hidup.
Apapun energi negatif yang dihasilkan oleh kesemua cara hidup tersebut
menimbulkan produksi energi negatif yang bersemayam di rongga-rongga
badannya, darahnya, dan semua anggota tubuhnya. Jadilah menarik apapun
energi yang sama kepada dirinya.
Semua keselarasan antara diri sendiri, sesama, alam sekitar adalah
wujud dari perpaduan energi horizontal yang merambat satu sama lain,
terkoneksi karena hukum koneksitas oleh suatu persamaan. Kesamaan misi,
visi, sifat, karakter, hobbi, pekerjaan, dan apapun akhirnya
mempertemukan siapapun apapun yang memiliki kesamaan untuk berhubungan
satu sama lain mewujudkan niat dan impian masing-masing.
Namun sering terlupakan bahwa energi horizontal akan semakin kuat dan
bahkan akan redup bermasalah, bila tidak menerima energi kuat dari atas
(vertikal). Yaitu energi Sang Pemilik Kehidupan yang Satu. Sumber Power
yang maha luarbiasa yang menghidupi.
Banyak kasus yang saya temui, masalah kehidupan selalu muncul silih
berganti laksana antrian beli karcis. Ternyata sumber masalahnya karena
ketidakselarasan dengan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan yang merupakan
kesadaran tertinggi dalam cara hidup.
Kisah lucu banyak saya dengar, seorang yang pekerjaannya negatif
sekalipun akan diberi rejeki dan kemudahan ketika dia berdo’a meyakini
kepada Sang Maha Hidup yang Ahad. Mengais rejeki dengan cara jahat pun
ternyata tetap diberikan rejeki kasihNya.
Namun apes dan masalah akan muncul ketika dia sudah benar-benar meninggalkanNya. Karena DIA juga akan meninggalkannya.
Apapun itu kisahnya, Dia yang Satu akan berbalas sama dalam
kehidupan. Untuk urusan duniawi pun Dia akan memudahkan mereka yang
memudahkan urusan horizontal. DIA sang Esa akan menyedekahkan kekayaan
kepada mereka yang menyedekahkan hartanya. DIA akan menaungi dengan
kesempurnaan kebaikan kepada mereka yang juga berlaku baik. Begitupun
sebaliknya, sebesar biji sagapun akan dihitung berbalas. sama. Kebaikan
dibalas dengan pahala alias balasan baik. Kejahatan akan dibalas dosa
alias balasan negatif.
Demikian juga Sang Esa akan berbalas sama untuk urusan hidup setelah
kematian jasmani. Setidaknya apapun bentuk kehidupan surgawi dunia
ataupun neraka dunia yang sekarang ini dialami adalah cerminan miniatur
dari kehidupan nanti.
Hukum Semesta selalu berbalas sama, siapapun yang bermindset duniawi
akan mendapatkan duniawi. Siapapun bermindset surgawi akan mendapatkan
surgawi. Siapapun yang bermindset hidup hanya DIA dan ikhlas kepada DIA,
maka akan kembali kepada DIA.
Hidup adalah present time, lupakan masa lalu, closing dan tatap masa depan.
Dan mindset hidup masa depan nanti juga merupakan suatu pilihan.
Silahkan memilih.
Salam Ikhlas dan “Love”
Jumat, 21 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar